" Three words I can sum up everything I've learned about life: it goes on. " Robert Frost

Friday, January 16, 2015

Sepotong Banda Neira dalam Sebuah Kisah

"Berjalan lebih jauh
Menyelam lebih dalam
Jelajah semua warna
Bersama, bersama" - Berjalan Lebih Jauh

Sepotong lirik itu menggugah. Menjadikan saya mencandu setiap lagu dan lirik sang pelantun. Tapi cerita kali ini bukan tentang awal ketertarikan itu. 

Ini kisah manis dibalik sampainya CD berlabel Banda Neira menjadi kepemilikan saya hingga hari ini. 

Saat itu, akhir 2013, mulanya saya bercerita kepada seseorang itu, bahwa Banda Neira mencuri hati saya. Link soundcloud itu saya kirimkan, dia pun kerap mendengar macam lagu Banda Neira bersama saya.

Entah apa yang menghipnotis namun rasanya suara Rara Sekar dan Ananda Badudu melekat erat. Pilihan lantunan yang syahdu serta lirik yang menyeret suasana menjadikan Banda Neira lekas terpantri di otak saya.

Kisah kami pun baru bermula, rasa manis itu pekat. Suatu malam, saya dan dia menghabiskan malam di sebuah angkringan, menikmati malam dan ngobrol beragam topik.

Hingga saat saya meninggalkan meja untuk suatu hal, dia meletakkan CD album itu dengan manis tepat di atas meja yang saya tinggalkan.

"Seperti hadirmu di kala gempa
Jujur dan tanpa bersandiwara
Teduhnya seperti hujan di mimpi
Berdua kita berlari" - Hujan di Mimpi

Tidak usah ditanya apa yang bergemuruh di hati kala melihat seonggok apa yang saya cari tersaji. Manis, terlalu manis, bukan hanya karena memang saya sedang mencari album itu tapi karena perhatiannya yang terlampau besar.

Rasanya jika dikisahkan tidak ada kata yang pantas bersanding dengan perasaan itu. Ini perkara sekecil atensi yang terselip, perasaan merasa dimengerti dan dipahami. Seolah membaca pikiran adalah salah satu kelebihannya. Atau memang Banda Neira sudah diletakkan di sana untuk menambah manis yang sudah kami rajut.

Hari itu, album itu, angkringan itu dan tentunya orang itu akan selalu menjadi ingatan yang manis. Semanis lirik-lirik Banda Neira yang saja kagumi. 

Tanpa permintaan, tanpa tergesa dia memilih semuanya dengan tepat. 

Seperti saya memilihnya dengan tepat hingga hari ini.

"Langit dan laut dan hal-hal yang tak kita bicarakan
Biar jadi rahasia
Menyublim ke udara
Hirup dan sesak kan jiwa" - Langit dan Laut