" Three words I can sum up everything I've learned about life: it goes on. " Robert Frost

Thursday, June 28, 2012

Cerita 2010 bersama SMM !


We've been there ! Eiffel Tower.


Tari Enggang, Dayak, Kalimantan




THE ONE AND ONLY,  SMM !!! 

Kerinduan ini membuncah, rasanya ingin kembali mengulang setiap detik yang pernah kita lalui disana. Di tempat nun jauh dari tanah air, budaya baru dan keseharian baru yang sangat berbeda. Kita bersama dalam hitungan hari yang tidak sedikit. Kita berbagi suka dan duka melewati segala rintangan yang menghadang. Bukan hanya sekadar berbagi hari kita berbagi juga berbagi cerita yang akan selalu terkenang. Tak dapat diulang apalagi dilupakan begitu saja. Waktu terus berjalan, kini hampir genap 2 tahun saat itu berlalu, tapi tak pernah ada satu kenangan pun dalam momen yang sempat hilang. Foto ini berbicara banyak, memberi pojok kenangan untuk terus hidup. Berharap suatu saat nanti akan ada kesempatan untuk mengulang cerita dan kebersamaan kita, Dubai-Swiss-France. 


Tari Naiyak Padi, Sumatera Barat


Kamar heboh di Martigny.


Pakarena is in the top !


Dubai, menanti pesawat kita tiba.


Masih tetap, kamar heboh di Martigny, Swiss.


Naiyak Padi yang tak terlupakan.


Studio !!!


Vulcania..




I MISS US :)


Tari Kipas Minang, Sumatera Barat


Gelar Pamit 


Bus selama di Martigny :')


Aaaah Indonesia :')

- NDN


The Script, 12 November 2011

Ini cerita lama. Udah berlalu beberapa bulan tapi sampai sekarang belum sempat gue ceritakan. Sedikit mau berbagi, kesenangan pertengahan bulan November tahun lalu, ketika akhirnya grup band asal Irlandia yang digawangi oleh Danny,Glen,dan Mark itu akhirnya menyambangi Indonesia. Ya siapa lagi kalau bukan The Script.

Sebenarnya bukan fans yang udah lama gitu sih, pertama kali sangat menikmati lagu The Script itu tahun 2009, inget banget waktu itu lagi di Bandung, di salah satu mobil temen, ceritanya saat itu mau test masuk unpad. Nah, salah satu temen gue muterin lagu itu berkali-kali selama perjalanan disana. Teracuni lah gue dan akhirnya kecanduan dengan lagu... yaaa tidak lain dan  tidak bukan The Man Who Can't Be Moved yang sangat fenomenal.

Itu lah awal dari kegilaan dengan The Script. Lirik lagunya juga makin dibaca makin punya makna hahahaha. Beberapa waktu yang lalu, gue pernah ngepost soal lirik-lirik lagu The Script yang paling ngena buat gue, walaupun gak satu-satu dikasi tau itu lirik dari mana, tapi yang pasti itu sekumpulan lirik lagu mereka yang ngena banget.

Sebagaimana fans pada umumnya, ketika diumumkan mereka mau ke Indonesia, perasaan untuk menonton konser mereka pun menjadi menggebu-gebu. Berbagai cara dilakukan termasuk berburu tiket dan menghemat uang jajan. Untungnya, tiket The Script tidak semahal harga tiket biasanya, mungkin karena konser ini menjadi bagian dari acaranya Guinness Arthur's Day yang rutin diadain setiap tahun dan dilakukan di banyak negara. 

Arthur's day sendiri dibuat untuk mengenang Sir Arthur yang ngebuat Guinness. Dan memang perayaan ini dilakukan rutin setiap tahunnya. Biasanya nih ada tradisi, bareng-bareng ngangkat botol atau gelas yang berisi Guinness tapi karena di Indonesia, tradisi ini nggak dilakukan, cuma si The Scriptnya  sama MC nya doang yang ngangkat gelas untuk melanjutkan tradisi tersebut. Kita penonton sih cuma ngeliatin doang.

Open gate dari jam 6 terus kita mulai masuk dari jam 7 karena ini serangkaian acara, jadi banyak pengisi acara dulu yang tampil, nah karena cukup lama, gue sempat bosen juga kelamaan nunggu, sampe akhirnya di tengah konser sekitar jam setengah 9an gue udah duduk di lantai di antara kaki-kaki orang hahahhaa. Akhirnya hampir jam 10 muncullah The Script dan seketika lelah itu terbayar sudah !

Ini dia list lagunya malam itu 12 November 2011, Pullman Ballroom, Central Park. : 
- You Won't Feel a Thing
- Talk You Down
- We Cry
- The Man Who Can't Be Moved
- If You Ever Come Back
- Before The Worst
- The End Where I Begin
- Science and Faith
- Nothing
- Deadman Walking
- Rusty Halo
- Breakeven
- For The First Time

Akhirnya, nonton konser The Script juga. Rasanya nggak usah ditanya sih, namanya seneng sama bandnya ya pasti jadinya seneng banget. Nggak terkatakan. Rasanya nyanyi-nyanyi langsung dikelilingi ratusan hingga ribuan orang yang sama menikmatinya setiap lagu yang dibawakan dan bernyanyi bersama serta ngeliat langsung mereka nyanyi di depan mata. Nggak tergantikan deh perasaan dan moment waktu itu :D

Ini beberapa foto konser dan tiketnya waktu itu  (selama konser ngambil fotonya lewat bb jadi gambarnya gak bagus hehehe ) :


Ini dia tiket konsernya 


Selama Konser





The Script membawa bendera Indonesia di akhir konser





Nonton konser bareng Maya, Tita dan Tommy (yang ngambil foto)




- NDN



Wednesday, June 27, 2012

Kini Ruang Ini Masih Terlalu Sempit

Kala itu kita bertemu, bersitatap dalam makna. Aku pikir itu hanya sekadar tatap tanpa makna yang tak mungkin mencipta jejak. Lalu hari berganti, ku pikir tak pernah ada yang berubah. Apalah arti sebuah tatap. Hingga kita sampai pada satu titik, aku tersadar ada rasa yang menyelinap masuk perlahan, tanpa meninggalkan bunyi atau mencipta gerak. Hanya saja, terasa pasti mengambil satu sisi di sebagian hari. Berulang kali aku menyangkal apa yang kini ada, aku tak ingin menggubrisnya apalagi memahaminya lebih jauh. Bagiku ini cukup. Bukan, bukan karena aku ingin mengingkari, hanya saja, tidak pantas rasanya terus membiarkannya hidup sementara tempat ini masih begitu sesak. Belum cukup ruang yang ada untuk terus membiarkannya tumbuh. Mungkin nanti kala yang lain siap ku tebang habis, maka ku siapkan tempat untuk kau tumbuh dan hidup. - NDN

Ibu Suri "Dee" Pemberi Inspirasi

Selalu ada pasti penulis yang menginspirasi siapa saja yang seneng ngebaca. Gue sendiri bukan pembaca buku-buku berat yang ngebahas hal-hal penting. Bukan pembaca bukan berarti nggak pernah baca, cuma ya nggak sering, seperlunya aja gitu. Kaya misalnya kalau lagi seneng atau tertarik sama judulnya ya dibeli bukunya, dibaca. Nah, yang paling seneng gue baca itu buku fiksi. Seiring berjalannya waktu, pasti materi bacaan pun berubah-ubah. 

Misalnya dulu pas masih muda hehehe bacaan gue jelas teenlit, nggak boong deh, kalau dulu selalu baca teenlit dan ngefans abis-abisan sama Primadonna Angela, Ken Tarate, Esti Kinasih, Sitta Karina. Iya mereka itu tuh yang sempet membuat gue gila dengan teenlit ataupun novel remaja.

Beranjak waktu nih, gue mulai seneng sama Djenar Maesa Ayu, duuh itu tulisannya bener-bener banget, lugas, berani dan apa adanya. Disitu mulai ngeliat sisi lain penulisan yang selama ini gue tau cuma teenlit, setelah Djenar, gue bertemu idola baru, Dewi "Dee" Lestari. Nah ini dia tulisan dan bukunya lah yang buat gue sangat amat ingin jadi penulis. Cerita yang nggak sederhana dan selalu penuh kejutan, bahasa yang super kerennya, dan rangkaian cerita yang sulitnya minta ampun buat ditebak. 

Berawal dari Recto Verso, itu gue baca pas gue SMA lupa kelas berapa. Disana gue habis jatuh cinta masuk ke dalam rangkaian kata-kata yang dibuat Dee. Setiap ceritanya ngasi gue kebebasan buat ngerangkai atau ngebangun imajinasi gue sendiri. Waktu itu gue yakin kalau gue uda fix pengen jadi seorang Dee suatu hari nanti.

Sedikit banyak, dia juga yang mempengaruhi gaya penulisan dan gaya pemilihan kata-kata hampir dalam setiap tulisan gue. Bukan menjadi plagiator, cuma menjadikan dia inspirasi. Setiap orang dalam menghasilkan suatu karya pasti punya inspirator nah gue menjadikan Dee sebagai sosok yang menginspirasi itu.

Sekarang, semua buku Dee udah habis gue baca, nggak ada yang nggak buat jatuh cinta. Mungkin di luar sana banyak yang udah baca bukunya Dee, banyak juga yang mengagumi sosoknya karena tulisan yang dibuatnya. Dia memang pantas buat itu, Serial Supernova-nya udah jadi bukti bahwa butuh pengetahuan dan bukan pekerjaan sembarangan. Keliatannya mungkin gampang, tapi tanpa observasi, pengetahuan dan kesiapan yang mantap tulisan hanya akan menjadi tulisan tanpa menjadi sebuah karya yang mampu diingat oleh banyak orang.

Intinya tulisan ini, gue pengen bilang setiap orang pasti punya sosok yang menginspirasi, sebuah karya dihasilkan pasti karena ada influence dari banyak pihak salah satunya sosok itu. Selain itu untuk menghasilkan suatu tulisan banyak hal yang harus diperhatikan dan dipersiapkan. Karena pada intinya setiap karya yang kita hasilkan tentu ingin mendapatkan apresiasi dari orang lain, maka jangan buat tulisan sembarang tulisan, do it something with your heart. Diperlukan hati, pengetahuan ( banyakin baca buku dan cari referensi ) dan niat yang mantap. Perjalanan ini masih panjang, tapi selama perjalanan menghasilkan tulisan yang bagus, Dee akan terus mengambil bagian dari itu. :D

Oia, satu lagi, akhirnya gue berhasil ketemu Dee. Selama ini susah banget kayanya mau ketemu doang. Kemarin itu akhirnya ada kesempatan. Ada booksigning buku terbarunya Dee , Partikel. Dan akhirnya ketemu lah gue di Gramedia, Grand Indonesia dan akhirnya semua buku Dee gue sudah resmi bertanda tangan. Waktu itu kesana bareng Tita dan Yosi. 

Beberapa foto-foto Supernova waktu paket Supernova ini sampai di gue, 3 Mei 2012 :




Beberapa foto di Gramedia, GI :



Ketemu Ibu Suri :D


- NDN

Friday, June 1, 2012

Suatu saat nanti..

Lalu aku berjalan menuju sudut yang dulu pernah kita huni bersama. Begitu banyak rangkain cerita yang sampai kini tersimpan rapi dalam benak ku. Tak pernah terlintas dalam sudut pikiran ini bahwa titik kebersamaan kita akan menjadi titik lemah ketidakmampuan ku untuk melepas kenangan indah kita. Cerita kita tidak pernah biasa, begitu banyak, begitu dalam. Aku melalui yang terbaik dan yang terburuk bersamamu. Namun sebagaimana layaknya setiap perjumpaan, akhirnya disambangi juga oleh perpisahan. Dimana ada jabat tangan disudut yang lain lambaian tangan pun menyambut. 

Aku tak pernah menyesal, aku hanya ingin tidak pernah menemukan akhir bersamamu. Mustahil. Aku paham. Hanya saja bagiku, aku hanya ingin terus tersesat dalam labirin permainan hari kita. Aku tak ingin terburu menyelesaikannya. Aku hanya ingin terus tersesat bersamamu. Entah sampai kapan, entah untuk apa. Betapa aku nyaman berada dalam lingkup medan magnet mu membuatku enggan beranjak walau hanya untuk sekadar menyicip rasa manis yang disuguhkan di luar sana. Bagiku bersemayam dalam pahit bersamamu lebih baik dari apapun yang ditawarkan di luar sana.

Aku tau ujung jalan sudah semakin dekat menyambangi kita. Aku paham jalan kita tak lagi beriringan bersama. Hanya saja semakin kita terpisah atau memisahkan diri, akan semakin dekat rasa yang kita miliki. Sejauh apapun aku menjauh, sekencang apapun aku berlari menuju titik yang berbeda denganmu, sekuat apapun aku menangkal gaya tarik yang kau cipta, akan semakin jauh, akan semakin kencang, dan semakin kuat lah aku masuk ke dalam palung yang kau cipta. Kita hanya semakin dekat dari hari ke hari. Dan rasa ini tak pernah padam. 

Mungkin belum saat ini. Mungkin suatu saat nanti. Entah kapan. Aku hanya ingin menikmatinya saat ini. Bersamamu. Seperti setiap harinya dalam beberapa tahun lalu.