" Three words I can sum up everything I've learned about life: it goes on. " Robert Frost

Sunday, December 15, 2013

Sedikit Tergelitik Pada Keadaan Ber - "sistem"

Seharusnya gue nggak lagi ngetik tulisan ini dan fokus sama hal yang jauh lebih penting. Tapi siapa pun juga tau menulis sesuatu yang menarik dirinya akan lebih mudah daripada terjerat pada tulisan yang merupakan kewajiban.

Gue melihat banyak kejanggalan, banyak ketidakberesan di berbagai sudut (yang mungkin saja itu juga yang orang lain liat dari gue) tapi ya anggaplah ini sebuah opini dan persepsi yang dimiliki oleh seorang manusia dengan jiwa yang bebas dan kemerdekaan untuk bersuara.

Bukan untuk menghakimi hanya meminta sedikit ruang untuk berbicara dan mengkritik. Boleh saja didengar karena anggap saja gue berasal dari pihak luar yang memiliki sudut pandang lebih untuk melihat ini.

Sistem idealnya berjalan untuk dua sisi. Tidak mungkin tidak ada ketergantungan di dalamnya. Jika sistem tersebut ingin berjalan utuh dan fungsional, kedua sisi harus seimbang, meski dalam tatanan sosial mustahil mendapatkan keseimbangan mutlak layaknya menggunakan timbangan. Ada kesenjangan, biasanya, dan itu lazim.

Keduanya mampu berjalan berbarengan (yang tentunya harus demikian) jika ada sosialisasi dan adaptasi. Apalagi sih memangnya yang dibutuhkan sekumpulan orang selain "dianggap" dan menyesuaikan diri. Sesederhana itu. Ketimpangan dalam pengertian dan penyampaian pesan di sini yang kadang disalahgunakan lantas tidak mungkin dipungkiri, kebutuhan itu kemudian saling bertubrukan lalu pecahlah perang "aku". Karena jelas kedua pihak merasa adalah yang benar. (Manusia kan jarang mau mengakui kesahalan bukan?)

Tidak ada yang lebih punya kuasa atas yang lain. Sekali lagi ingat ini sistem. Mungkin ada hirarki tapi ada yang atas karena sudah ada yang bawah kan? Dia tidak akan menjadi yang atas kalau tidak ada yang bawah. (Jadi jangan pernah merasa di atas atau di bawah!)

Sebagaimana sistem yang dibuat teratur dengan aturan, maka sudah sepantasnya si pembuat aturan sadar bahwa ada waktu yang dibutuhkan untuk adaptasi, bukan dengan ketergesaan tentunya. Beri ruang untuk mengerti dan memahami sebelum itu benar berlaku. Pengambilan keputusan sepihak hanya akan menjerumuskan bukan malah memperbaiki.

Sepantasnya juga si penerima dan pelaksana aturan sadar bahwa ada masa di mana perubahan kerap terjadi dan harus terjadi demi kebaikan di masa yang akan datang, bukannya manusia itu dinamis? Beri ruang untuk perubahan lewat penerimaan dan upaya membiasakan diri.

Sayangnya, mungkin ini sekadar tulisan penuh teori yang menjemukkan bagi si panas hati. Tapi jika semua orang hendak berteriak lantas siapa yang mendengar? Tidak ada salahnya hening sejenak, biarkan logika menyusup memberi kesejukan pada hati yang kadung panas. Karena emosi kadang membutakan bukan malah memberi jalan.

Tidak membenarkan juga menyalahkan. Karena lagi-lagi keduanya berjalan bersamaan. Anggap saja tulisan ini menggurui atau retorik. Tapi percayalah gue berada di salah satu sisi dalam sistem itu, mengerti benar keadaan itu. 

Hanya saja sedikit tergelitik dengan teriakan-teriakan lantang yang hanya ramai jika spiral teriakan itu sedang mengaum besar lalu perlahan hilang menyisakan mereka yang benar-benar berjuang. Sisanya? Hanya sekumpulan orang yang berani berteriak karena merasa sedang ada momentum lalu menghilang jika ada tindakan pasti. Lagi-lagi mereka yang benar yang harus bertanggung jawab menyediakan diri untuk sesuatu yang mungkin saja mengancam dirinya.

Jika memang merasa ada yang pantas diluruskan mari berjuang bersama untuk itu. Ingat bukan dengan urat tapi dengan logika. Selalu ada celah bagi siapa yang benar. Ingat juga sistem yang saling butuh. Jangan lupa pula, jadilah seseorang yang memang pantas diajak berjuang bersama bukan ksatria kesiangan. Jika memang ini sistem milik bersama yang pantas diperjuangkan ... - NDN

Saturday, November 2, 2013

Menanti Perjumpaan

Aku hanya orang biasa yang kerap terseret perasaan apalagi jika perasaan itu terlalu membuncah hingga meledak. Melihat semua yang sudah terlalu hingga sampai di titik ini aku sadar aku merindu saat semua masih dalam detik harap-harap. Ya detik yang masih banyak kemungkinan, mungkin begini mungkin begitu. Kini atau nanti sebenarnya sama saja. Aku akan tetap terus berharap. Jika dulu berharap akan kita seperti apa, saat ini berharap kita akan terus begini. Karena untuk saat ini dan semoga saja suatu waktu di masa depan kita akan terus saling membutuhkan seperti ini, terus merasa saling melengkapi. Karena dengan begitu aku tau selalu akan ada alasan untuk terus menanti perjumpaan lagi dan lagi...

Sunday, October 6, 2013

Terima Kasih Untuk Enam Yang Ini (3)

Aku tidak perlu meminta
Apalagi sempat berharap
Kamu disana menjadi orang yang seolah mengerti apa yang harus dilakukan
dan seketika senyum itu akan merekah dari setiap hal terkecil yang kamu cipta

Ini yang pertama namun terlalu besar untuk direngkuh dalam satu kenangan
Kamu tidak hanya mencipta bahagia yang menyesaki setiap rongga dada
Namun mencipta kenangan yang akan terus hidup di sana sebagai yang terlalu indah

Bukan sekadar ucapan dalam rangkaian kata yang berlebihan
Sebuah tindakan yang terlampau besar untuk sebuah enam yang terlalui setiap tahunnya
Sebuah cerita yang terlewat meledak dalam rasa yang membuncah
Sebuah kenangan yang akan menempati setiap celah di pikiran

Terima kasih untuk ucapan yang terlalu manis, untuk kehadiran yang melengkapi senyuman, untuk pelukan yang terlampau hangat, untuk kesediaan atas usaha yang tidak sedikit, untuk kerepotan yang harus terlalui, untuk kenangan yang terlewat indah, untuk kebahagiaan yang memuncak, untuk menjadi bagian dalam hari itu, untuk semuanya Emir Yanwardhana...





Terima Kasih Untuk Enam Yang Ini (2)

Ini bukan enam yang pertama
Ini telah terulang untuk ke dua puluh dua kalinya
Menjadi bagian dari keluarga ini melengkapi setiap jejak yang terekam oleh hari

Seberat apapun langkah ini
Sesulit apapun keadaan yang sedang memeluk
Akan terus terselip sebuah percaya bahwa tidak ada yang pernah tertinggal dibelakang

Kita akan selalu seperti ini
Saling melengkapi dan menjaga
Melindungi punggung yang satu dengan yang lain

Terimakasih untuk enam yang kesekian ini, terima kasih untuk setiap kasih sayang yang tidak pernah berhenti, untuk setiap detik terucap syukur berada dalam pelukan kalian, untuk merasakan betapa beruntungnya menjadi nami, terima kasih Pa, Ma, Gon, Biel, Put :)








Terimakasih Untuk Enam Yang Ini (1)

Tanggal itu akan tetap menjadi goresan angka jika tidak tersemat rasa yang begitu mendalam
Memberi kisah lain yang pantas dikenang
Dibiarkan hidup meski waktu terus mengajaknya melangkah

Enam..
Akan terus berbaris menjadi yang terdepan
Akan terus berdiri sebagai yang terbaik
Dan kali ini semakin indah tak tergoyahkan karena setitik cerita yang kalian cipta

Terima kasih untuk waktunya, untuk tawa yang terurai, untuk waktu yang disempatkan, untuk kehadiran yang begitu berarti, untuk peluk hangat yang merindukan, untuk merasakan kebahagiaan itu..






Wednesday, September 25, 2013

Utak Atik Persepsi

Naluri mungkin namanya atau ketertarikan yang dulu pernah tumbuh subur namun karena acapkali absen dirawat dan diberi air setiap harinya maka perlahan itu mati perlahan. Namun satu fakta siang ini mampu menggelitik itu. Belum pantas dituliskan karena memang sedang diperam hingga matang sebelum menjadi mentahan pahit yang dicaci banyak pihak.

Melihat dalam, mencari teman diskusi yang terbuka dan cukup keras untuk melawan kebatuan isi batok kepala yang masih tinggi egoismenya ini, bukan yang provokatif, maka dari itu tulisan yang nantinya mungkin terpampang di blog ini suatu hari di masa datang itu pasti hasil godokan yang lama, bukan sekadar ucapan kata dari pikiran yang terlintas.

Sudah, jangan terlalu serius, cuma lagi banyak aja yang pengen diutak-atik hehehe.

Monday, September 16, 2013

Tanpa Judul

Jangan mendongak kala waktu belum siap untuk kau tantang

Pernah berfikir untuk melompat jauh lebih dari kemampuan? Ibaratnya lagi ada di daratan yang terpisah namun kekeuh menyebrang, ngelupain ada jurang lebar yang siap terbuka lebar menerima limpahan jasad yang masih hangat.

Aku memilih melupakan angan untuk bertemu asa yang membara daripada membiarkan jasad teronggok kaku tak lagi berdetak.

Langkah ini membaui mimpi yang masih kerap terbawa angin, menghampiri penciuman hanya untuk sekadar mengingatkan bahwa ada luka di masa mendatang yang sedang dirajut langkah saat ini

Diam membawaku kembali pada semangat membara di hari lalu, menyelipkan asa baru di masa mendatang yang sedang ku kagumi dari pijakan ku detik ini

Melangkah tidak pernah mudah namun tidak menjadikanku terdiam dan memilih menyerah

Karena yang terbaik akan selalu menghampiri kini juga nanti.

Tidak ada yang terpuruk jika belum pernah merasakan suka sebelumnya, tidak ada suka cita yang menghampiri jika belum pernah terseret duka

Thursday, September 12, 2013

Don't Mess With Other's Past

" Don't mess with other's past! "

Satu kata yang langsung muncul, nggak direncanakan, tapi keluar dan tersusun rapi di kepala, meluncur manis seolah memohon untuk dituliskan dengan segera. Karena apa dan apa alasannya, tidak perlu menjadi pertanyaan bagi semua orang hanya gue butuh media untuk menjadikannya satu tulisan yang mungkin sebagai bahan tukar pikiran buat yang pernah merasakan hal yang sama atau buat ya dibaca dan nambah-nambah bacaan aja.

Seperti tulisan gue sebelumnya, ini bakal nyambung dikit kali ya. Bahwa semua orang punya kisahnya masing-masing dan jalan dia hari ini belum tentu sama dengan apa yang pernah dilaluinya di hari lalu. Lo bisa apa buat ngubahnya? Nggak ada. Lo bisa minta buat dihapus? Nope. 

Yang udah terlalui akan selalu ada di sana mau gimana juga lo berusaha mengenyahkan keberadaannya. Nggak cuma orang lain, diri lo sendiri juga pasti punya kisah yang gak bisa dihapus sama siapa juga. Mau coba digak-adain juga nggak bakal bisa, sama kaya prinsip komunikasi "Apa yang udah terkomunikasikan nggak bakal bisa ditarik lagi mau gimana juga feedbacknya". Hidup juga gitu, "Lo nggak bakal bisa milih mau punya kisah di masa lalu yang kaya apa, mau gimana juga efeknya sekarang ini"

Karena kata-kata pertama gue ditulisan ini yang selalu gue jadiin pegangan. Karena teori-teori yang gue buat sendiri yang udah gue sebutin diatas maka kata-kata pertama tadi harus tetap ada dan gue inget. 

Karena kalau lo nyoba selangkah lebih dalam ngeliat masa lalu seseorang, lo nggak hanya harus siap dengan kenyataan apa yang pernah dia lalui tapi lo harus lebih dulu yakin sesiap apa lo nerima dan ngeliat itu semua. Sesederhana, jangan pernah nyoba sesuatu yang lo aja belom yakin bisa lo jalanin. Masa lalu seseorang bukan untuk diutak-atik, banyak hal didalamnya yang nggak akan pernah jadi bagian untuk lo nikmatin apalagi lo usik.

Mungkin kata-kata diatas sesederhana "Mind your own business" atau "Living your life to the fullest" :)

Wednesday, September 11, 2013

Selamat Ulang Tahun Nainggolan Kecil !

Bocah ini yang paling kecil di rumah. Boleh aja umurnya yang paling muda, tinggi badannya yang paling seadanya. Tapi porsi makan sama tingkah lakunya yang paling bisa buat papa geleng-geleng. Karena selalu ngerasa jadi yang paling kecil di rumah, dia selalu memposisikan dirinya sebagai adik kecil yang harus selalu disayang. Tapi untungnya, semua orang di rumah juga selalu nggak bisa nolak kalau dia lagi banyak maunya.


Kerjaannya? Foto-foto diri sendiri. Narsisnya tingkat dewa. Bawelnya nggak ketolongan. Tapi dari semua itu dia juga yang paling baik hati kalau disuruh-suruh. Jarang nolak dan sering banget dimintain tolong sama serumah.

Semangatnya buat jalan-jalan atau main-main apalagi sama temennya, 200x lipat lebih gede dari semangatnya buat belajar dan ke sekolah. Kalau ngerjain PR bahasa inggris dia malesnya ampun-ampunan buat mikir. Tapi kalau nyanyi buset berasa yang paling hafal dan anehnya dia bisa lancar aja ngomong inggris. Kayanya kalau nyanyi dia beda kepribadian deh.



Dulu, sih takut banget ditinggal dirumah sendiri, eh sekarang tidurnya sendiri karena kakaknya udah pindah ke Semarang. Hahahahhaa. 

Anyway, she's getting older. Waktu berjalan, dia juga nambah dewasa. Mestinya dan pengennya gue sebagai kakak, dia jadi makin tau tanggung jawabnya. Makin ngerti harus gimana dan ngapain. Main-main boleh tapi harus tau batasnya. Nggak labil lebay lagi. Semua lah, pastinya semua jadi lebih baik daripada kemarin-kemarin.



Satu yang pasti, dia harus tau ada 5 orang Nainggolan lain yang sayang setengah mati sama dia. Yang pengen dia selalu dapat yang terbaik di hari-harinya, yang siap nemenin dia dalam keadaan kaya apapun.



Happy 15th b'day my dearest Nazhirah Tammy Putri. Be happy and be good wherever and whenever! Much Love!!! :*

PS : maaf ya telat sehari nulisnya hehehe.

Tuesday, September 10, 2013

Sepotong Lirik, Sebuah Lagu, Sepercik Kenangan

Lagu ini sebenernya udah sering banget gue dengerin. Salah satu alasannya karena dua orang temen gue di kampus sangat menggilai lagu ini (sebut saja mereka aya dan yanti hahhaa). Yang ngajarin sih biasa si Aya yang selalu punya stock lagu di luar kebiasaan orang kebanyakan. Terus Yanti akhirnya demen juga. Maka gue pun teracuni akibat seringnya lagu ini diputer di kelas kosong yang proyektornya dipinjem buat mereka duet lagu ini.

Itu tadi sekilas perkenalan awalnya. Nah setelah berkali-kali dengerin, pagi ini ada yang beda rasanya pas lagu ini sengaja gue puter. Nggak tau kenapa, pas musiknya mulai gue mendadak pengen nulis. Nggak tau mau nulis apa dan tentang apa yang pasti lagu ini menggerakkan gue buat nulis 1 post yang sekarang lagi kalian baca.

Mungkin karena musiknya, mungkin karena sepotong lirik yang jadi bagian paling gue suka di lagu ini :

"And in my dreams, I meet the ghosts of all the people who have come and gone
Memories, they seem to show up so quick but they leave you far too soon "

Entah kenapa sepotong lirik itu ngena dan langsung kebayang saat judul lagunya pop up.

Semua yang ada hubungannya sama memori pasti menggelitik daripada yang lain buat gue. Cepet banget pasti membuat gue ingin menuliskan sesuatu atau membuat gue termenung sepersekian menit hanya untuk mencari lagi perasaan akan suatu kenangan. Nggak mudah melupakan, itu gue. Itu juga yang ngebuat gue nggak mudah menjalani sesuatu yang baru. Monoton? Statis? Iya itu gue buat setitik hal sekecil apapun yang berhubungan dengan perasaan.

Karena kenangan itu akan terus hidup gimana pun caranya coba dienyahkan. Lo nggak bakal berdiri jadi lo yang hari ini tanpa pernah membuat kenangan. Kita sanggup terus melangkah hari ini karena ada beban kenangan yang dipikul di hari lalu. Itu yang ngebuat lo pengen ngerubah sesuatu atau pengen meraih sesuatu yang lebih lagi di hari mendatang.

Lagu ini, selalu menggelitik gue akan kenangan. Sesaat untuk mengingat kembali yang pernah lewat, sesaat kemudiannya untuk siap ngejalanin yang sekarang terus ngebuat itu jadi kenangan indah lainnya yang bakal bisa gue inget dengan senyuman di hari esok :)

- Kodaline, High Hopes

Monday, August 19, 2013

Adam Levine dan Gitarnya

I'm a big fans, let me correct it, I'm a giant fans of this lead singer of Maroon 5, Adam Levine. Then, somehow, I found this article and video, while suddenly my heart collapse. 

Norak nggak sih, tapi gue merinding-merinding, kesel iri sendiri karena ngeliat si Rachel anak perempuan kecil ini dapat gitarnya Adam Levine pas dia lagi nonton konser Maroon 5. Ya bukan yang berita baru banget sih, udah tanggal 8 Agustus 2013 kemarin. Tapi ya tetep aja kan. Mana pas itu dia lagi ulang tahun, kado ulang tahun paling nyenengin pasti itu sih.

Walaupun tahun lalu gue ulang tahun sehari setelah konsernya Maroon 5 di Jakarta, Indonesia yakni 5 Oktober 2012, yang mana itu konser Maroon 5 yang ke-2 di Indonesia. Malem itu aja udah jadi yang paling nyenengin buat gue apalagi jadi si Rachel ini. It will be the greatest bahkan mimpi gitu aja gak berani kan gue hahaha.

Ini video pas konsernya dan kalau lo penggemarnya Maroon 5 dan Adam Levine jangan bohong kalo lo nggak gregetan :




atau lihat di link ini : http://www.youtube.com/watch?feature=player_embedded&v=nMNu_3kc268

Terus pake segala bilang :

"Rachel you've got to promise me you're gonna learn how to play that guitar, OK?" Levine said. I mean, the guitar's bigger than you, but you're the cutest person I've ever seen in my life. I'm happy you have it." 

She was the lucky one. Superb!

Saturday, August 17, 2013

Jawaban yang Tidak Ingin Terdengar

Sedang terpekur dalam, merasa ragu hanya akan membuat kaki terus goyah
Mencari pijakan dari semua rasa yang ada atau mungkin ada
Aku enggan beranjak, memilih untuk melebur pada ragu agar tak menyulitkan langkah
Tenggelam sendiri, menyelam dalam

Anggap saja ini indah, begitu indah mungkin
Belum pantas dirusak
Atau mungkin aku hanya tidak ingin ini segera berakhir 
Memilih mengiyakan daripada berteriak lantang lalu menemukan jawaban yang tidak ingin terdengar


Thursday, August 1, 2013

Berkaca di Panasnya Aspal Ibukota

Kemarin pagi ketika sesaat lagi sampai di terminal Blok M, gue menemukan keramaian di tengah jalan (literally tengah jalan, karena persis ditengah perempatan gede deket Universitas Al Azhar situ) yang ternyata telah terjadi kecelakaan. Setelah diliat lagi ada seseorang yang meninggal. Kenapa gue yakin bilangnya meninggal, soalnya sekujur tubuhnya udah ditutupi oleh koran. Meskipun ditengah-tengah, si bapak berada di jalur busway. Dibelakangnya beberapa meter terlihat sebuah bus Transjkt berhenti (gue nggak tau itu yang nabrak atau bukan). Lagi lagi hal yang kaya gini terulang. 

Mungkin salah si bapak atau salah si Transjkt atau salah dua-duanya. Gue nggak tau pasti. Yang jelas gue ngeliat ini sebagai hal yang sangat disayangkan. Apa rasanya jadi keluarga beliau, entah itu anaknya, istrinya atau mungkin ibu bapaknya. Siapa yang nyangka di hari yang masih sepagi itu dia harus merenggang nyawanya.

Emang umur seseorang tidak dapat ditebak oleh siapapun. Tidak juga ada yang tau bagaimana dan kapan ajal akan menyambangi. Tapi setidaknya perasaan seperti itu akan tetap menghancurkan hati orang yang kenal dengannya. Kehilangan tidak pernah menjadi mudah, apalagi dalam kasus ini.

Terlepas dari salahnya siapa, memang ada baiknya berhati-hati dalam menggunakan jalan umum. Bukan hanya sekadar hati-hati akan diri tapi juga waspada akan sekitar. Ketika kita sudah berada di jalur yang benar dengan kecepatan yang aman pun belum tentu membuat kita selamat karena mungkin saja pengguna jalan lain yang lagi ngawur. Nah apalagi kalau kita sudah nggak benar. Kemungkinan dijerat bahaya akan menjadi berlipat ganda. 

Nggak sekali gue ngeliat kecelakaan di jalan, kalian pun mungkin gitu. Dan setiap ngeliat itu perasaan gue nyesss. Gue nggak akan pernah siap kalau itu terjadi buat gue. Entah sebagai yang kecelakaan atau sebagai yang ditinggalkan. Setiap abis ngeliat gitu juga gue akan menjadi lebih baik di rumah (hahahhaa ini manusiawi dong, kalau udah takut sesuatu yang buruk terjadi baru deh baik-baik). 

Tulisan ini cuma buat ngebagi rasa dan pengalaman. Mungkin juga bisa jadi cermin bahwa menjaga keselamatan diri sendiri dan orang lain sudah layak jadi kewajiban. Kalau kita nggak ingin kehilangan, orang lain juga pasti begitu kan? Sebisa mungkin hindari diri jadi korban atau pelaku. Keduanya sama-sama berada di keadaan yang buruk. Lebih baik menjaga dan mengantisipasi daripada mengobati kan? :)

Wednesday, July 31, 2013

Putaran Pertanyaan

Kalau mendongak lantas menjadikan mu angkuh, lalu apakah menunduk menjadikan mu bersahaja? Sesederhana itukah perilaku seseorang dinilai oleh lingkungannya? Tidakkah berlebihan menjadikan sesuatu berubah buruk? Tapi tidakkah manusia menjalani hidup begitu adanya tanpa sempat menjadi adil bahkan bagi dirinya sendiri? Lalu siapa yang pantas dipersalahkan untuk itu? Dunia yang terus berputar menggiring hari tanpa sempat bertanya kita sanggup mengejar atau tidak? Atau salah adil yang begitu sulit diciptakan? Atau malah salah kita, raga yang berjiwa namun mati rasa dengan keseimbangan? Jawaban satu hanya akan mengantarkan pada pertanyaan lain yang belum tentu mampu terjawab. Mungkin itu namanya misteri hidup.

Percobaan Pertama ditengah Ketersesatan

Apa ya ini? Lanjutan mungkin dari postingan gue sebelumnya "Tersesat". Jadi ceritanya one of mine have read that post and ask me "kenapa gue bosen". Lalu menyarankan untuk nyoba nulis tentang kebosanan gue itu. Oleh karena itu.. hadirlah postingan ini.

Akhir-akhir ini iya gue emang lagi ngejalanin rutinitas baru. Yang dulunya kuliah senin-jumat dan masih punya kesempatan buat cabut dan haha hihi. Sekarang gue lagi "terjebak" dalam rutinitas 9 - 5 nya warga ibukota. Itu yang seharusnya padahal kenyataannya, gue harus bangun setengah 7 berebutan bus (yang kadang dengan kenyataan pahit bahwa gue harus berdiri) sekitar satu jam setengah - dua jam dan nanti pulangnya gitu lagi. Anggaplah keluar kamar jam 7 pagi nanti baru masuk lagi jam 8 malam. 

Terus gue disini mau protes? Nggak lah. Namanya hidup ada perputarannya, nggak mungkin selamanya gue kuliah tanpa punya tanggung jawab lebih lagi dari itu. Tapiii gue mungkin lagi di titik baru akan belajar beradaptasi dengan rutinitas yang menjemukan ini. Bukan, ini bukan karena suasana kantor yang bosenin atau apa, ini cuma karena gue ngerasa belum siap dengan tanggung jawab yang wajib. Dulu gue tinggal itung jatah absen terus cabut sesukanya, sekarang nggak mungkin gitu.

Gue juga nggak pengen selamanya ngeluh, tapi bosen iya banget! Ngerasa akhir-akhir ini apa-apa jadi serba monoton dan stick to the schedule. Gue lebih seneng kejutan-kejutan kaya kapan inget bisa tiba-tiba buat janji, lah ini buat janji dari seminggu yang lalu aja bisa batal apalagi yang sok mendadak.

Kebayang sih gimana menjemukannya hidup orang kantoran yang berkutat di kegiatan yang itu-itu aja bertahun-tahun. It won't easy and need a great commitment to do it regularly. Apa yang mereka lakukan itu hebat. Someday mungkin gue akan mengambil bagian dari rutinitas membosankan itu atau mungkin someday gue bakal punya rutinitas yang lebih menyenangkan. Nggak ada yang tau, yang pasti sekarang gue butuh jalan keluar atau paling nggak cara untuk lebih menikmati ini dan berhenti mikirin waktu tidur dan main-main hahahaa. I'm still human by the way.

*akhirnya ada satu tulisan yang jadi walaupun belum sepenuhnya ngalir dan stuck hampir 2 jam meski udah di bantu 3 album Maroon 5 dan 3 album The Script

Tuesday, July 30, 2013

Tersesat

Ini perasaan aneh yang aneh aja soalnya belum pernah kaya gini berasanya.

Keadaan yang mana gue menulis setiap harinya, ratusan kata, beberapa judul dan terlihat lancar aman terkendali. 

Tapi di satu sisi, gue nggak bisa menulis lagi apa yang ada dikepala dan hati. Maksudnya jelas bukan sekadar di kepala, karena kalau sekadar dikepala ya semua artikel "wajib" itu pasti dipikirin bener dulu baru ditulis. Yang gue maksud itu ya tulisan yang memang gue tulis karena gue pengen, karena pop up dari pikiran.

Udah lama aja rasanya nggak nulis gitu. Bukan apa-apa, ngerasanya kosa kata jadi monoton, tulisan "lebay" itu lagi hilang dan gue kebingungan harus nyarinya dimana. Apa yang bisa jadi trigger nya, apa yang bisa ngebuat ini bener lagi masih gue cari sampai sekarang. 

Butuh bantuan mungkin keluar dari rutinitas. Tapi kalau someday rutinitas seperti ini memang yang bakal gue jalanin, jadi tulisan kreatif imajinasi gue apa harus beneran berhenti?

Sekarang gue sedang ditengah pergelutan mencari jawaban untuk itu.

Wednesday, July 10, 2013

Diantara Sensitif dan Apatis

Sebenarnya yang perlu itu apa? Kebanyakan peka jadi sensitif atau kebanyakan bodo amat jadi apatis? Katanya yang berlebihan itu nggak baik, tapi coba aja dipikir-pikir lagi. 

Misalnya hari ini ngebiarin si peka berkembang lebih. Jadi ada yang salah dikit berasa. Contohnya, temen potong poni dikit langsung sadar, temen bete langsung tau dari cara ngomongnya, terus ujung-ujungnya pasti dibilang kalo kita peka. Orang sekitaran jadi seneng karena kita perhatian. Tapi yang gini bukannya kalo kita bawa terus-terusan malah jadi over peka yang berujung jadi sensitif nyebelin. Apa-apa bisa nyinggung perasaan, apa-apa kepikiran kebawa perasaan, nanti lama-lama orang-orang pada bilang kita jadi makin sensitif. Susah temenan sama kita karena nanti apa-apa tersinggung. 

Satu sisi jadi si bodo amat. Mau potong rambut kek, mau bete, mau seneng, ya kita nggak peduli. Toh nggak ada urusannya sama kita. Pokoknya prinsipnya, selagi lo nggak ganggu gue, gue nggak bakal ganggu lo. Tapi lama-lama kita jadi apatis, beneran nggak peduli sama sekitar, kita minim perasaan bersalah dan jadi mulai sesukanya karena kebawa prinsip tadi. Gini terus, lama-lama orang pada bilang kita nyebelin, mending nggak usah deket kita daripada sakit hati sama kita yang terlalu cuek.

Lalu????

Yang mestinya tuh gimana, biar orang-orang nggak ngerasa keganggu sama kita? Namanya manusia ya pengennya diterima apalagi kalo dapet bonus diterima apa adanya ya kan? 

Gue selalu berada di sisi yang condong ke peka berlebihan, itu susah banget dihilangkan, bener deh. Gue juga nggak percaya ada yang bisa menyeimbangkan itu. Kalo semua orang ke control, kalo ada orang yang bisa milih dan nyesuaiin hari ini dia mau lebih condong ke mana, kalo semua orang dengan segampang itu nerima kekurangan orang lain, pasti hidup ini akan terlalu indah. Seneng-seneng terus nggak belajar sedih lama-lama pasti si seneng jadi biasa aja. Hidup kita datar lagi, datar lagi.

Jadiii...

Ya anggep aja ups and downs perbedaan itu ada supaya kita bisa lebih ngehargain yang kita punya, nemuin yang cocok buat ngelengkapin satu sisi kita yang lain. Ketemu nggak ketemu tinggal gimana kita bisa ngebawa diri sampai akhirnya ketemu sama yang pas dan yang mengerti itu :) - NDN

Sunday, June 2, 2013

Selamat 3 yang ke-20 TIGOR

3 Juni 1993.

Jelas gue nggak inget persis gimana perasaan gue hari itu atau gimana bentuk pasti bayi yang baru nongol. Satu yang gue tau pasti hari itu ngebuat semuanya jadi beda buat gue setelahnya karena gue jadi kakak. Punya adik laki-laki yang semakin dia gede semakin gede itu juga badannya. 



Gue nggak bisa nulisin satu-satu mungkin apa aja yang udah gue lewatin selama ini sama dia. Yang gue tau karena ada dia yang bedanya cuma 2 tahun, gue punya temen main dari kecil. Mulai dari main badminton sampe kepala bocor, gojrok-gojrokkan di got hampir tiap hari didepan rumah, utang-utangan di kantin sekolah padahal cuma jajan fruit tea, nonton kuch kuch hota hai di bioskop di antara gendongan tante-tante, main tajos, keliling komplek, nyobain sepatu roda kegedean punya murid les nyokap, dorong-dorongan di pagar sampe nyusruk, nyobain gaya ala pemain WWF smackdown sampe diomelin bokap, di libas pake tali pinggang karena berantem dan bergelut tiap hari. I've a  lot to share with you and it still counting..



3 Juni 2013..

Bocah tengil yang dulunya putih dan gendut setengah mati itu udah jadi cowok berjenggot dan berkumis yang berumur 20 tahun. Udah nggak ada hari-hari sesederhana tawa-tawa dan main-main itu lagi. Ketemu aja udah seminggu sekali ya. Tapi tetep gue tau se-hancur apapun mood gue, dia selalu nerima, mau gue omelin kaya apa juga mestinya dia tau se-sayang apa gue sama dia. 

Gue mungkin nggak bisa jadi cenayang yang bisa tau semua perasaan dia, tapi selagi gue bisa dan ada sampe kapan juga gue bakal jadi orang pertama yang berdiri buat ngellindungin dia dari apa juga. Gue mungkin bukan kakak paling keren se jagat raya tapi paling nggak gue berusaha buat selalu ada.



Semua orang pasti bersyukur sama setiap anggota keluarganya, sama gue juga. Gue nggak tau siapa lagi yang lebih ikhlas denger omelan gue tapi tetep ngelakuin yang gue minta, siapa lagi yang mau nganterin gue ke Kemang rutin 2x seminggu di hari Senin dan Jumat yang macetnya bisa buat sakit jiwa, yang bisa tiba-tiba keluar tengah malam cuma buat jajan McD, yang pulang sholat jumat tiba-tiba bawain Jco, yang suka buat lirik-lirik lagu aneh yg hebatnya bisa mengontaminasi isi otak 1 rumah, banyak, kebanyakan di tulisin.

Intinya, 20 tahun ini gue gak pernah nyesel di kasi Allah adek kaya Kandiyas Tigor Audi Nainggolan. Segimanapun keadaannya, gue cuma punya rasa bangga dan seneng yang berlebih punya adek kaya dia. 

Doa di pagi 3 Juni ini..


Semoga selalu diberikan jalan terbaik sama Allah. Selalu dimudahkan segala sesuatunya. Dimana pun dan apapun yang dijalanin bakal sukses dan lancar. Sayang terus sama kita ber-6. Inget aja buat selalu ngelakuin yang terbaik buat papa mama, cuma nyenengin mereka yang bisa kita kasi buat balesan semua yang uda mereka kasi buat kita. 20 itu nggak cuma angka, semakin dewasa semakin banyak tanggung jawab yang harus dijaga. Jangan gegabah milih langkah karena apapun itu nggak ada waktu yang bisa diulang. Segimanapun keadaannya, selalu ada kami khususnya aku yang bakal siap 24/7 untuk apapun itu. Semoga apapun itu yang belom terwujud dari ratusan keinginan mu akan tercapai pada waktu terbaiknya. Aku selalu mendoakan yang terbaik.

I LOVE YOU MORE THAN WORDS CAN DESCRIBE MORE THAN HEART CAN BEAT.



Happy b'day my dearest Igon! Selamat menjadi 20 dan setahun lebih dekat dengan legalitas hahha. MUCH LOVE !

Wednesday, May 29, 2013

Ini Tentang Aku dan Kamu Bukan Dia

Jangan coba menebak sedalam apa kisah yang sedang aku rajut. Jangan pula merasa paling tahu jika melihat semburat luka yang masih sering membayang di pelupuk mata ku.

Kamu, dia atau kalian tetap saja tidak pernah menjadi aku meski berdiri tepat di depan ku. Tidak juga lantas kalian mampu mengoyak setiap apa yang ku simpan kala kalian membaca setiap kata yang ku susun rapi.

Aku berteriak atas rasa yang kini menguasaiku pun kalian akan tetap berdiri di sebrang sana dan berteriak aku tak akan pernah mampu melepas bayang masa lalu ku. Kemudian untuk apa aku membiarkan kalian puas dengan segala penjelasan atas rasa yang kini menghangatkan setiap kosong di sudut ku?

Bayang itu masih ada, iya kalian menang. Namun, jika kalian lupa mari ku ingatkan. Kita berdiri hari ini karena punya bayang di hari lalu. Hingga kini aku bertemu dengan sudut lain pelengkap ruang yang telah lama diisi luka. 

Tidak, aku tidak melarang kalian mencipta kisah yang kalian anggap benar akan aku. Karena aku tidak tertarik untuk membagi kehangatan yang tercipta olehnya dengan kalian. Ini tentang aku dan kamu bukan dia, tentang rasa yang mungkin salah namun terasa benar saat ini. Tidak ingin dimenangkan namun tidak cukup kuat untuk mengalahkannya. Paling tidak saat ini aku tidak ingin bertanya, memilih menikmatinya, mungkin nanti menguburnya jika sudah saatnya. Atau malah terus membiarkannya hidup jika bersambut? 

Tuesday, May 28, 2013

Suka Maupun Luka

Dari sekian banyak luka yang tercipta goresan kehilangan kamu adalah salah satu yang tidak kunjung sembuh. Perlahan menjadi borok lalu kemudian bekasnya melekat seumur hidupku. Layaknya beban yang dijahit mati disekujur pundak untuk terus kupanggul kemana pun aku melangkah.

Pernah aku mendengar sebuah kelakar bahwa cinta datangnya dari mata maka jangan salahkan jika berakhir dengan air mata. Awalnya ku pikir itu hanya guyonan mereka yang terlalu satir memandang cinta. Karena saat itu cinta kita begitu hebatnya, jutaan kali diterjang badai namun jutaan kali pula kita mampu melewatinya dan memandang air jernih yang tenang penuh kehangatan atas cerita yang kita rajut bersama.

Kini aku sepenuhnya mengiyakan guyonan itu, percaya benar akan kebenarannya. Karena kamu tidak hanya mengajarkan indahnya cinta yang hebat namun kamu selipkan ajaran bahwa cinta mampu mengoyak setiap sel pertahanan yang aku bangun sedemikian rapi. 

Rapuh. Aku kembali tertatih ketika tau kamu hanya tinggal kenangan yang tertinggal di pojok sana namun dengan bayang yang harus terus ku bawa kemana pun.

Hei kamu, aku tidak pernah menyesal atas ini. Aku tidak pernah menolak semua perih ini. Terima kasih telah mengajarkan aku hingga sebegini dalamnya. Hingga nanti suatu hari di masa datang jika aku kembali jatuh cinta maka aku pun tak lagi heran dengan sakit dari luka yang mengekor di belakangnya. Kamu tetap yang terbaik, terbaik dalam suka maupun luka.

Friday, April 26, 2013

Biar Aku Menjadi Kita

Sudah lama aku tidak berhenti. Sekadar untuk melihat sejauh apa langit masih memayungiku. Lalu aku tersadar bahwa tidak pernah sejenak pun langit akan ingkar. Kemudian aku terus berjalan, melupakan sekitar. Sibuk dengan aku dan segala ke-aku-an, melupa bahwa aku hidup dalam sisian dengan mereka yang turut bernyawa.

Mungkin aku sama dengan mereka. Hidup berdampingan karena merasa butuh sesuatu dari kebersamaan itu. Lupa bahwa ada rasa yang turut hidup bersama. Tidak mungkin rasanya pantas mendahulukan kesibukan rasa pribadi dalam kebersamaan yang dikayuh. Ini bukan sekadar rasa saling memenuhi kebutuhan pribadi agar mampu terus berjalan. Namun ini rasa lain bahwa ada kebersamaan yang perlu dijaga. Ada cerita indah yang pantas diperjuangkan dari hanya menyerah pada keegoisan.

Lalu, kenapa kita berhenti pada rasa ingin memenangkan aku tanpa ingat bahwa ada kita disana. Siapa yang egois? Tidak perlu melontarkan pertanyaan itu, begitu ini menggoyahkan kita maka kita lah yang egois. Sedangkal itu kita memperjuangkan ini, sesederhana itu kita mengartikan jejakan langkah yang kita cipta bersama. Tidak pantas rasanya kita bangga akan hari lalu kalau hari ini saja kita tak mampu mempertahankannya.

Bersama bukan hanya sekadar seberapa bahagia kita saat itu, seberapa banyak cerita yang sudah kita tulis tapi sejauh apa kita mampu menjadi KITA tanpa goyah layaknya dedaunan yang tertiup hembusan angin. Sejauh apa seharusnya kita bertahan. Karena percayalah, terlalu banyak yang dikorbankan oleh aku bagi kita.

Biar aku merefleksi perjalanan ini sambil berharap kamu dan kita disana pun melakukan hal yang sama. Tidak lagi demi ke-aku-an tapi demi kita. 

Friday, April 5, 2013

...

Aku tak biasa berteriak lantang
Ingkar bukan jalanku
Hanya nestapa mengekor kata yang tertuang
Maka bungkam pilihanku

Kala waktu mengizinkan kita bersama
Aku bertanya pada hari seperti apa seharusnya kita melangkah
Ketika aku membiarkan kamu menyusupi setiap ruang dalam jiwa
Aku bertanya pada kamu sejauh apa kita akan mengayuh

Thursday, April 4, 2013

Mestinya Kita Sadar

Langkah ini menjejak setiap permukaan yang terhampar luas
Hati ini terus mencari hangat yang sudah lama tak singgah 
Aku begitu hanyut dalam sepi yang terus meranggas
Kamu semakin tak terlihat mencipta jengah

Jika dulu langkah kita menyatu dalam harmoni
Kini aku dan kamu seolah terjerat tirani
Terkungkung hampa dalam senyap yang menusuk
Lupa bahwa ada percik api yang siap menyusup

Kita tak semestinya bergandengan dalam luka
Tak pantas juga mengagungkan bahagia yang semakin fana
Aku dan kamu sudah memang berakhir
Tak harusnya dipaksa terus mengukir 


Biar Aku Begini Dengan Kamu

Aku punya seribu kisah entah siap ku bagi entah tidak. Namun bagiku kesadaran akan kamu semakin hari semakin siap. Aku semakin tidak ingin membagi kamu dengan siapapun termasuk dengan waktu.

Seketika aku bimbang, siapa aku yang mampu menistakan waktu dan menyingkirkan berpuluh manusia lainnya untuk menguasai kamu seorang. Apa aku bagi kamu?

Lalu sesaat lainnya aku sadar ini tahap lain dari kecanduan detik yang terlalui dalam kebersamaan entah diam entah tawa. Aku hanya tau, aku ingin setiap saatnya berlalu dengan kamu di sisi.

Aku sosok yang egois dengan apa yang sangat aku inginkan. Jangan percaya aku yang berkata baik saja, karena aku tak pernah baik dengan kata baik saja.

Begitu juga jangan percaya dengan apa yang kau lihat kini, aku tak setenang itu, dada ini bergemuruh, mata ini memuja, mulut ini memuji, aku mengagumi mu, setiap senti kamu yang berwujud, setiap jengkal kamu yang berlaku.

Biar aku mendamba dalam diam, dalam sorot yang hangat, dalam kehadiran yang semakin tinggi frekuensinya. Aku hanya sedang ingin menikmati bukan diburu. 

Tuesday, March 26, 2013

Dalam Tubuh yang Sama

Ada hari yang terlalui dalam muram, seolah sekeliling menjadi ilusi abu-abu yang semakin lama kian pekat. Mengaburkan segala objek yang mampu ditangkap indera penglihat. Dia berjalan semakin terseret seolah luka yang dipanggulnya semakin membusuk menciptakan berat yang tak lagi mampu dipikulnya seorang diri. Mungkin saja waktu mengajarkan perih yang teramat dalam, jika bagi mereka waktu menyembuhkan, baginya waktu hanya memperdalam lubang luka yang disimpannya. Tak lagi ada ruang sembunyi dalam harinya yang semakin statis dalam arakan awan abu yang memayungi.

Menangis pun tak lagi melegakan, air mata pun enggan merambati pipinya yang semakin kusam. Hatinya terkuak semakin lebar menampakkan borok yang semakin tak manusiawi. Bukan, bukan borok hati yang mendengki, hanya borok yang tercipta akibat luka yang terakumulasi.

Konstruksi bahagia baginya kini hanya imajinasi ciptaan manusia yang terluka. Baginya semua manusia itu terluka hanya mencoba mencipta bahagia agar tak terlihat menyedihkan. Mereka semua manusia ingkar. Baginya hanya luka yang bertahan lama, abadi dalam setiap langkah yang ditempuh manusia.

Entah dia atau mereka yang ingkar atas luka dan bahagia. Jika luka dan bahagia dapat hidup berdampingan dalam waktu yang tak terbatas, maka dia dan mereka terpisah ruang yang tak berjarak. Hidup dalam kebersamaan namun saling mengingkari.

Dia dan mereka bergejolak dalam tubuh yang sama. Milik seorang perempuan yang hidup dalam kenangannya. - NDN

Wednesday, March 13, 2013

Gabrielle Aplin

I'm kinda addicted to her voice and her song. 

Sebenernya udah pernah dengerin lagu sama namanya beberapa waktu yang lalu. Tapi ini baru ngeh sama album barunya dia "English Rain" yang emang baru mau keluar 13 Mei nanti dan jatuh cinta sama lagunya yang satu lagi.

Anw, her name is Gabrielle Aplin

Nih yang Please Don't Say You Love Me :


Panic Cord :


I'm in love :D

Karena Langit Nggak Punya Batas

Coba aja bayangin suatu hari kita bangun kita udah nggak ada di keseharian yang kita jalanin tapi malah ada di keseharian yang kita pengen?

Kebayang nggak maksud gue? Misalnya nih besok bangun pagi gue lagi tinggal di apartemen gue yang artsy kece di Roma, hari itu hari minggu, di meja sebelah tempat tidur gue udah ada tiket nonton AS Roma hari itu, terus gue punya pacar lelaki Italiano Islam (ini biar hidup gue tentram dapat izin dari papa) yang seksi coklat ber-rahang tercetak jelas dengan jambang. Gue kerja sebagai penulis tetap diharian ya sebut aja La Gazzetta Dello Sport. Cukup disitu deh penjabaran mimpinya.

Nah, bisa bayangin nggak gimana perasaan gue hari itu? Seneng keterlaluan pasti, joget-joget gila iya, berbunga-bunga, deg-degan, excited berlebihan, bahkan nulisnya aja gue seneng sendiri hahaha. Oke oke stop. 

Jadi, mungkin dalam seminggu atau bahkan setahun itu gue akan hidup terus dengan perasaan se-indah itu, tapi pasti setelah itu gue akan kembali punya pengen yang lain, punya harapan dan mimpi yang baru, yang mana kalo tiba-tiba besoknya setelah setahun itu gue bangun dengan mimpi yang baru itu gue pasti akan kembali bahagia yang keterlaluan.

Sebenernya tulisan ini sesederhana, bahwa se-seneng apapun lo akan sesuatu yang lo impikan atau lo pengen baru saja mampu lo raih, pasti perasaan itu nggak akan bertahan selamanya, cuma karena hal sederhana lagi, bahwa hidup lo terus berjalan dan hidup itu juga yang akan membawa lo menemukan mimpi-mimpi dan harapan-harapan yang baru. Yang tentu terus berkembang dan menjadi lebih besar. Bahwa sejauh apapun lo menyukai ketetapan dalam keseharian lo dan sebegitu tidak menyukainya lo terhadap perubahan, kita akan tetap jadi manusia yang sadar nggak sadar terus ngejalanin hidup dan menemukan hal-hal baru diluar sana yang lebih menarik. 

Makanya kita disuruh ngegantungin cita-cita setinggi langit kan? Ya karena langit nggak punya batas sama kaya kita nggak punya batas buat kuantitas mimpi kita. So, why need to be stop while we can move forward no matter how far? :D

Pertanyaan Hidup (?)

Hidup itu jalannya sesuai sama apa yang terjalani atau justru sama apa yang mungkin terlihat dan kita sadari. Atau justru gabungannya?

Kalau dijabarin satu-satu mungkin jawabannya adalah gabungan keduanya. Coba bayangin, kita melihat suatu peluang, merasa itu bisa kita jalani atau pas buat kita berarti ini bagian dari menyadari nah dari sini baru kita bisa mulai menjalani kan. Jadi prosesnya gitu sih kali ya.

Tapi kalau dipikir-pikir lagi, bisa aja prosesnya malah sesuatu itu sudah terbiasa kita jalani lalu baru kita melihatnya sebagai sesuatu yang tersadari sebagai sebuah peluang untuk mencapai sesuatu, mungkin nggak sih gitu? Tadinya cuma sekadar terjalani tapi nggak tersadari.

Sebenernya pertanyaan-pertanyaan gini itu sering muncul kalau gue lagi sendirian nggak ada kerjaan yang berarti. Gue seneng memutarbalikkan pertanyaan-pertanyaan yang seketika pop ups dan biasanya berkaitan sama hal-hal yang muncul di keseharian atau ya soal hidup.

Pertanyaan-pertanyaan aneh yang kadang nggak ketemu juga jawabannya, nggak pengen juga dibahas sama siapa-siapa tapi lebih enak ditulisin gitu aja. Biar kaya apa yang sering kita denger, hidup itu kan misteri, jadi makanya biarin aja kali ya pertanyaan-pertanyaan itu ngegantung nanti mungkin kejawab sendiri mungkin juga nggak. Kalau hidup aja yang kita jalanin misteri apalagi pertanyaan akan apa yang kita jalani kan? :D

Instan Juga Berproses

Ada banyak hal yang bisa kita lakukan dalam setiap harinya. Ada masanya kita ngerasa semua yang kita lalui berjalan sesuai dengan keinginan hati tapi nggak jarang banyak hal yang bersebrangan dengan itu. Maunya sih setiap hari suka yang nyamperin, ninggalin si duka di pojokan. Tapi entah ini benar atau nggak, berkali-kali baca di buku ataupun nonton film, selalu aja kata-katanya ya nggak persis sama seperti apa yang gue tulis ini tapi paling nggak ini intinya "Kita nggak akan mungkin mengerti rasa senang kalau nggak pernah sedih, kita nggak bakal ngerti rasanya bahagia kalau nggak pernah ngerasain luka dan sejenisnya".

Lalu gue bertanya, itukah keseimbangan dalam kehidupan yang kita jalani. Atau itu hanya sebagian penguat perasaan seorang manusia agar dia nggak terus-terusan terpuruk atau apa. Terlalu banyak atau dan pertanyaan yang suka menggelayut tiba-tiba, namun yang pasti di satu sisi ada saatnya gue percaya penuh bahwa kalimat itu sepenuhnya benar.

Gue selalu percaya apa yang terjadi dalam hari-hari gue semuanya penuh pembelajaran. Tapi jelas gue nggak merasakan itu langsung saat itu juga. Pasti berasanya setelah beberapa saat atau bahkan berbulan-bulan setelahnya. Manusia butuh waktu untuk belajar dan mengerti. Makanya gue nggak percaya sama sesuatu yang instan.

Se-instan-instan-nya indomie tetep aja ada proses yang dilalui dan kita nggak bisa menyepelekan salah satu step dari proses yang instan itu kan? Misalnya, lebih instan buat popmie lah ya daripada rebus. Jadi contohnya buat popmie, sekali aja kita sepele ngasih air yang gak bener-bener panas, itu popmie jadi menjijikkan dan pasti kalau nggak terpaksa banget nggak bakal kemakan. Lihat kan? Perkara nyeduhnya pakai air apa aja si instan nggak lagi se-instan itu.

Sama aja kaya hidup. Kesimpulan yang gue ambil dari kalimat familiar yang udah gue sebut di awal tadi adalah kita nggak akan pernah tiba-tiba jadi seneng atau bahagia kalau aja kita nggak ngelewatin berbagai proses untuk jadi seneng dan bahagia itu, yang mungkin aja didalam proses itu terselip si duka dan luka itu. Hal ini juga berlaku kebalikannya.

Apalagi hidup ini selalu seimbang, se-sedih-sedih-nya kita saat ini kalau kita mau ngelaluin semua proses yang tersedia dengan cara yang terbaik gue percaya jalan keluar untuk ketemu pintu seneng dan bahagia itu pasti ada. Nggak ada Tuhan yang nyiptain manusia-Nya untuk terus menerus tersiksa. Cuma gimana si manusia yang merasa selalu ingin instan ini siap ngejalanin proses dan milih proses ter-instan yang mampu dia jalani dengan cara terbaiknya yang bisa ngebuat semua keseimbangan hidup itu bisa dia rasain, agree? :D

Thursday, February 21, 2013

Kalau Mereka Bisa, Kita Juga

Kalau menulis menyembuhkan pantas saja toko buku semakin menjamur. Dengan mudah dapat kita temukan di mana saja. Tentu semakin banyaknya toko buku menunjukkan seberapa banyak orang yang tertarik untuk membaca dan membuat buku. Liat aja sekarang ini nih, semakin banyak self-publisher. Yang mana siapa saja dari kita yang ngerasa punya bakat atau punya kegilaan akan menulis dan yakin untuk menerbitkannya, udah nggak lagi perlu sekadar bermimpi akan karyanya yang ingin dia tunjukkan ke publik.

Ketika ada kemudahan seperti itu paling tidak setengah jalan dari mimpi lo sudah terakomodasi dengan baik. Tinggal sejauh apa lo yakin dan konsisten untuk mempersiapkan "bayi pertama" lo "dilahirkan" ke "bumi".

Namanya cita-cita, keinginan, impian, itu semua ada jalannya tinggal kita yang mau ngebawa sejauh apa kita melangkah untuk bisa sampai ke titik paling dekat atau mungkin bersinggungan dengan mimpi kita tadi. Gue selalu percaya suatu hari dengan ketekunan, usaha, doa dan konsistensi, gue bisa ngebuat at least satu novel gue terpampang, ada di deretan rak buku-buku yang siap dijual dan dicari oleh para pengunjung toko buku.

Sampai sekarang kerjaan gue cuma jadi pengunjung dan pembeli setia. Gue pengen punya buku, tapi belum ketemu aliran gue seperti apa, padahal ngerti perbedaan tiap aliran aja gak. Cuma gue selalu percaya, aliran itu gak perlu dicari, tapi kita pasti akan bertemu dengannya di titik yang paling sempurna, kaya ketika permintaan dan penawaran pasar ketemu di titik ekuilibrium. Hahahha.

Satu sih yang agak menggelitik, beberapa waktu terakhir ini, kalau gue mampir ke toko buku, udah hampir setiap toko buku memiliki sederatan rak panjang yang berisi novel-novel remaja dengan tema "KOREA". Entah dari judulnya, nama tokohnya, latar belakang ceritanya sampe keseluruhannya. Bukan apa-apa sih, cuma semakin menyadari sudah sejauh ini ternyata invansi ke-KOREA-an sampai di negeri ini. Later, gue pengen bahas lebih detail soal ini di satu judul sendiri.

Sekarang intinya gue mau bilang, gue berusaha terus menghargai semua tulisan yang terlihat dan terbaca oleh gue. Gue sedang dalam proses belajar dan berusaha mewujudkan keinginan gue untuk melihat "mahakarya" gue nongol di atas rak toko buku. Gue di sini juga turut mendoakan semua yang di luar sana yang sama dengan gue. Gue percaya bahwa jika mereka (penulis-penulis hebat di luar sana) bisa, maka kita juga bisa. :D

Wednesday, February 20, 2013

Manusia

Lalu mengapa mereka lari bersembunyi dibawah langit hanya untuk saling menutupi rasa yang pernah ada. Aku muak dengan semua yang diumbar di dunia. Kamu yang begitu egois, tamak, mencinta dua orang dalam waktu yang sama, dia yang munafik mencinta tapi ingkar, aku yang bodoh mencinta hingga mampus. Tidak adakah kadar yang normal di dunia, yang biasa saja, yang tidak perlu berlebihan.

Katanya hidup ini adil, semua yang ada di tanah yang kita jejak ini pasti terhubung yang nantinya akan membawa kita menuju keseimbangan. Lalu mengapa neraca kebersamaan kita tidak pernah seimbang. Jika saat ini berat ke kanan, esoknya akan si kiri akan menunggu kapan jarum perhatian itu akan condong ke arahnya.

Gila. Manusia yang katanya berlogika, berjiwa, makhluk yang paling sempurna karena bisa menggunakan akalnya saja mampu dimainkan oleh perasaannya sendiri. Lalu di mana letak kelebihan manusia yang disebut akal itu? Apa bentuk rasionalitas yang diagung-agungkan? Halah. Paling itu hanya buatan filsuf-filsuf yang berkhayal tinggi atau mungkin mati rasa.

Kenapa? Ingin protes dengan kesinisan aku yang menggila? Menuduh filsuf yang kalian banggakan tak lebih dari sekadar bualan kosong tanpa bukti. Coba berdiri di atas kaki ku, berjalan dengan langkah yang ku jejak, hidup dengan kegelisahan ku, baru sampaikan apa yang berkeliaran di benak kalian tentang rasanya menjadi aku.

Kalau adil, pasti tidak ada yang tersakiti di muka bumi ini. Tidak perlu ada kriminalitas, tidak perlu ada kekecawaan. Lalu kalian mau bilang apa? Mau bilang itu lah hidup, tidak selamanya di atas, karena jika kita tidak pernah merasa sakit kita akan lupa rasanya bahagia. Haah. Sampai kapan kalian, manusia-manusia, mau terus menerus ingkar dan memilih berlindung dari hidup hanya dengan permainan kata?

Kalian tau. Rasionalitas kalian, akal kalian, tidak menolong banyak. Hanya mengajarkan kalian untuk menjadi pembohong. Karena berusaha terus mencari pembenaran atas semua kesalahan yang terjadi dalam hidup kalian. Merangkai kata seolah menjadikan hal itu benar, seolah akal kalian hebat, lalu nanti kalian menghibur diri sendiri dibalik kata-kata itu. Kalian bodoh.

Aku nestapa yang hidup dalam gelap luka. Aku manusia seperti kalian, tapi aku tak pernah ingkar dengan rasaku. Aku tak ingin menjadi manusia yang sama bodohnya dengan kalian. Yang hanya bisa mengikuti arus, mengikuti dunia, menjadi global tapi lupa menyempatkan waktu mendengar rasa kalian berbicara, aku hanya tidak ingin melupakan siapa aku dan menjadi orang lain agar tidak tersakiti.

Tapi yang aku tau, aku tetap lah bodoh karena terjerat rasa yang menggila akan kamu yang bahkan tidak bisa mengalahkan egois itu. Lalu aku melangkah jauh, pergi, berbahagia dengan hidupku, tapi menyisakan lubang dalam tak berujung karena hanya tak ingin terus terluka akan kamu. Kamu, iya kamu! Kamu manusia paling hebat karena telah berhasil merusak hidup orang lain hanya untuk memenangkan rasamu seorang.

Tuesday, February 5, 2013

Kenapa Senja?

Dalam obrolan ringan yang iseng di suatu sore menjelang malam hari, gue dan seorang teman membicarakan fenomena alam yang mungkin sedang sangat fenomenal. Senja. Kenapa gue bisa bilang fenomenal? Karena entah kalian sadari atau nggak, si senja ini sedang sering-seringnya dijadikan inspirasi, ide atau bahan tulisan yang digemari di mana-mana oleh banyak orang.

Kembali ke topik. Akhirnya kita membicarakan apa alasan dibalik kami memilih senja sebagai hal yang menarik. Dengan sebuah pertanyaan awal "Kenapa Senja?" Saat itu alasan yang gue utarakan adalah

"Karena senja itu awal dan akhir dari semua yang berjalan di dunia. Menjadi akhir bagi siapa saja yang sudah beraktivitas sejak pagi hari, maka ketika senja menjemput mereka satu per satu melepas rekatan aktivitas tersebut dan beristirahat menjemput malam yang santai. Sebaliknya bagi sebagian orang, senja menjadi titik bahwa sesaat lagi semua aktivitas yang hendak mereka lakukan akan segera dimulai. Ketika malam perlahan menjadi pekat, satu per satu mulai membiarkan diri mereka menjadi terkekang oleh aktivitas rutin. Berkebalikan tapi seolah menjadi titik awal dan akhir, layaknya alpha dan omega."

Sementara seseorang yang menjadi lawan bicara gue kali itu menjawab alasannya .. (kira-kira begini)

"Nggak sampai sejauh itu sih. Cuma lebih kepada moment atau saat terlihat jelasnya pertukaran waktu. Dari terang menjadi gelap. Seperti malam menjadi pagi, senja itu tanda pagi usai, malam menjemput."

Setelah membaca kedua alasan itu, gue baru menyadari, secara garis besar, kedua alasan itu sama aja. Bahwa senja itu menjadi penanda akan ada sesuatu yang berakhir yang mana ketika sebuah akhir menjemput, awal baru akan menanti diujung pintu pergantian. Bahwa senja adalah saat pergantian itu mengambil alih memberi ruang beristirahat bagi sebuah sisi dan membiarkan sisi lain mengambil perannya. Sehingga segala apapun yang bergerak pada hari akan tetap seimbang dan berjalan sebagaimana mestinya.

Sesederhana itu, keseimbangan itu berjalan dan terlihat jelas pada bagaimana alam mengajarkan dengan ringan. Mungkin tidak pernah teramati dengan seksama, berlalu begitu saja, tapi menyimpan maknanya sendiri.

Tulisan ini bisa salah, bisa benar. Tidak pernah ada pendapat yang seratus persen serupa. Hanya ada yang mirip tapi tak pernah menjadi sama yang identik. Tulisan ini dibuat kala senja di Selasa, 5 Februari 2013 sedang merah keunguan. Sempurna, anggun, dan menenangkan. Lalu "Kenapa Senja" bagi kalian? :D

Wednesday, January 23, 2013

Sebuah Kisah Cinta Segitiga : Dilema

Sebuah buku menggugah gue untuk sedikit menuliskannya. Kalian boleh menebak mengapa atau mungkin setelah membacanya ada yang memahami mengapa. Yang pasti ketika gue tergugah, itu karena gue tertarik dan suka. Gue lupa apa istilahnya ini, yang pasti ini merupakan sepenggal cerita di bagian belakang sebuah novel berjudul Dilema. Silahkan dibaca :

Estrella : Ini bukan kisah cinta segitiga seperti yang kau pikirkan
Kira : Cinta hanya punya ruang untuk dua orang bukan tiga
Adri : Tuhan tak pernah membiarkan kita kesepian 
Suatu ketika, aku ingin menceritakan kisah panjang tentang kami. Tentang tiga manusia yang jatuh cinta, cemburu, patah hati, tertawa, sakit dan kehilangan. 
TENTANG TIGA MANUSIA YANG MENGHARAPKAN HAL PALING UTOPIS : SELALU BERSAMA TANPA ADA YANG TERLUKA 
Ini kisah tentang kami bertiga yang saling bersitatap sekaligus memunggungi
Dan ini bukan kisah cinta segitiga seperti yang dia pikirkan, tetapi bisa saja seperti yang kau duga.

Gue sendiri, belum baca isinya, entah bagaimana kisah didalamnya. Paling tidak buku ini seolah menawarkan sesuatu. :)

Tuesday, January 22, 2013

Rangkaian Tenang

Kalau kamu biarkan aku merangkai tenang
Dari jejeran abjad yang tersusun acak
Menciptakan barisan makna yang tak ingin ku bagi dengan siapa saja
Membiarkan kalian membacanya, mencoba menerka-nerka apa dibalik itu

Aku tak urung berlari, memutar arah
Hanya untuk sekadar mencari helaan nafas yang ringan
Sesak ini sudah terlalu lama mengukung
Membuat muak, ingin melayang mencipta guratan di tepi awan yang bergelayut

Kata siapa aku tak seharusnya berandai
Jika hanya itu nyata yang dapat ku rasa meski khayal menepuk pundak
Biar ini terus bergerak
Aku tak peduli kata mereka atau kalian

Lalu apa kamu bagi aku menjadi semakin buram
Tak terjamah meski sudah ku gali lebih dalam
Semakin dekat semakin hancur makna yang ada
Maka biar aku merangkai tenang

Thursday, January 17, 2013

It's Daylight and The World

Mari sedikit berkomentar. Setiap denger lagu pasti kalian punya opini masing-masing entah karena liriknya atau penyanyinya. Nah beberapa bulan yang lalu gue pernah nulis di blog soal Daylight Project. Kalau nggak sempet baca silahkan diklik tulisannya.

Nah setelah selesai, video itu seperti apa yang gue bayangkan, sungguh memberi ruang bagi siapa saja untuk berpartisipasi dan menuangkan perasaannya. Menjadi medium yang mendekatkan semua orang dari seluruh dunia. Dan Maroon 5 berhasil melalui lagu Daylight ini.

Lalu baru-baru ini gue melihat sebuah video klip Daylight lagi yang mana Maroon 5 bekerja sama dengan Playing Music For Change Project. Lagi lagi sebuah videoklip yang menyenangkan dan seolah membawa semangat persatuan dengan menyatukan berbagai orang dan membawanya menjadi sebuah keindahan.

Entah apa yang kalian pikirkan saat mendengar lirik dan lagu Daylight, tapi buat gue apa yang ingin disampaikan Maroon 5 melalui lagu ini adalah berani menjadi diri sendiri, persatuan dan kesamarataan bagi siapa saja di muka bumi telah tercapai dan sampai di seluruh dunia. Maroon 5 tidak hanya menciptakan sebuah lagu yang fenomenal, dibicarakan dan digandrungi di seluruh dunia tapi berhasil membawa makna positif lagunya. Buat gue Daylight ini lebih dari sekadar lagu.

Silahkan di lihat ini video klip official Daylightnya :


Dan yang ini Maroon 5 - Daylight (Playing Music for Change) :




Ayo Menari Bersama KISS

Banyak hal yang bisa kita buat, mungkin nantinya punya arti buat seseorang atau sesuatu. Tapi yang lebih penting sejauh apa kita ingin melakukan itu dan segimana kita mencintai apa yang kita lakukan. Menurut gue, apapun itu yang lo lakukan karena lo tertarik, karena lo menikmati setiap prosesnya dan karena lo mencintai jadi bagian dari hal itu, semua pasti akan menghasilkan sesuatu yang luar biasa.

Gue yakin, di luar sana masih banyak orang yang begitu ingin dan tertarik mempelajari kebudayaan Indonesia. Sebegitu banyak kebudayaan yang ada di Indonesia, sebanyak itu jugalah bentuk dari media kebudayaan yang dapat kita pelajari. Melihat dari apa yang rutin gue ikutin sejak kecil, gue selalu memilih nari sebagai alat untuk memahami lebih apa itu Indonesia. 

Tarian tradisional, tidak pernah menjadi medium yang sederhana. Setiap gerakan, setiap hentakan dan harmonisasi dengan musiknya membawa pesan dan kisah tersendiri. Ketika belajar nari, kita gak akan menjadi hanya sekadar penari. Percaya deh, itu yang buat nagih dan pengen lagi pengen lagi. 

Awalnya gue ikut nari cuma karena seneng, siapa yang bisa nyangka gue berhasil ke Eropa karena nari. Itu yang gue bilang ketika apa yang lo cintai membawakan sesuatu yang tidak pernah lo bayangkan sebelumnya. Udah nari sambil jalan-jalan dan nilai lebihnya bahwa gue dan teman-teman gue berhasil menjadi agen kebudayaan, membawa nama Indonesia dan memperkenalkannya kepada dunia. 

Nah kebetulan beberapa temen gue punya niat yang super buat ngebentuk sebuah komunitas untuk terus membudayakan tarian dan musik Indonesia biar kita semua yang menyukai, tertarik, dan mencintai tari dan musik bisa bareng-bareng belajar dan terus nambah kemampuan kita. Namanya KISS (Kultura Indonesia Star Society). Percaya deh, gabung sama kita itu menyenangkan! Pengalaman akan terus bertambah, kenangan terus siap dirajut, nama Indonesia siap terus dikibarkan :D

Penasaran sama apa sih KISS itu, apa makna dibalik namanya dan apa aja yang biasa kita lakukan bareng-bareng silahkan cek ini : WELCOME!


Atau silahkan follow twitternya : @KulturaINA ! (silahkan langsung di klik)

Kami semua menunggu partisipasi dan kehadiran kalian. Pssst, mau ada trial session loh tanggal 21 dan 25 Januari 2013 ini di Studio Nari-Nari Kemang, biayanya 50rb buat dua sesi. Mau nanya-nanya bisa mention ke @KulturaINA atau email ke : kulturaina@yahoo.com atau ke Steffi : 08159700402 / Risty : 0818161726 ! Ditunggu :D

PS : Ada selipan wajah gue di video dengan baju Betawi dan Dayak hihihi