" Three words I can sum up everything I've learned about life: it goes on. " Robert Frost

Thursday, July 12, 2012

Mungkin. Segera. Sampai Bertemu.

Aku bukan manusia perkasa yang mampu menahan sakit hati yang sama. Jika kini aku terus bertahan karena ada satu sisi diri ini yang percaya bahwa masih ada yang mampu diperjuangkan dari apa yang dulu pernah kita miliki. Tapi aku juga percaya ada kala aku akan berhenti lalu mengayuh langkah lain. Aku hanya tak ingin pernah menyesali apapun suatu hari nanti di masa datang. Aku tak ingin jika nanti di masa depan, aku melongok ke belakang lalu aku menyadari masih ada saat yang aku tinggalkan tanpa sempat aku perjuangkan terlebih dahulu, lalu kemudian aku hidup dalam sesal. Tapi aku juga tak ingin terus bodoh dan mengalah pada perasaan, cerita dan hari kita akan teruas menjadi kenangan yang sudah semakin jauh tak terjamah, tak lekas bisa diperbaiki apalagi untuk diulang. Aku ingin memberi ruang pada logika untuk punya kesempatan mengambil alih jasad ini. Membawanya untuk melihat bentangan luas yang siap menanti kala beban masa lalu itu siap ku lepaskan dari panggulan dan ku tinggalkan sebagai suatu perjuangan yang telah selesai dan pantas untuk dibanggakan di hari esok. Namun, aku terus berada di persimpangan, beban ini sudah semakin berat, aku mulai tak sanggup untuk terus memanggulnya dalam setiap langkah yang ku jejak, mulai terasa tak lagi pantas, merasa ujung perjuangan ini sudah semakin dekat, waktu ku tak lagi banyak. Tapi sisi lain diri ini masih naif, masih ingin terus tersesat dalam labirin permainan kenangan yang sama, belum ingin beranjak karena merasa belum siap dan belum mampu terbiasa tanpa beban yang dipanggul. Tapi sisi lain itu tak lagi lebih hebat kini, aku melangkah kian pasti, logika acapkali menguasai dan memandu langkahku. Lalu kesadaran pun muncul, bahwa aku memang telah siap menanggalkan beban ini dan melangkah ringan menyongsong asa yang terbentang. Setahun hampir, aku lelah, punggung pun berteriak putus asa dengan beban yang sudah menjadi bangkai ini. Maka, aku akan membiarkan langkah ini dibimbing oleh logika, biar bangkai ini teronggok sepi dalam sudut kenangan menjadi pelajaran di masa datang. Bahwa dulu pernah ada kisah hebat yang terajut di sana dan mungkin setelah ia tertinggal di belakang, aku siap merajut kisah dalam asa yang baru. Mungkin. Segera. Aku akan segera kembali melangkah melepas beban. Tunggu aku wahai penantang esok. Sampai bertemu di bawah dekapan hangat matahari hari esok. -NDN

No comments:

Post a Comment