" Three words I can sum up everything I've learned about life: it goes on. " Robert Frost

Wednesday, August 29, 2012

D.I.A

Aku sedang jatuh cinta pada sosok yang akrab di mata dan lekat dalam ingatan. Dia seperti sengatan lebah yang menusuk tajam, seperti deburan ombak yang berkejaran lepas mencipta merdu yang berkelanjutan, seperti awan abu-abu yang mencipta teduh, seperti senja jingga yang mencipta semburat merah. Dia layaknya semua hal yang aku gilai, hidup dan bernafas dalam satu jasad yang dapat ku rasa kehadirannya, melalui senggolan ringan di bahu kala kami jalan bersisian, melalui sesungging senyum yang tercipta kala kami tak sengaja bersitatap, melalui sebuah tepukan hangat di pundak kala kami saling mendukung dan bertukar sapa dan melalui sebuah jabat tangan yang tercipta atas bahagia. Sudah lama kita begini? Kita memang sudah lama begini, tapi rasa ini baru saja hidup, menggeliat bebas tak sempat ku cegah apalagi dihentikan. Ku pikir tak akan pernah jadi begini, mendamba dia yang erat dengan hari. Aku pikir belum ini saatnya, tapi ternyata aku salah. Debar ini datang sendiri, bukan atas pinta, bukan pula dengan izin. Terpleset lalu enggan berdiri kembali. Menemukan senyum dibalik setiap detak yang tercipta. Terima kasih menghampiriku kini, mungkin sudah saatnya. 

Tuesday, August 28, 2012

Seperti Semua yang Berpasangan di Dunia Ini

Kadang ada saat-saat yang lo rindukan itu bukan pengen diulang tapi pengen terus ada di sana sampai sekarang. Berharap apa yang dulu lo buat nggak kejadian, bahkan mungkin sekalipun itu bukan kesalahan yang lo lakukan tapi jelas lo yang nanggungnya sekarang. Bukan, bukan karena lo nggak menghargai apa yang lo punya sekarang, tapi karena lo ngerasa yang sekarang jelas punya lubang besar yang dulunya ketika lo sama mereka itu nggak pernah ada. Gimana lo ngeliat mereka sekarang masih tetap ngejalanin hari-hari bareng dan masih terus erat bergandengan sementara lo di sini tertinggal bukan karena mau lo, tapi karena keadaan yang buat semuanya jadi kaya gitu. Bahwa dulu waktu se singkat apapun adalah hal yang sangat lo syukuri, sekarang lo ngejalanin semuanya dan tumbuh jadi orang yang semakin masuk ke dalam, membenci keramaian dan jauh dari rasa percaya. Bukan karena tidak ada orang yang pantas dipercaya, tapi karena terlalu banyak kepercayaan yang sudah terbuang sia-sia. Kita pasti pernah mimpi indah tapi satu yang harus tetap buat kita sadar nggak selamanya kita bisa hidup di dalam mimpi. Ada saatnya bangun dan menghadapi kenyataan meski nyata tidak menawarkan kebahagiaan sama seperti yang dimiliki mimpi. Hidup itu misteri. Berjalan terus tanpa sempat dihentikan, apa yang lo punya sekarang belum tentu akan selamanya jadi milik lo, apa yang lo sekarang nggak punya belum tentu nantinya terus nggak lo miliki. Detik ini lo "terbang" bahagia, detik kemudian lo "terperosok" duka. Gue dan lo mungkin masih lupa bersyukur, kita manusia biasa yang banyak mau, tapi kita juga manusia biasa yang cuma pengen bahagia. Tapi jelas bahagia itu nggak sesederhana itu. Banyak kemauan dan nafsu yang mengikutinya. Gue dan lo pasti pernah kehilangan, tapi percayalah, kehilangan mereka jauh lebih menghancurkan daripada kehilangan sesosok laki-laki atau perempuan yang lo cintai. Karena mereka ngajarin banyak, mewarnai setiap hari, dan menceritakan ribuan kisah yang nggak bisa digantikan orang lain bukan karena nantinya lo nggak ketemu mereka dalam sosok yang baru tapi karena setiap mereka punya sesuatu yang nggak dimiliki orang lain. Tidak ada kehilangan yang indah, tapi tidak ada pertemuan yang tidak dijemput perpisahan. Karena seperti segala sesuatu yang berpasangan di dunia ini, mempunyai rasa memiliki harus siap dengan kehilangan. 

 Mereka : Sahabat, teman, kawan.

Suatu Malam di antara Matraman - Sabang.

Mestinya tulisan ini udah gue post dari beberapa minggu yang lalu, tapi gitu deh ya, ada saat-saat nulisnya nggak lancar, jadinya kaya gak ngena. Daripada maksa mending ditahan deh hehhehe. Ini cerita soal jalan-jalan ceritanya bukber bertiga sama Cesita dan Fani. Minggu, 12 Agustus 2012, antara Matraman dan Sabang hahaha.

Rencananya sih udah lama, ngajakinnya juga ramean, tapi kejadiannya mendadak, yang bisa juga cuma kita bertiga. Akhirnya setelah mencar-mencar, gue ketemu Cesi di stasiun Tanah Abang terus kita ngelanjutin jalan ke Matraman naik Kopaja 502. Turun di sebrang Gramed Matraman dan setelah masuk kesana. Dunia sudah berbeda. Cesi seneng-seneng di antara komik dan gue joget-joget di antara novel hahahhaa.

Sampai akhirnya Cesi nggak ketemu komik Hagemaru nya, gue uda megang 3 buku (Perempuan Yang Melukis Wajah, The Coffee Shop Chronicles dan Perkara Mengirim Senja) kita nungguin Fani yang nggak nyampe juga. Sambil nunggu kita ngemper baca Benny and Mice, nyahahaha sempat ditegur satpam kalau baca nggak boleh sambil duduk, tapi satpamnya pergi ya kita duduk lagi. Sampai setengah 5 akhirnya Fani bilang ketemu langsung di Sabang aja. Yasuda, gue dan Cesi jalan ke Sabang tetep naik Kopaja 502. 

Sampai di Sabang kita keliling-keliling mutusin mau buka di mana. Akhirnya kita berhenti di ujungnya Sabang dan mutusin buat beli Roti Cane Kari Kambing yang ujungnya batal karena Kari Kambingnya gak nongol-nongol juga hhahahaha.

Kita beliin Fani Es Kelapa Muda yang dicintainya setengah mati hahaha, gue beli Jus Strawberry dan Cesi dengan Es Jeruk. Karena Fani belum nyampe juga, kita makan duluan. Gue makan Soto Daging dan Cesi Sate Padang. Dua-duanya enak, nggak mengecewakan deh. 

Akhirnya yang dinanti tiba, setelah ngobrol-ngobrol kita mutusin buat nyoba coffee shop di ujung jalan Sabang, sempet bingung antara "Kopi & Srikaya" atau "Kopitiam Oey". Ujungnya kita mutusin buat Kopitiam Oey karena tempatnya yang keliatan udah unik dari luar. Tapi someday kita juga pengen yoba "Kopi&Srikaya" soalnya dia mini-mini tenang gitu. 

Sampai di sana gue mesen Kopi susu indotjina panas, Cesi : Hot Mint Tea dan Fani : Risol Mayo sama gue lupa dia mesen minum apa (maap). Menunya unik, dekorasi ruangannya retro keren, tempatnya nyaman, makanannya enak, terutama minumannya enak banget, penyajian minumannya juga keren menggoda (saringan teh sama kopinya langsung dihidangkan di meja, dan gelasnya gelas jaman dulu gitu). Sebenernya pengen mesen banyak dari menunya. tapi sayangnya abis buka puasa sih jadi masih kenyang. 

After all, it was a great night with wonderful chit chat and superb meals. Ini ada beberapa foto yang diambil sama kita bertiga tapi jelas kebanyakan di ambil Cesi, soalnya kamera punya dia hahahhaa.

Ini menunya

Kopi Susu Indotjina Panas

Dekorasi Ruangan

Hot Mint Tea

Foto Menu di Dindingnya

Kaca Depan

Here we are

Depannya Kopitiam Oey

Bertiga lagi..


"Kepleset" ke Sahabat

This !


Entah kenapa pas ngeliat ini tiba-tiba keinginan buat nulis muncul. Padahal udah cukup lama juga gak nulis lagi. Anyway, apa yang mau gue tulis di sini adalah apa yang nongol di pikiran gue dan juga mungkin banyak orang ketika dia baca tulisan yang sama.

Klise! Pasti itu sering terpikirkan waktu ngomongin soal sepasang sahabat ya di sini sih gue ngomonginnya cewe-cowo ya. Gimana bisa itu berdua murni cuma sahabatan, pasti ada pikiran kalau salah satunya punya perasaan sama yang lain. Ya nggak bisa dihindari juga sih, ya kan, namanya lo ngabisin banyak waktu barengan, mungkin memiliki banyak kesamaan dan ketertarikan, otomatis juga obrolan nyambung, makin deket, sering curhat, makin lah intense. Lalu yang tadinya niatnya perhatian-perhatian kecil berubah menjadi kekhawatiran kalau dia kenapa-kenapa. Wajar gak sih? Namanya manusia, selalu butuh perhatian. Kita sebagai manusia emang diciptakan buat nyari perhatian, gimana nggak, siapa yang mau ke mall dengan muka jelek bangun tidur, baju nggak matching? Siapa yang nggak pengen ke kampus atau ke sekolah dengan gaya yang keren terus berharap diliat sama orang lain? Jadi emang ya pada dasarnya manusia itu pengen dapet perhatian dari yang lain sebagai bukti eksistensinya. (Beberapa hari yang lalu gue baca soal ini dan setuju tapi sayangnya gue lupa baca dimana). 

Balik lagi ke topik, ya pasti akhirnya perhatian-perhatian itu yang ngebuat kita ngerasa seneng, keseringan seneng ditambah dengan perasaan nyaman dan seringnya bareng (lama-lama ya seringnya mikir soal dia, lah hampir tiap saat ngobrol atau apa-apa cerita ya kan) itu yang ngebuat ada lah perasaan itu. Nggak salah, siapa yang bisa nolak datangnya perasaan lebih itu sih. Hidup kan aneh, diminta nggak nongol, pas nggak diminta nongol sendiri. Daripada susah dan ribet mending ya udah nikmatin aja.

Hayoo, siapa yang nggak pernah kepleset "seneng" sama sahabatnya? Kalau gue sendiri sih pernah lah, tapi nggak pernah pengen sampe jadian sih. Lebih enakan seneng-seneng doang, gue lebih seneng deg-degannya kalau tiba-tiba di peratiin atau gregetannya kalau dicuekin. Bukan gak mau punya pacar, tapi nggak sama sahabat lah. Atau belum mungkin ya. Hahaha. Kamu kamu gimana? :D

Tuesday, August 7, 2012

Sekarang Siapa Aja Bisa Comment :)

Selama ini tanpa gue sadari ternyata blog gue tidak bisa menerima comment dari orang-orang yang berkunjung yang tidak memiliki akun google atau blog jadi gak bisa leave comment. Akhirnya gue tersadar akan hal itu dan sekarang udah di perbaiki settingannya. Jadi siapapun yang berkunjung udah bisa leave comment. 

Jadiii. EVERYBODY CAN LEAVE any comment, any suggestion, any critics, any messages, everything on my post. Would appreciate all those things because it shows me how you care on my post. Please enjoy the article and happy reading all. Me wait your comment. Thanks a lot! :) - NDN

Monday, August 6, 2012

Si Nomer Enam

Dua pemain bola ini bermain untuk timnas Italy, Azzurri. Gue penyuka angka 6 dan kebetulan menggilai dua pemain bola yang bernomor punggung (pernah memakai) no 6 di Italy ini.

Alessandro Nesta : 







Federico Balzaretti :








Angka 6 selalu membawa pada hal-hal se-keren ini - NDN

Sumber foto : Google

Sunday, August 5, 2012

Rutinitas Berubah Jadi Kewajiban. Lalu Mana Haknya?


Bingung sih sebenernya sama Jakarta, bukan karena apa-apa, tapi karena bingung apa yang harus disalahin. Gini nih, dalam ya kurang lebih dua minggu ini gue berkeliaran di jalanan Jakarta sekitar jam pergi dan pulang kantor. Ok, jam perginya nggak bisa terlalu diperhitungkan karena perginya gue agak siang, sekitar jam setengah 9 in that point sebagian besar pekerja udah pergi dong.
Nah sementara jam pulangnya nih yang menggila, kenapa? Karena ini bulan puasa dan gue selalu pulang sekitar jam 4 sampai setengah 5 dan itu gila banget padetnya. Gimana nggak, gue selalu naik metromini ke arah tanah abang itu seringnya penuh, no space, kebanyakan orang berdiri sampai pintu. Kemudian dilanjutkan dengan berkejaran sama KRL. Itu juga, nggak ada kesempatan deh buat dapet space lebih gede dari nonton konser sold out. Bahu sama bahu udah jadi penopang badan, nggak perlu deh pegangan karena toh nggak bakal jatuh juga. Padet geng!
Liat sisi lain Jakarta nih ya, kemarin kebetulan gue harus nyusulin nyokap di Taman Anggrek, jadi dari kantor gue memutuskan untuk naik metromini 502 yang biasanya terus turun di halte transjakarta Bank Indonesia, naah itu, halte udah penuh orang sampe loketnya harus ditutup sementara, uda banyak yang ke angkut baru buka lagi, jadi loketnya pake sistem buka tutup.
Belom, belom kelar sampe situ. Udah nih ngantri, kirain satu line doang tuh, eh ternyata pintu yang seuprit itu dibagi buat dua jalur, yang satu arah senayan-blok m satunya lagi ragunan. Matilah, setengah jam gue luntang lantung pantes gak maju-maju. Akhirnya karena gue mau turun di halte benhil, gue bisa ikut yang mana aja. Ikut nih gue yg ke arah Senayan setelah ngantri sekitar 45menit, jangan ngebayangin antrian biasa, ini antrian minim oksigen dan “intim” dengan orang kiri kanan.
Setelah berhasil naik transjakarta nih, ditengah jalan yang pas di depan stasiun sudirman kena macet juga nih bus, eh AC nya mati dong. Gue rasanya mau nyerah aja, kalau bisa lambaikan tangan ke kamera terus dijemput naik helicopter pasti itu akan langsung gue lakukan. Untung abang yang jaga pintu sigap, langsung nelfon pos di Blok M laporan dan memutuskan untuk nggak nambah penumpang lagi. (YA iya lah, kalau nggak gue bisa pingsan karena kurang udara dan badan lengket akut).
Turun nih di Benhil akhirnya. Tau dong betapa panjangnya halte ini dari depan Atma Jaya sampe depan Polda Metro sana. Ada promo yang jual sepaket sari roti + teh botol dengan harga 5ribu ya langsung gue beli buat buka. Duuuh yang selama ini, itu halte favorit gue karena gue bisa ngeliat pemandangan cakep dan udara sejuk, kali ini jadi penyiksaan tak berujung. Gimana nggak? Panjangnya, gue aus banget, buka masih sejam, sebadan rasanya rontok, punggung mulai nyeri karena laptop makin berat (kalau gue tulis keluhannya bisa nggak berujung).
Sampe nih di halte arah slipi. Subhanallah, penuh bener. Halte itu udah penuh orang, padet. Masuklah gue diantrian itu dan tahukah kalian? 30menit tanpa satupun transjakarta yang lewat.Antrian makin gawat, orang nambah terus, lebih padet dari konser, eh bus gak nongol juga. Daripada pingsan beneran, gue pun memutuskan buat mencari bus jenis apapun yang kea rah grogol. Padahal sumpah gue belom pernah, tapi gue yakin lah sama tingkat kehafalan gue akan jalan dan lagian hey itu lurusan doang kan.
Nunggu 5menitan ada bus arah grogol, nggak berAC tapi bodo amat. Gue naik aja, ongkosnya 2ribu kaya metromini, no nya 564 atau 546 atau 654 atau 645 atau malah bukan itu gue uda nggak ngeliat lagi yang penting naik dan Alhamdulillah ada tempat duduk. Disanalah gue berbuka sama sepaket sari roti dan teh botol yang gue beli tadi. Akhirnya jam 6.15 gue nyampe di TA dan ketemu nyokap sama yang lain.
Sampe di TA semua pada makan di Jala-Jala dan Lee Hong Kien,Chong Fen Ebi bersama teh manis dingin langsung ada buat gue. Itu indah, serius. Udah sih sebenernya nggak mau cerita itu, cuma ya itu tadi, gue masih sangat beruntung, dari sepanjang itu penderitaan akhirnya gue makan enak di tempat berAC YANG MANA belum tentu semua orang ngerasain apa yang gue rasain ya kan? Udah pantes gue bersyukur.
Yang buat gue bingung adalah kebayang kan gimana, jalanan macet total (kalau naik mobil pribadi atau bus jalur biasa), transjakarta penuh orang dan antrian panjang bermenit-menit (kalau naik bus) dan KRL padet orang (kalau naik kereta). Seolah nggak ada pilihan yang enak buat orang Jakarta. Kayanya itu uda bagian dari rutinitas dan “tugas tambahan” buat dia selain capeknya ngantor dan bangun pagi belum lagi suasana kantor,keadaan rumah,suasana hati dan segala macemnya.
Jadi kalau semua uda padet dan nggak ngasi space buat kita,warganya, apa yang salah dan yang harus dibenerin? Penduduk yang kepadetan? Transportasi yang kurang? Kebanyakan kendaraan? Atau semuanya? Gue yakin ini bukan pertanyaan yang mengelayut di benak gue doang, tapi hampir di semua orang yang merasakan apa yang gue rasakan bahkan mungkin udah sejak lama.
Ya, dari yang awalnya gue ngeluh banget, pengen nangis, nggak sanggup, sampe akhirnya gue ngerasa ya uda, buat apa ngeluh toh nggak ngubah apa-apa, uda jadi rutinitas gue secara nggak langsung. Aneh kan? Baru 2 minggu aja, gue uda kaya robot yang di setting buat menjalankan semuanya secara teratur tanpa hak buat ngeluh. Miris ya kita?

Lil' Piece of Me

Dua Tahun Yang Lalu


Entah kenapa tiba-tiba ngeliat ini langsung kangen waktu rambut masih gondrong berantakan, jaket biru buluk kesayangan, ransel hampir jebol dan coklat meleleh. Rasanya udah jauh banget tertinggal :') Sepertinya akan kembali seperti itu lagi semester ini. Kenyamanan tak tertandingi. 

Thursday, August 2, 2012

It's Overexposed me..

Sedang berselancar ria di dunia maya dan menemukan ini.. Membuat ingin skip Agustus dan September lalu berlabuh di Oktober. Iya, karena Oktober ini Maroon 5 bakal jadi kado ulang tahun paling menyenangkan ! Yihiiiiiii!!!!!

See this.. I can't resist them anymore, I'm addicted !!!

See you A.S.A.P on October hey Maroon 5 !!!!



Wednesday, August 1, 2012

Suatu Sore Relaksasi

Siapa sih yang nggak seneng, sore-sore sambil santai dengerin musik dari playlist andalan. Buat gue semua terasa lebih lengkap kalau pas sore itu lagi hujan atau paling nggak mendung dengan semilir angin yang cukup buat sejuk udara ditambah dengan secangkir kopi panas atau susu coklat/putih panas. Kadang nggak untuk ngapa-ngapain, cuma duduk santai lepas dari semua rutinitas yang buat bosen, kadang juga sambil ngumpulin  imajinasi untuk ide bikin tulisan baru atau bahkan kadang sambil nulis apa aja yang pengen ditulis.

Buat gue rileks gak cuma bisa didapat kalau pas lagi jalan-jalan ke mall atau shopping atau makan atau ngemil. Rileks bisa didapat kalau kita bisa bener-bener nikmatin waktu sendirian di teritori pribadi kita dengan hal-hal yang emang kita sukai. Nggak kebeban sama apa-apa dan bahkan seolah lupa kalau waktu terus berputar. Cuma ada gue dan kesenangan gue. Nggak perlu orang lain, nggak perlu keramaian.

Semua orang butuh waktu sendiri menurut gue, dia butuh waktu untuk sekadar berpikir akan apa dan bagaimana, akan apa yang telah ia jalani dan apa yang masih ingin ia jalani, akan apa yang ia belum relakan, akan apa yang terbentang didepannya. Semua tentang dia dan hari yang sudah,sedang dan akan ia jalani nantinya.

Ketenangan yang bisa kita dapat dari kenyamanan atas diri sendiri itu yang bisa buat kita jauh dari pikiran negatif, prasangka dan segala sifat hati dan pikiran jelek yang bisa nguasain kita. Entah kalian percaya atau nggak, kalau sedang bener-bener santai sendiri, hal yang tadinya uda overthinking yang ngebuat gue parno atau khawatir berlebih dimana ujungnya berdampak sama mood dan sikap gue yang acakadut bisa berbeda hasilnya kalau gue mikirin itu pas gue lagi di suasana sore yang gue ceritakan di atas. See, kadang kita overthinking terhadap sesuatu, kadang itu bisa ngebuat hubungan kita dengan orang lain rusak, bisa buat mood kita naik turun dan yang paling nggak ngenakin perasaan khawatir berlebihan, kita jadi gelisah dan ngerasa sebagai pihak yang terus menerus "disakiti". 

Hidup ini cuma harus seimbang, nggak perlu hal yang muluk buat itu, sambil santai juga bisa. Bukan berarti gue nulis  ini terus gue gak pernah merasa jadi orang yang berada dipihak yang "sakit". Justru gue nulis ini karena gue sering merasakan hal itu, gue orang yang insecure terhadap beberapa hal dan gampang overthinking. Makanya apa yang sering gue lakukan di suatu sore itu yang bisa buat gue setidaknya terlihat seimbang, jauh dari apa yang sebenarrnya sering berkeliaran di pikiran gue. Kita manusia, overthinking dan insecure itu hal yang wajar, tapi masa kita mau kalah sama pikiran negatif dan bertindak negatif cuma karena kita yang punya jiwa nggak bisa nundukkin jiwa dan pikiran kita, ya nggak?

Lo cuma perlu nemuin satu titik tenang lo dan lakukan itu. It helps! Really! Semua orang beda-beda, punya cara dan teknik sendiri untuk mengatasi itu, punya kesenangan dan kegilaan tersendiri. Cuma kita yang bisa ngontrol diri kita, bukan orang tua,sahabat,pacar atau siapapun. Bahkan mungkin kadang seseorang punya banyak cara buat tenang, gue juga, seperti gue senang berada di sekitar air entah itu berendam,berenang atau terguyur kuyup. Kita semua butuh variasi kan? 

Jadi pada punya cara apa untuk tenang? :D