" Three words I can sum up everything I've learned about life: it goes on. " Robert Frost

Wednesday, July 31, 2013

Putaran Pertanyaan

Kalau mendongak lantas menjadikan mu angkuh, lalu apakah menunduk menjadikan mu bersahaja? Sesederhana itukah perilaku seseorang dinilai oleh lingkungannya? Tidakkah berlebihan menjadikan sesuatu berubah buruk? Tapi tidakkah manusia menjalani hidup begitu adanya tanpa sempat menjadi adil bahkan bagi dirinya sendiri? Lalu siapa yang pantas dipersalahkan untuk itu? Dunia yang terus berputar menggiring hari tanpa sempat bertanya kita sanggup mengejar atau tidak? Atau salah adil yang begitu sulit diciptakan? Atau malah salah kita, raga yang berjiwa namun mati rasa dengan keseimbangan? Jawaban satu hanya akan mengantarkan pada pertanyaan lain yang belum tentu mampu terjawab. Mungkin itu namanya misteri hidup.

Percobaan Pertama ditengah Ketersesatan

Apa ya ini? Lanjutan mungkin dari postingan gue sebelumnya "Tersesat". Jadi ceritanya one of mine have read that post and ask me "kenapa gue bosen". Lalu menyarankan untuk nyoba nulis tentang kebosanan gue itu. Oleh karena itu.. hadirlah postingan ini.

Akhir-akhir ini iya gue emang lagi ngejalanin rutinitas baru. Yang dulunya kuliah senin-jumat dan masih punya kesempatan buat cabut dan haha hihi. Sekarang gue lagi "terjebak" dalam rutinitas 9 - 5 nya warga ibukota. Itu yang seharusnya padahal kenyataannya, gue harus bangun setengah 7 berebutan bus (yang kadang dengan kenyataan pahit bahwa gue harus berdiri) sekitar satu jam setengah - dua jam dan nanti pulangnya gitu lagi. Anggaplah keluar kamar jam 7 pagi nanti baru masuk lagi jam 8 malam. 

Terus gue disini mau protes? Nggak lah. Namanya hidup ada perputarannya, nggak mungkin selamanya gue kuliah tanpa punya tanggung jawab lebih lagi dari itu. Tapiii gue mungkin lagi di titik baru akan belajar beradaptasi dengan rutinitas yang menjemukan ini. Bukan, ini bukan karena suasana kantor yang bosenin atau apa, ini cuma karena gue ngerasa belum siap dengan tanggung jawab yang wajib. Dulu gue tinggal itung jatah absen terus cabut sesukanya, sekarang nggak mungkin gitu.

Gue juga nggak pengen selamanya ngeluh, tapi bosen iya banget! Ngerasa akhir-akhir ini apa-apa jadi serba monoton dan stick to the schedule. Gue lebih seneng kejutan-kejutan kaya kapan inget bisa tiba-tiba buat janji, lah ini buat janji dari seminggu yang lalu aja bisa batal apalagi yang sok mendadak.

Kebayang sih gimana menjemukannya hidup orang kantoran yang berkutat di kegiatan yang itu-itu aja bertahun-tahun. It won't easy and need a great commitment to do it regularly. Apa yang mereka lakukan itu hebat. Someday mungkin gue akan mengambil bagian dari rutinitas membosankan itu atau mungkin someday gue bakal punya rutinitas yang lebih menyenangkan. Nggak ada yang tau, yang pasti sekarang gue butuh jalan keluar atau paling nggak cara untuk lebih menikmati ini dan berhenti mikirin waktu tidur dan main-main hahahaa. I'm still human by the way.

*akhirnya ada satu tulisan yang jadi walaupun belum sepenuhnya ngalir dan stuck hampir 2 jam meski udah di bantu 3 album Maroon 5 dan 3 album The Script

Tuesday, July 30, 2013

Tersesat

Ini perasaan aneh yang aneh aja soalnya belum pernah kaya gini berasanya.

Keadaan yang mana gue menulis setiap harinya, ratusan kata, beberapa judul dan terlihat lancar aman terkendali. 

Tapi di satu sisi, gue nggak bisa menulis lagi apa yang ada dikepala dan hati. Maksudnya jelas bukan sekadar di kepala, karena kalau sekadar dikepala ya semua artikel "wajib" itu pasti dipikirin bener dulu baru ditulis. Yang gue maksud itu ya tulisan yang memang gue tulis karena gue pengen, karena pop up dari pikiran.

Udah lama aja rasanya nggak nulis gitu. Bukan apa-apa, ngerasanya kosa kata jadi monoton, tulisan "lebay" itu lagi hilang dan gue kebingungan harus nyarinya dimana. Apa yang bisa jadi trigger nya, apa yang bisa ngebuat ini bener lagi masih gue cari sampai sekarang. 

Butuh bantuan mungkin keluar dari rutinitas. Tapi kalau someday rutinitas seperti ini memang yang bakal gue jalanin, jadi tulisan kreatif imajinasi gue apa harus beneran berhenti?

Sekarang gue sedang ditengah pergelutan mencari jawaban untuk itu.

Wednesday, July 10, 2013

Diantara Sensitif dan Apatis

Sebenarnya yang perlu itu apa? Kebanyakan peka jadi sensitif atau kebanyakan bodo amat jadi apatis? Katanya yang berlebihan itu nggak baik, tapi coba aja dipikir-pikir lagi. 

Misalnya hari ini ngebiarin si peka berkembang lebih. Jadi ada yang salah dikit berasa. Contohnya, temen potong poni dikit langsung sadar, temen bete langsung tau dari cara ngomongnya, terus ujung-ujungnya pasti dibilang kalo kita peka. Orang sekitaran jadi seneng karena kita perhatian. Tapi yang gini bukannya kalo kita bawa terus-terusan malah jadi over peka yang berujung jadi sensitif nyebelin. Apa-apa bisa nyinggung perasaan, apa-apa kepikiran kebawa perasaan, nanti lama-lama orang-orang pada bilang kita jadi makin sensitif. Susah temenan sama kita karena nanti apa-apa tersinggung. 

Satu sisi jadi si bodo amat. Mau potong rambut kek, mau bete, mau seneng, ya kita nggak peduli. Toh nggak ada urusannya sama kita. Pokoknya prinsipnya, selagi lo nggak ganggu gue, gue nggak bakal ganggu lo. Tapi lama-lama kita jadi apatis, beneran nggak peduli sama sekitar, kita minim perasaan bersalah dan jadi mulai sesukanya karena kebawa prinsip tadi. Gini terus, lama-lama orang pada bilang kita nyebelin, mending nggak usah deket kita daripada sakit hati sama kita yang terlalu cuek.

Lalu????

Yang mestinya tuh gimana, biar orang-orang nggak ngerasa keganggu sama kita? Namanya manusia ya pengennya diterima apalagi kalo dapet bonus diterima apa adanya ya kan? 

Gue selalu berada di sisi yang condong ke peka berlebihan, itu susah banget dihilangkan, bener deh. Gue juga nggak percaya ada yang bisa menyeimbangkan itu. Kalo semua orang ke control, kalo ada orang yang bisa milih dan nyesuaiin hari ini dia mau lebih condong ke mana, kalo semua orang dengan segampang itu nerima kekurangan orang lain, pasti hidup ini akan terlalu indah. Seneng-seneng terus nggak belajar sedih lama-lama pasti si seneng jadi biasa aja. Hidup kita datar lagi, datar lagi.

Jadiii...

Ya anggep aja ups and downs perbedaan itu ada supaya kita bisa lebih ngehargain yang kita punya, nemuin yang cocok buat ngelengkapin satu sisi kita yang lain. Ketemu nggak ketemu tinggal gimana kita bisa ngebawa diri sampai akhirnya ketemu sama yang pas dan yang mengerti itu :) - NDN