" Three words I can sum up everything I've learned about life: it goes on. " Robert Frost

Thursday, August 1, 2013

Berkaca di Panasnya Aspal Ibukota

Kemarin pagi ketika sesaat lagi sampai di terminal Blok M, gue menemukan keramaian di tengah jalan (literally tengah jalan, karena persis ditengah perempatan gede deket Universitas Al Azhar situ) yang ternyata telah terjadi kecelakaan. Setelah diliat lagi ada seseorang yang meninggal. Kenapa gue yakin bilangnya meninggal, soalnya sekujur tubuhnya udah ditutupi oleh koran. Meskipun ditengah-tengah, si bapak berada di jalur busway. Dibelakangnya beberapa meter terlihat sebuah bus Transjkt berhenti (gue nggak tau itu yang nabrak atau bukan). Lagi lagi hal yang kaya gini terulang. 

Mungkin salah si bapak atau salah si Transjkt atau salah dua-duanya. Gue nggak tau pasti. Yang jelas gue ngeliat ini sebagai hal yang sangat disayangkan. Apa rasanya jadi keluarga beliau, entah itu anaknya, istrinya atau mungkin ibu bapaknya. Siapa yang nyangka di hari yang masih sepagi itu dia harus merenggang nyawanya.

Emang umur seseorang tidak dapat ditebak oleh siapapun. Tidak juga ada yang tau bagaimana dan kapan ajal akan menyambangi. Tapi setidaknya perasaan seperti itu akan tetap menghancurkan hati orang yang kenal dengannya. Kehilangan tidak pernah menjadi mudah, apalagi dalam kasus ini.

Terlepas dari salahnya siapa, memang ada baiknya berhati-hati dalam menggunakan jalan umum. Bukan hanya sekadar hati-hati akan diri tapi juga waspada akan sekitar. Ketika kita sudah berada di jalur yang benar dengan kecepatan yang aman pun belum tentu membuat kita selamat karena mungkin saja pengguna jalan lain yang lagi ngawur. Nah apalagi kalau kita sudah nggak benar. Kemungkinan dijerat bahaya akan menjadi berlipat ganda. 

Nggak sekali gue ngeliat kecelakaan di jalan, kalian pun mungkin gitu. Dan setiap ngeliat itu perasaan gue nyesss. Gue nggak akan pernah siap kalau itu terjadi buat gue. Entah sebagai yang kecelakaan atau sebagai yang ditinggalkan. Setiap abis ngeliat gitu juga gue akan menjadi lebih baik di rumah (hahahhaa ini manusiawi dong, kalau udah takut sesuatu yang buruk terjadi baru deh baik-baik). 

Tulisan ini cuma buat ngebagi rasa dan pengalaman. Mungkin juga bisa jadi cermin bahwa menjaga keselamatan diri sendiri dan orang lain sudah layak jadi kewajiban. Kalau kita nggak ingin kehilangan, orang lain juga pasti begitu kan? Sebisa mungkin hindari diri jadi korban atau pelaku. Keduanya sama-sama berada di keadaan yang buruk. Lebih baik menjaga dan mengantisipasi daripada mengobati kan? :)

No comments:

Post a Comment