" Three words I can sum up everything I've learned about life: it goes on. " Robert Frost

Friday, November 30, 2012

Raksasa di Atas Sana

Aku merangkai langit menyusunnya rapi, menjadikan awan biru layaknya tirai yang hendak disingkap. Rahasia besar tersembunyi di sana, meninggalkan sejumput pertanyaan bergelayut mesra di benak. Aku mungkin belum mampu menjawab, apalagi menjelaskan satu demi satu kata demi kata. Layaknya alam dengan segala rahasianya, aku mengagumi langit biru yang terbentang luas, merasa terlindung berada di bawahnya, bagiku, langit seterik apapun, sebasah apapun, dia tetap atap raksasa yang selalu ada disana, aku tak akan pernah mampu menghindarinya. 

Sejauh apa aku memandang, sejauh apa aku berlari, ketika aku menengadah dia layaknya ibu yang tak bisa dibohongi. Dia akan tetap di sana memahami setiap yang terjadi pada aku. Rasanya tidak pantas berlari apalagi bersembunyi. 

Wahai raksasa di atas sana, teruslah begini,kala aku lupa arah rumahku, ku jadikan kau rumah besarku.

Mata Najwa : Inspiratif !

Ketenaran dan kapabilitas di bidangnya tentu tidak usah diragukan, berhasil memandu acara dengan namanya sendiri, menjadikan dia sosok yang lantas gue kagumi. Satu kelebihannya, tidak pernah terdengar sedikitpun dari intonasi suaranya merasa tertekan atau takut akan apa yang hendak ia tanyakan kepada narasumbernya. Gue dengan segala kelas yang gue ambil sekarang berharap suatu hari punya pertanyaan setaja dan kemampuan mengorek informasi setajam beliau.

Belum lagi kata-kata pembuka di setiap episodenya, pilihan kata yang menggugah, sarat makna dan tegas. Kekaguman dan pembelajaran dalam setiap episodenya terus bergulir tapi episode kali ini, membuat gue merasa suatu hari gue harus ketemu dan wawancara sama dia. Najwa Shihab itu menarik, cerdas dan inspiratif. I'm running out of words. Let's see this ...

Petikan kalimat pembuka Episode Mendadak Capres :
"Selamat malam, selamat datang di Mata Najwa, saya Najwa Shihab, tuan rumah Mata Najwa. Pemanasan 2014 kian lantang, seturut nama-nama menantang. Inilah saat politik menjelma dalam lakon melodramatik. Opera sabun siap terisi oleh kisah dizhalimi yang menguras simpati. Demam kekuasaan bermunculan dengan kedangkalan mencengangkan. Muka lama yang ngotot bertahan hingga tokoh dadakan latah." 

(baru ngedenger kalimat pembukanya aja, gue udah terkagum-kagum dan langsung terpikir kapan gue bisa sampai di titik ngebuat rangkaian kata dalam naskah kaya gitu)

Selanjutnya silahkan liat di sini :




:)

Terlihat Belum Tentu Terbaca

Tulisan ini akan jadi tulisan terakhir di bulan november 2012 atau tidak sih masih belum tau, tapi paling tidak arah mendekati ujung bulan ke sebelas tahun ini sudah kurang dari 5 jam lagi. Lalu dalam perjalanan pulang dari kampus menuju kosan, gue dan seorang teman, Cesita, menyadari bahwa semester ini berlalu sangat cepat. Nggak berasa semester ini akan segera berakhir walaupun tugas demi tugas tumbuh tanpa ada tanda-tanda mati segera. Tapi buat gue yang membuat terhenyak adalah bagaimana tahun ini berputar begitu cepat. Klasik ya, tiap tahun juga semua orang ngomong gitu. Gue punya alasan sendiri ngomong gitu.

Kecepatan mungkin kalau dibilang ini review setahun terakhir, tapi buat gue, masih terlalu banyak waktu terbuang sia-sia, yang seharusnya bisa gue kerjain buat apa malah gue biarin aja. Tapi ya uda sih nggak mau menyesali, toh udah lewat. Gue cuma masih nggak percaya aja, hampir setahun yang hanya kurang 1 bulan ini gue berhasil bertahan sejauh ini walaupun gue tau nggak jauh-jauh banget, gue masih ada di dalam lingkaran yang sama mungkin hanya tidak di dalam lapisan lingkaran yang sama.

Kalau diibaratkan dengan kuliah komunikasi internasional, ya gue udah nggak lagi di lingkaran core (inti) tapi udah sampai di lapisan semi-periphery. Pengennya daya magis lapisan core akan semakin memudar di tahun depan, sehingga gue bisa masuk ke lapisan periphery. Lalu terlepas lah gue dari semua ini.

Ini melelahkan, tidak ada juga yang pantas diperjuangkan lagi, tapi tidak semudah itu menarik diri. Bukankah menghilangkan kebiasaan merupakan hal yang sulit? Paling tidak, gue terkesima, gue sudah sampai sejauh ini,  kalau disamain sama teori kultivasi, gue yang tadinya sebagai heavy viewers, sekarang udah bisa jadi light viewers. Satu kemajuan, mungkin biasa bagi kebanyakan orang, tapi jelas kemajuan pesat buat gue.

Tulisan ini mungkin terlalu berbelit, tidak jelas ingin menyampaikan apa, tapi jika kalian mengenal gue, kalian akan paham maksud tulisan abstrak ini apa. Penjelasan-penjelasan diatas bukan lah jawaban dan tidak memiliki keterkaitan sama sekali dengan teori-teori yang dipaparkan.

Betapa abstraknya tulisan ini, menggambarkan sebagaimana gue yang terseok, tersandung, cemerlang, berantakan dan semua rasa yang campur aduk melalui tahun ini. Tapi dari ketidakjelasan tulisan ini kalian bisa melihat dengan jelas bagaimana tahun ini menciptakan banyak kegamangan bagi gue. :)

Wednesday, November 28, 2012

Film Sukarno

Sedang dalam penggarapan akan ada sebuah film Sukarno. Pastinya bakal jadi yang paling ditunggu-tunggu. Banyak hal yang melatarbelakanginya. Karena gue suka apa saja yang berkaitan dengan presiden pertama itu, kisah hidupnya yang selalu menarik buat dikupas dan digali lebih dalam dan tentunya karena penasaran sejauh apa seluruh pihak yang terkait dalam pembuatan film tersebut mampu menghidupkan kembali sosok berkharisma yang diidolakan bangsanya itu. 

Nggak gampang pasti mewujudkan apa yang terjadi dengan beliau, mulai dari karakter, pembawaan, kharisma dan terutama nama besarnya. Seluruh pengagumnya di seantero negeri ini pasti memiliki imajinasinya tersendiri, beliau hidup dalam kenangan yang mewah dan indah. Menampung segala kemungkinan imajinasi yang dahsyat tersebut pasti bukan pekerjaan yang gampang. 

Semoga film ini sukses nantinya, mampu menyisipkan rasa bangga yang memang sudah hidup begitu kuat akan sosoknya dan menambah pengetahuan serta memberikan kecerahan dibalik setiap unsur yang terkandung di film ini. 

Informasi detail bisa dilihat disini : Film Sukarno 
Bisa follow twitternya : @FilmSukarno 

:)

Tuesday, November 27, 2012

Mewakili Apa Yang Tak Lagi Mampu Diteriakkan

Meminjam sedikit petikan lirik lagu Payphone - Maroon 5 dari album Overexposed. Tidak banyak yang ingin dikatakan, rasanya tak pantas kata demi kata kembali mengalir lagi, kita sudah kebanjiran, membuat megap, tidak ada lagi spasi untuk kenyamanan. Ketika kita kehilangan kita, maka ruang pengap pun semakin mendesak, mendorong kita bertindak di luar akal. Satu dan yang lain saling bertabrakan, menghancurkan setiap apapun yang berada didekatnya hingga berkeping tak berbentuk. Kala mulut tak lagi mampu mengurai kata yang pantas diucapkan, biar sebagian lirik ini mewakili hati yang semakin tak kuasa menahannya..


You can't expect me to be fine
I don't expect you to care
I know I've said it before
But all of our bridges burned down
- Payphone

Lenyap dan Dilupakan

Ruang ini luas, memakan habis setiap bayangan yang tak lagi mampu ku tangkap. Terlalu luas untuk aku yang  merasa semakin kecil. Kehadiran ku semakin lama semakin lenyap, habis ditelan masanya. Saat aku tersadar aku tertinggal jauh jangankan mengejar, mencari celah untuk bersisian sejajarpun aku tak lagi mampu. Semakin jauh aku terpuruk semakin tak mampu kaki ini menyanggah raga untuk terus berjalan lurus. Kelelahan ini menemukan titiknya, aku terperosok ke dasar tanpa mampu memanjat kembali hingga berada di jalurku. Aku tak pernah menyerah, enggan menangisi langkah yang semakin berat, mungkin aku tinggal menunggu masa aku terkubur jauh, lalu tertinggal di sudut waktu, lenyap, lalu dilupakan.

I WANT THIS SO BAD!!

I've no idea how to describe all these things which gonna be explode soon. I just want this package. 




I'm goin' insane...





Read this and you'll know the reason why..



Let's make a wish for #decemberwish or maybe #newyearwish !!!

Monday, November 26, 2012

Tertinggal di sudut yang sama

Di satu titik, meretas jengah yang semakin menyesaki setiap rongga dada. Aku terdiam, membiarkan setiap kenangan dari cuplikan adegan dalam babak kehidupan ini kembali terulang layaknya aku duduk di sebuah karpet dibalur semilir sejuk pendingin ruangan, membuka kembali album lama yang tergeletak berdebu di sudut ruangan.

Semua seolah kembali terulang, terlihat bagaimana hari hitam dan putih silih berganti menyusun kisahnya sendiri, terkadang menitipkan sesungging senyum di ujung bibir, lalu tak pelak setetes air di sudut terbawah mata. Semua bergulir bergantian persis seperti kenangan yang terkuak, kembali aku mengulang semuanya.

Layaknya album kenangan yang berdebu, kisah yang terekam dari sejumput kenangan dan selembar moment yang tertangkap kamera, semua tidak lagi dapat terulang, lenyap sudah digerogoti waktu, tidak tercegah apalagi sempat diantisipasi.

Seindah apapun bayangan yang tercipta dari kenangan itu, seperih apapun saat itu luka tersebut menganga lebar, semua sudah terlewati, tak lagi dapat diulang, tak pula dapat diperbaiki. 

Di sana ia, tertinggal di sudut terdalam, sebagai kisah yang tak pantas dilupakan. Persis seperti album kenangan yang berdebu sekalipun akan tetap tersimpan dipojok ruangan yang sama.

Thursday, November 15, 2012

Danielle De Rossi

Cerita iseng. Dulu banget, lupa sih itu tahun berapa, tapi waktu itu De Rossi masih mukanya cupu banget, parah. Rambutnya masih pirang banget gak kaya sekarang, polos tanpa janggut dan jambang, badannya masih kurus banget buat ukuran pemain bola. Itu seinget gue sekitar tahun 2005 atau 2006 deh. 

Terus dia kan binaan asli AS Roma, digembor-gemborin tuh waktu itu, kalau dia bakal jadi pengganti Totti, calon kapten Roma di masa depan. Nyah! Gue pas ngeliat dia gimana, ngerasa "yaelah bentuknya aja cupu banget gini, kali-kali mau jadi pangeran Roma ngegantiin Totii. Jadi kapten masa iya begini."

Jengjeng! Selang berapa taun gue semenjak masuk asrama bener-bener ninggalin demen bola, ya tetep ngikutin Italy tapi Serie-A udah nggak kesentuh. Paling cuma baca koran atau majalah bola aja sesekali. Sisanya nonton bisa dibilang setahun paling cuma sekali. 

Sampe nih pas entah lah tahun berapa itu, entah dia baru berubah atau gue yang baru ngeh. De Rossi yang cupu berubah jadi tampang Gladiator sejati. Berjambang yang ngebuat rahangnya kebentuk jelas, rambutnya gak lagi pirang genjreng uda menjurus coklat keitem-iteman, dan badannya yang sudah kebentuk dan jadi lebih seksi. 

Saat itu gue langsung "Gila ini orang jadi lebih Romans dari Totti sekalipun. sejak kapan dia begini." Ngeliat dia main gimana juga, duh, gue seneng pembawaannya yang tenang, dan menunggu-nunggu kapan emosinya meledak terus mukanya murka banget. 

Sejak itu, nggak pernah ada keraguan dia bakal jadi pemain Italy lain dengan muka khas Roman yang seksi. Penampilannya juga yang konsisten ngebuat gue yakin dia bakal jadi andalan Italy selanjutnya. 

PS : No punggungnya 16 lagi hahahhaa it suits me well :D

Ini foto pas dia masih cupu sama dia yang sekarang. You will know the reason why I'm falling so hard on him.

De Rossi jaman dulu

Suatu hari di masa lalu

Euro 2012 kemarin

See him now?
*Photos from Google

Seandainya Dia Papa

Saat itu gue sedang di bus dari Blok M menuju Islamic Karawaci, agak larut malam sekitar jam setengah 9an. Keadaan bus sih padet seperti biasa, memasuki daerah senayan, bus mulai dibanjiri penumpang, sampai beberapa diantara mereka harus berdiri di sepanjang koridor bus. Gue uda siap dengan sweater berhoodie plus headset yang hanya sebelah terpasang, biar kalau ada apa-apa tetap kedengeran.

Membelah orang-orang yang sedang berdiri, sampai tibalah seorang bapak cukup tua dilihat dari wajah dan pembawaannya. Berdiri tepat di sebelah gue, dia santai, dengan menyilangkan tasnya yang terbuat dari kain batik, dan sibuk dengan hapenya yang model jaman dulu banget. 

Gue yang tadinya uda niat mau tidur, jadi sedikit gelisah. Gue liat orang-orang disekitar gue, cuek bodo semua, lanjut tidur. Pengennya sih gitu, tapi gimana ya, gue capek banget sih, tapi bapak ini udah tua pasti capek bgt kalau berdiri terus. Gue pun gak tenang, uda berusaha sok cuek (maaf mungkin kurang ajar ya gue sebagai yang lebih muda abis gimana, jalanan macet, capek banget, ngebayangin berdiri sampe Islamic mau pingsan rasanya)

Sampai di depan hotel mulia, jalanan masih ngerangkak. Pas gue nyoba merem yang keberapa kali, tiba-tiba gue kebayang muka bokap. Eng ing eng, saat itu juga gue towel-towel tuh bapak menawarkan tempat duduk gue. Dan lo harus tau betapa gak enaknya gue, karena dia dengan tenangnya bilang gini "Gak apa-apa nak, saya turun di Slipi, sebentar lagi kok. Keliatannya capek banget, saya berdiri saja." Mati gak lo Nam?!

Setelah berdebat tolak-tolakan alot, beliau tetep gak mau duduk, akhirnya gue tetep duduk. Ceritanya sih cuma gitu doang. Cuma yang pengen gue ceritain, kenapa tiba-tiba gue kaya kemasukan langsung nawarin bapak itu duduk tanpa mikir panjang adalah...

Ketika bayangan wajah bokap terlintas, satu yang gue ingat, seandainya dia Papa, yang sedang kecapekan pulang kerja, udah nggak muda lagi dan harus berdiri sepanjang jalan. Gue sebagai anaknya, pasti bakal kesel banget kalau tau ada anak muda seumuran gue yang gak mau ngebagi tempat duduknya buat bokap gue.

Gue ngebayangin bapak itu Papa. Seberapa capek sih gue dibanding bapak itu. Toh gue juga masih umur segini berdiri sejauh itu dibanding dia jelas gue masih lebih mampu. Gue kan juga gak mau Papa digituin orang. Kalau mau Papa selalu dapat perlakuan baik dari orang lain, gue juga harus memperlakukan orang lain dengan baik. 

Semenjak itu, buat ngusir setan yang menggoda di dalam diri gue, untuk ibu-ibu, bapak-bapak atau anak-anak gue selalu ngebayangin itu keluarga gue, karena gue pasti gak bakal mau mereka susah. Paling nggak sampai sekarang itu ampuh banget.

Mungkin gue bukan orang yang punya hati mulia-mulia banget, tapi paling nggak sedikit dari hati nurani kita mestinya bisa ngambil peranan lebih kuat. Kadang hidup berdampingan sama banyak orang itu harus ada yang punya hati nurani, kalau nggak hidup yang udah kejam ini bakal makin kejam lagi. Jadi nggak ada tempat buat ketenangan dan kebersamaan. Toh berdiri di bus bukan tiap hari kan, sekali-kali ini. Kenapa nggak? :D

Sunday, November 4, 2012

Aku yang Begini

Kisah ini tentang kita dalam rentang yang lebih singkat
Di mana aku menemukan kepingan cerita dalam rangkaian hangat yang sederhana
Pada detik kita bertukar pandangan
Detik itu aku mendamba kebersamaan kita

Bagai anak panah yang melesat menembus setiap yang menghadang jalannya
Perasaan yang aku kunci rapat di sudut tergelap hati dan pikiran
Perlahan mengetuk, kemudian menggedor, hingga kini menyeruak menerobos setiap sel pertahanan yang ku susun sedemikian rupa

Entah aku yang terlalu hampa
Atau kamu memberiku candu dalam setiap kehadiranmu
Yang aku tau kini aku hanya ingin terus begini
Menikmati setiap prosesnya

Mungkin lelah menentangnya
Mungkin juga bosan ingkar menipu nurani
Atau mungkin memang sudah terlalu jauh mendambamu

Daya Magis Sebuah Lagu

Beberapa lagu entah kenapa seperti ditakdirkan untuk nyantel dan ngena di hati melalui liriknya. Beberapa lainnya seolah punya daya magis sehingga siapa aja yang ngedenger seketika terbius lalu hanyut dalam lantunan nada, suara vokalisnya atau bahkan liriknya yang dalam. Ini tentang sebuah lagu yang sudah terlalu lama berdiam di playlist gue, tapi entah kenapa selama ini tidak pernah terdengar sebegitu mengena ini, sampai pada titik malam ini, dengan setumpuk kertas yang ngejelimet isinya, ketenangan malam, sayup-sayup suara pembawa acara berita di tivi dengan volume kecil, lagu ini pop up di playlist. Saat itu juga, otak yang ngejelimet, punggung yang letih memangku badan tanpa penyanggah ini rileks dan merasakan ketenangan dalam kenyamanan. Ini yang gue kategorikan "daya magis" sebuah lagu.

If I could bottled the smell of the wet land after the rain
I'd make it a perfume and send it to your house
If one in a million stars suddenly will hit satelite
I'll pick some pieces, they'll be on your way

In a far land across
You're standing at the sea
Then the wind blows the scent
And that little star will there to guide me

If only I could find my way to the ocean
I'm already there with you
If somewhere down the line
We will never get to meet
I'll always wait for you after the rain

- Adhitia Sofyan, After The Rain

Here it is :


Thursday, October 18, 2012

Hilang dan Tumbuh Tanpa Tercecap

Layaknya segumpal uap panas yang menyeruak membelah udara di antara jarak kita
Menghilang cepat tak tercecap
Layaknya pekat malam yang menutupi semburat cahaya bintang yang keemasan
Menghilang pasti tanpa sempat terlukis

Begitu juga rasa yang berontak dahsyat di sudut benak
Bergelora beriring seirama detak jantung
Kala bernafas atas bayang mu yang terus berkeliaran
Saat bergerak atas nafas mu yang terus berbisik

Aku mengagumi mu wahai pelukis senyum
Jika berdiri bersisian mampu terus membuatku melangkahi detik demi detik
Maka aku siap melangkah sejajar bersinggungan pundak
Menjadikan kamu sebagai pemicu adrenalin, pencipta rasa yang tak bisa dicegah
Hidup dan terus tumbuh seiring semakin banyaknya langkah bersisian yang kita rajut

- NDN

Kemerdekaan Utuh, Tidak Terikat Barang Sejumput

Aku tak pernah melarang kalian mencipta duga atas rasa ku
Kalian bebas menebak lalu merangkai
Menjadikan setiap kepingan sebagai acuan dari untaian cerita yang kalian pikir adalah rasa ku

Kalian pikir aku merahasiakan banyak hal
Lalu hidup atas ketertutupan yang ku selimuti dengan hangat senyum dan tawa
Tidak, aku tak menyanggah sebersit pikiran itu
Aku memang tak suka kalian baca

Kebebasan...
Mungkin bagi kalian artinya sedangkal bertindak semau jidat tanpa batasan maupun sanksi
Tapi bagiku.. 
Kebebasan sesederhana memiliki rasa yang meledak tapi kalian lihat setenang aliran air
Persis seperti air laut yang mengalir tentram
Kalian bisa berkaca tapi jangan pernah berharap mampu membacanya
Karena ia bebas, tenang yang terlihat menyimpan ribuan kemungkinan tanpa pernah tersadari

Aku pun begitu, hanya ingin sebebas itu
Aku tak suka rasa ini diumbar, dijadikan santapan bagi kalian penikmat yang selalu kelaparan
Aku egois, tapi ini kisah ku, hari ku, dan rasa ku
Aku ingin kemerdekaan utuh atasnya
Tidak terikat barang sejumput

- NDN

Monday, October 8, 2012

ENAMOKTOBER, KE DUA PULUH SATU KALI

Setelah resmi merayakan ke-enam-an gue yang ke-duapuluhsatukali. Gak ada yang bisa ngegambarin seseneng apa gue punya kalian semua, orang-orang terbaik dalam hidup gue. Ini mungkin hanya sebagian yang sangat kecil dari apa yang terekam di ingatan gue. Ada di sini ataupun nggak, gue sayang semuanya. :')

- Mereka yang Ter-HEBAT !

Nainggolan's which I Love All of Them So Bad

- Tigor !

I DO LOVE YOU GON!

- Bee selalu dengan doanya yang memacu semangat untuk masa depan ! Means everything. Supporter no.1

Pacar, Mantan, Sahabat, Saudara paling hebat 6 tahun ini

- Nantje : UMN itu dimulai dari Ratna 

Terima kasih Sahabat paling superb 

- Icang : Paling seneng gue tua hahaha

Halo FAISAL ! *buat sebel*
- Isam : *speechless*

As you do SAM!

- Imel : Ini dia radar Libra

Paham banget makna 06 dan Oktober. Simple.


- Ninda : I do love you !

No words can describe this feeling Nind


- Panjul : Selalu "pengertian"

HA-HA-HA deh


- Galuh : Si pendukung no.1

Thanks ya Luh!

- Mereka-mereka yang tetap hebat ! Sampai nessi dan veta ngasi cubitan 21 kali.

Ketika Perjalanan di UMN dimulai bersama mereka

Love us muchos!

- PRODIGY !

Saudara se-perasramaan 
- Surat ter-INDAH dari yang ter-SAYANG.

Silahkan lihat di GLORIA'S TUMBLR dan GLORIA'S BLOG disini :')

Sebesar kecintaan ku dan kamu akan laut dan senja

TERIMA KASIH SEMUANYA :)

Thursday, October 4, 2012

Kemana Aku? Kemana Kamu?

Saya tidak tau yang sedang berputar kencang melawan arah angin ini siapa?
Saya atau kamu?
Dulu rasanya yang kita tau hanya bergenggaman
Entah bergenggaman melawan angin atau malah hanyut dalam buaian angin

Tapi kini semua terasa janggal
Kita bukan hanya melepas genggaman itu
Kita melangkah menjauh, berlawanan arah
Jika dulu kita kuat karena bersama, hangat dalam genggaman
Kini kita sok kuat dengan berpisah, panas dalam jarak

Kata siapa kita manusia super?
Saya lebih rela menjadi manusia lembek tapi memiliki kamu di sisi
Daripada menjadi super namun kemudian melangkah terlalu sok mandiri
Hingga kita berdua lupa rasanya menjadi saling membutuhkan

Apa ini kawan?
Entahlah hanya guratan kegundahan hati
Kehilangan kamu namun muak dengan keangkuhan kamu
Mungkin bagi mu aku yang angkuh, lalu bagiku kamu yang angkuh

Tapi mungkin kamu lupa
Aku dan kamu mungkin terjebak dalam keangkuhan
Karena label super yang mereka berikan
Bukan karena hati kita yang berteriak memisahkan

Monday, October 1, 2012

The Ticket

I'm going to watch this band for the second time and extremely excited while waiting till 5th Oct comes!!
Here's the ticket and Bismillah !!!

Tuesday, September 25, 2012

Biar Saja..

Jalan kita tidak pernah terlihat mudah dan tidak pernah terlihat mulus. Meski tidak ku sangkal bahwa kita belum pernah mencoba melangkah beriringan secara nyata. Mungkin bagi mu apa yang terpampang jelas sudah lah nyata yang ada. Tapi kau lupa, ada sesuatu yang kasat mata, tidak terjamah, tidak tercecap, tidak juga tergambar jelas, ada saat kau hanya perlu menutup rapat mata ini, mendengar bisik yang tak terdengar lantang tapi berbunyi, melihat wujud yang tak menonjol tapi ada, merasa detak yang tak tersentuh tapi terasa. Mungkin disana kau akan paham, bahwa hati ini hidup atas kebersamaan yang terus kita kayuh. Lalu kau bertanya mungkin mengapa aku tak mempertontonkan semuanya dengan jelas, agar kau tak perlu menebak. Mungkin kau lupa tidak bersama saja sudah sulit bagi kita, apalagi berteriak lantang meminta lebih untuk eksistensi dan legalisasi kebersamaan kita yang egois ini. Atau jangan juga lupa satu hal ini, mungkin aku terlalu takut pada kenyataan yang bisa saja mencampakkan hati ini, mengoyaknya lalu melemparkannya jauh hingga ia tak lagi sempat menjadi keping namun serpih. Aku belum siap, jadi biarkan aku menikmati kesemuan iringan langkah kita. Hingga nanti semua menjadi guratan jelas yang kasar membawaku pada indahnya kayuhan kebersamaan kita. Atau biarkan ini menjadi rasa yang sempat membuncah dan berhenti beriak seiring bosannya ia pada rutinitas tanpa ujung. Biar lah..

Wednesday, September 19, 2012

Lalu Kembali Pada Satu Pertanyaan

Lalu gue sampe pada satu pertanyaan, apa sebenernya yang dicari seseorang dari mengingat kembali kenangan ? 

Kenangan jelas sesuatu yang udah lewat, udah kejadian, nggak mungkin bisa diulang segimana juga kita minta dan berdoa, berusaha sekuat tenaga bahkan sampe mikirin itu terus setiap detiknya. Namanya waktu nggak ada yang bisa diulang, setiap detik terus berputar, kalau tadi udah belok ke kanan, ya bisa sih belok ke kanan lagi tapi nggak bakal dapet cerita yang sama, isi yang sama kalau aja belok ke kanannya 2detik yang lalu, iya nggak?

Mau terus-terusan mikirin apa yang udah lewat? Ya nggak ada yang ngelarang, nggak ada juga yang salah. Cuma nggak sayang apa, kalau terus-terusan mikirin apa yang udah lewat, apa nggak makin banyak kejadian yang kelewatan gitu aja?

Misalnya nih, tadi pengen belok ke kanan, tapi ternyata ini udah jalan searah, sementara kita cuma punya waktu dikit buat segera nyampe di satu tujuan, nah sepanjang jalan (jalan pas kita belok ke kiri tadi bukan ke kanan) kita cuma mikirin betapa nyeselnya kita nggak bisa belok kanan lagi, kita ngebayangin kalau kita uda ngelewatin toko roti langganan, lampu lalu lintas yang lebih dikit dan jalanan yang lebih sepi. Sampe nih, kita lupa kalau di belokan kiri yang kita ambil itu ada toko roti baru dengan dekorasi menarik yang sebenernya udah pengen kita datengin, lupa kalau dengan lebih banyak lampu lalu lintas yang ada kita bisa ngecek hp sebentar kali aja ada sms/bbm yg penting, dengan jalanan yang lebih rame, kita jadi lebih hati-hati dan nggak asal tancap gas. iya nggak?

Ada banyak kejadian yang kita lewatin saat kita cuma kepikiran sama apa yang udah nggak bisa kita ubah lagi. Ya mungkin kejadian yang sekarang lagi kejadian, nggak bisa ngegantiin perasaan kita waktu dulu, tapi perasaan kan nggak bisa diukur dengan angka 100 kaya nilai di kampus, jadi seneng banget, bahagia bangetnya kita bisa aja berubah tergantung sejauh mana kita mau ngebuka hati dan nerima apa yang ada. Bukan dengan terus-terusan ngebandingin sama apa yang dulu pernah ada. 

Bukannya dikejer kenangan itu nggak enak? Tapi jelas bukan perkara mudah. Nulis ini jelas lebih gampang dari ngejalaninnya. Tenang, gue mungkin terlihat sok bijak disini, tapi percaya deh, gue nggak bakal bisa nulis ini kalau dulu gue yang nggak pernah dikejer-kejer kenangan. Tapi namanya manusia, kita punya akal, kita bisa dan bakal selalu bisa belajar dari apa yang pernah kita lalui. Bisa dong sekali-sekali, akal dan pikiran ngendaliin hati? :D

Siap Berbagi, Siap Resikonya

Ini bukan soal apa dan siapa yang harus paling tau, paling uptodate atau paling ngeh sama semua yang terjadi di sekitarnya dia. Ini semua kedorong dari semakin luasnya jaringan dan koneksi yang kadang bisa ngebuat kita atau seseorang masuk jauh ke dalam ranah pribadi seseorang. Bukan, bukan sepenuhnya karena kita selalu pengen tau tapi ini juga karena kita diberi keleluasaan untuk itu. 

Liat aja, berapa banyak yang setiap harinya kita bagi di twitter, fb, path, instagram atau apapun itu. Berapa banyak hal yang sudah kita sharing ke orang lain tiap harinya. Nggak salah, nggak juga bener. Toh semua punya kadar dan batasnya masing-masing. Yang nentuin batas siapa? Ya jelas kita sendiri. Mau sebanyak apa dan sejauh apa kita ngebagi hal-hal pribadi kita untuk dikonsumsi oleh massal sama khalayak luas.

Emang salah punya banyak akun di berbagai social media? Ya nggak lah, semua orang butuh tempat aktualisasi diri, salah satunya mungkin dengan berjejaring atau menumpahkan sedikit rasanya di akun pribadi miliknya. Cuma lagi-lagi kembali sama diri sendiri. Ngomel karena ngerasa direcokin orang lain? Solusinya cuma se-simple jangan buat sesuatu yang memancing rasa penasaran orang lain di sosial media. Kenapa? Karena kita semua manusia biasa yang jelas gampang penasaran sama sesuatu yang seolah emang mau dikasi ke kita tapi setengah-setengah.

Kan cuma cerita? Kalau cerita kenapa nggak sama orang nyata yang jelas bentuk fisiknya bisa kita liat. Bukannya dengan di bagi di sosial media itu bukti bahwa kita pengen ngebagi itu ke orang lain, jadi ya jangan protes kalau direcokin. Kita lah yang tau batas kita mau sampe apa. Nggak semua juga perlu dikasi tau ke orang banyak. Kecuali, kita siap dengan segala konsekuensinya termasuk dengan banyaknya omongan soal masalah kita. Siap berbagi berarti siap ditanya lalu siap ngasi penjelasan dong?

Tuesday, September 18, 2012

Goodnight Goodnight

Jam-jam kritis yang mungkin dimana, beberapa video klip atau beberapa lagu memang diciptakan untuk menggoyahkan jiwa-jiwa yang rapuh dan rentan akan terpaan lirik puitis yang kebanyakan nyamber perasaan. Lagi-lagi ini soal Maroon 5 dan maaf maaf kalau isi blog ini akhir-akhir ini banyakan soal Maroon 5, bukan karena baru "demam" Maroon sekarang, atau bukan biar blog ini rame karena Maroon bakal sangat IN untuk beberapa minggu kedepan menjelang jadwal konsernya ke Indonesia. Tapi ini cuma soal lebih banyaknya waktu yang dapat gue habiskan dengan sendiri sebagai gue tanpa gangguan dari orang lain.

Malam ini, gue cuma pengen santai-santai dan nggak pengen mikir yang berat, kalau gue inget-inget setahun kebelakang semua yang gue jalanin itu menguras abis tenaga dan pikiran seperti air bak kamar mandi yang sedang dikuras karena ingin dicuci. Ludesnya abis bis bis, kering, nggak nyisa. Lalu kemudian beberapa bulan ini, semua pelan-pelan membaik walaupun nothing stay the same. 

Lalu, malam ini gue terdampar di deretan banyaknya video konser Maroon di banyak negara, itung-itung sekalian ngafalin lagu biar kece pas konser ntar hehhee. Setelah puas ngotak-ngatik, akhirnya gue berhenti pada deretan lagu-lagu lama Maroon yang jelas nggak masuk tracklist konser mereka. Yaah, lagu-lagu dengan nada sendu dan menghanyutkan perasaan yang jelas nggak kebayang aja pas lagi konser bawain lagu kaya gitu. Tapi di satu sisi walaupun hampir mustahil gue mengharapkan loh lagu andalan malem-malem gue seperti Nothing Last Forever, Better That We Break, Goodnight Goodnight, Just A Feeling, Until You're Over Me ya yang seperti itu dibawain pas konser. 

Nah, tetep sampe sekarang sih video clip Maroon yang paling gue suka itu Goodnight Goodnight, kenapa? Gapapa sih, cuma ngena aja ke perasaan, nyes gimana gitu. Ya mungkin alasan lainnya karena gue seneng banget sama lagunya, liriknya, terus akhir-akhir ini video clipnya. Hahahaha. Mungkin yang belum liat boleh diliat, ntar gue sertakan dibawah. 

Sebenernya buat apa nulis gini? Nggak buat apa-apa sih, pengen dituangin aja, malam kan sepi, Adam Levine masih nyanyi, Humble Bee masih enak buat dikunyel-kunyel, nggak butuh banyak kata, cuma butuh ditemani banyak huruf yang berlomba-lomba minta disusun. Jadi deh ini. :D

Ini dia liriknya :

You left me hanging from a thread we once swung from together
I’ve lick my wounds but I can’t ever see them getting better
Something’s gotta change
Things cannot stay the same

Her hair was pressed against her face, her eyes were red with anger
Enraged by things unsaid and empty beds and bad behavior
Something’s gotta change
It must be rearranged, oh

I’m sorry, I did not mean to hurt my little girl
It's beyond me, I cannot carry the weight of the heavy world
So goodnight, goodnight, goodnight, goodnight
Goodnight, goodnight, goodnight, goodnight
Goodnight, hope that things work out all right, yeah
Whoa

The room was silent as we all tried so hard to remember
The way it feels to be alive
The day that he first met her
Something’s gotta change
Things cannot stay the same

You make me think of someone wonderful, but I can’t place her

I wake up every morning wishing one more time to face her
Something’s gotta change
It must be rearranged, oh

I’m sorry, I did not mean to hurt my little girl
It's beyond me, I cannot carry the weight of a heavy world
So goodnight, goodnight, goodnight, goodnight
Goodnight, goodnight, goodnight, goodnight
Goodnight, hope that things work out all right

So much to love
So much to learn
But I won’t be there to teach you, oh
I know I can be close
But I try my best to reach you

I’m so sorry, I did not mean to hurt my little girl
It's beyond me, I cannot carry the weight of a heavy world
So goodnight, goodnight, goodnight, goodnight
Goodnight, goodnight, goodnight, goodnight
Goodnight, goodnight, goodnight, goodnight
Goodnight, hope that things work out all right, yeah
Whoa, oh…
Yeah



The lyrics comes from : metrolyrics and the video clip comes from : youtube !

Maroon 5 #DaylightProject

As you all know, bahwa gue menyukai Maroon 5 menuju gila. Dari kemarin ngeliat di twitter resminya Maroon 5 soal #DaylightProject gak tau itu apa dan penasaran pastinya. Tadi barusan aja punya kesempatan buat buka dan seketika langsung tercengang, antara pengen ikutan dan miris karena gak bisa ikutan. 

Jadi, itu untuk project video clip mereka yang paling baru nantinya, otomatis dari namanya pasti pada udah tau kalau video clip itu untuk lagu Daylight. Track ke 3 di album OverExposed. Nah, disitu mereka ngajak orang-orang yang berdomisili di US untuk ikutan ngirim video ke mereka tentang banyak hal, misalnya apa yang kita sukai atau kita benci, siapa yang paling kita sayang, kalau kita tau kita akan segera meninggal kita bakal gimana, kalau kita boleh minta 3 permintaan apa dan kenapa itu, kita lagi nyanyi sambil main musik apa sampe pagi, dan banyak macam-macam list yang baru dibaca aja udah seru kayanya buat diwujudin jadi video.

Nah, terus nantinya "suara" kita lewat video-video itu bakal jadi materi untuk video clipnya Daylight. Bayangin, nanti sekeren apa jadinya !! Gue bakal akan sangat menunggu hasil jadinya. Nah sayangnya di utamain buat yang tinggal di US karena pake sistem hukum yang diatur dan mengatur sana aja. Jadi kita, fans Maroon 5 di Indonesia harus bersabar dan nunggu sampe jadinya aja deh buat ngeliat hasilnya tanpa bisa ikut berpartisipasi.

Penasaran? Liat deh ke #DaylightProject ini. Mulai dari cara ngajaknya yang kreatif, design websitenya yang menarik, sampe Adam Levine - nya yang keren banget di setiap video ajakannya bener-bener menarik deh. Sekali ngeliat aja langsung jatuh cinta dan gregetan pengen ikut. 

Atau bisa liat video ini di Youtube :


Me can't hardly wait for this! :)

Sunday, September 16, 2012

Dengar, Ngena, Nyantel

Entah ini berlaku untuk semua orang atau hanya gue yang merasakan ini. Tapi buat gue sesuka-sukanya seseorang terhadap suatu band atau musisi tapi pasti ada saat lo ngerasa dia tidak menghasilkan suatu karya seperti yang selalu lo harapkan atau seperti yang sudah biasa lo dengar. Ribet yee ngejelasinnya? Contohnya gini deh, sesimple karena gue paling seneng sama Maroon 5 dan kebetulan ya belum lama-lama banget ini dia ngeluarin album baru kan, yes Overexposed. Dengan single lepasan pertama yaitu Payphone.

Buat sebagian besar orang, payphone langsung ngehits dan nyantel di telinga dan mungkin hati mereka, tapi buat gue sebagai penggemar Maroon 5, lagu ini kalah dibanding Won't Go Home Without You. Kenapa? karena waktu pertama kali bahkan sampe sekitar lima kali gue dengerin baru itu lagu mulai ngena dan akhirnya cukup nyenengin juga (sekarang sih lagi males-malesnya denger Payphone saking terlalu banyak serbuan dari radio masa kini buat ngulang muterin lagu ini terus). Sementara waktu dulu gue denger Won't Go Home Without You, nyes langsung mengambil tempat di hati. Langsung gampang keinget dan bawaannya pengen didengerin terus. 

Eits bukan berarti OverExposed gagal buat gue, tetep beberapa lagu langsung nyantel dan sekarang megang kendali playlist gue seperti Daylight, The Man Who Never Lied, Fortune Teller, Beautiful Goodbye dan Lucky Strike. Mungkin juga nih ya, karena waktu itu gue ngerasa oh ini kok gak kaya Maroon banget ya, padahal entah bagian apa yang nggak Maroon banget, sekarang pun gue bingung. Hahahaha. Cuma waktu itu, masih lengket di ingetan gue, segimana Nothing Last Forever semenangkan itu buat gue. Tiba-tiba diserbu yang model overexposed, ngerasa nggak terima. 

Pindah ke andalan gue yang lain, The Script, ini album barunya lebih anyar lagi, #3 ! Judul albumnya simple tapi langsung ngena, sudah gue browsing kemana-mana, liat-liat lirik, denger-denger terus, dan yang baru nyantel cuma Hall of Fame dan Six Degrees of Separation, sisanya terbuang mentah-mentah. Gila, gak nyampe ke hati, gak tau kenapa, belom familiar mungkin, atau lagi-lagi kecewa karena #3 ini tidak semengena Science and Faith.

Sebagai pendengar setia Maroon 5, album It Won't Soon Before Long itu yang paling ngena dan membuat jatuh cinta berkali-kali, tidak pernah membuat bosan dan begitu ingin terus didengarkan. Sementara buat The Script album Science and Faith itu masih the best. Dengan alasan yang sama kaya si Maroon 5. Mungkin buat pendengar setia kedua band ini, mereka punya pandangan masing-masing, tapi poin dari apa yang gue ceritain panjang lebar disini...

Kadang walaupun dia atau mereka musisi andalan kita, nggak semua karya yang mereka hasilkan langsung ngena dan seneng kita dengerin terus-terusan. Buat gue sendiri, jatuh cinta pada pendengaran pertama buat suatu lagu itu penting dan itu kedepannya bakal bisa buat ngeliat sejauh apa gue suka lagu itu dan akhirnya sampai diurutan berapa liriknya mempengaruhi tingkat emosional gue dan berakhir di posisi mana dia di playlist gue. Intinya tetap sama, apakah sebuah lagu yang didengar pertama kali bisa langsung menggoncang jiwa dan menempati posisi apakah dia? 


Papan atas, Papan tengah atau Papan Bawah siap Degradasi..


 Jadi kamu gimana?

Sunday, September 9, 2012

Mungkin Aku "Terpleset"

Kamu berkata aku boleh merebahkan setiap penat yang mengganggu di pundak itu. Setiap waktu yang berlalu di antara kita entah hanya untuk sekadar menyapa lalu kemudian lenyap atau menitip kata untuk menjadi jembatan di antara rasa yang membuncah hebat. Aku dan kamu menikmati setiap kata yang tercipta, lalu kita berdua hanyut dalam diam, entah sibuk menyusun kalimat atau sibuk menenangkan gejolak yang hidup. Aku tak ingin memilih hati, aku hanya ingin terjatuh lalu tergila-gila. Tapi kamu adalah pengecualian, kamu pilihan yang membuatku terjatuh hingga menggila. Kamu paket lengkap yang selama ini aku cari. Bukan lagi rindu yang membuncah, rasa ini terus berkembang seiring dengan semakin banyaknya detik kebersamaan kita. Aku tak butuh orang lain untuk mengisi sisi kosong di sudut hati ini karena disana kau bersemayam dalam riuh dan tenang. Kamu itu ketenangan yang aku cari dari segala kerusuhan yang selalu ku ciptakan, kamu itu kedewasaan yang aku butuh dari segala kekanak-kanakan yang merajai ku, kamu itu pemecah segala kebuntuan yang menyelimutiku. Aku tak ingin yang lain cukup kamu dan segala yang kamu miliki. Sudah cukup lama aku bersama mu untuk sekadar yakin bahwa memang kamu orangnya. Mungkin kini aku yang akhirnya "terpleset" . . .

Wednesday, August 29, 2012

D.I.A

Aku sedang jatuh cinta pada sosok yang akrab di mata dan lekat dalam ingatan. Dia seperti sengatan lebah yang menusuk tajam, seperti deburan ombak yang berkejaran lepas mencipta merdu yang berkelanjutan, seperti awan abu-abu yang mencipta teduh, seperti senja jingga yang mencipta semburat merah. Dia layaknya semua hal yang aku gilai, hidup dan bernafas dalam satu jasad yang dapat ku rasa kehadirannya, melalui senggolan ringan di bahu kala kami jalan bersisian, melalui sesungging senyum yang tercipta kala kami tak sengaja bersitatap, melalui sebuah tepukan hangat di pundak kala kami saling mendukung dan bertukar sapa dan melalui sebuah jabat tangan yang tercipta atas bahagia. Sudah lama kita begini? Kita memang sudah lama begini, tapi rasa ini baru saja hidup, menggeliat bebas tak sempat ku cegah apalagi dihentikan. Ku pikir tak akan pernah jadi begini, mendamba dia yang erat dengan hari. Aku pikir belum ini saatnya, tapi ternyata aku salah. Debar ini datang sendiri, bukan atas pinta, bukan pula dengan izin. Terpleset lalu enggan berdiri kembali. Menemukan senyum dibalik setiap detak yang tercipta. Terima kasih menghampiriku kini, mungkin sudah saatnya. 

Tuesday, August 28, 2012

Seperti Semua yang Berpasangan di Dunia Ini

Kadang ada saat-saat yang lo rindukan itu bukan pengen diulang tapi pengen terus ada di sana sampai sekarang. Berharap apa yang dulu lo buat nggak kejadian, bahkan mungkin sekalipun itu bukan kesalahan yang lo lakukan tapi jelas lo yang nanggungnya sekarang. Bukan, bukan karena lo nggak menghargai apa yang lo punya sekarang, tapi karena lo ngerasa yang sekarang jelas punya lubang besar yang dulunya ketika lo sama mereka itu nggak pernah ada. Gimana lo ngeliat mereka sekarang masih tetap ngejalanin hari-hari bareng dan masih terus erat bergandengan sementara lo di sini tertinggal bukan karena mau lo, tapi karena keadaan yang buat semuanya jadi kaya gitu. Bahwa dulu waktu se singkat apapun adalah hal yang sangat lo syukuri, sekarang lo ngejalanin semuanya dan tumbuh jadi orang yang semakin masuk ke dalam, membenci keramaian dan jauh dari rasa percaya. Bukan karena tidak ada orang yang pantas dipercaya, tapi karena terlalu banyak kepercayaan yang sudah terbuang sia-sia. Kita pasti pernah mimpi indah tapi satu yang harus tetap buat kita sadar nggak selamanya kita bisa hidup di dalam mimpi. Ada saatnya bangun dan menghadapi kenyataan meski nyata tidak menawarkan kebahagiaan sama seperti yang dimiliki mimpi. Hidup itu misteri. Berjalan terus tanpa sempat dihentikan, apa yang lo punya sekarang belum tentu akan selamanya jadi milik lo, apa yang lo sekarang nggak punya belum tentu nantinya terus nggak lo miliki. Detik ini lo "terbang" bahagia, detik kemudian lo "terperosok" duka. Gue dan lo mungkin masih lupa bersyukur, kita manusia biasa yang banyak mau, tapi kita juga manusia biasa yang cuma pengen bahagia. Tapi jelas bahagia itu nggak sesederhana itu. Banyak kemauan dan nafsu yang mengikutinya. Gue dan lo pasti pernah kehilangan, tapi percayalah, kehilangan mereka jauh lebih menghancurkan daripada kehilangan sesosok laki-laki atau perempuan yang lo cintai. Karena mereka ngajarin banyak, mewarnai setiap hari, dan menceritakan ribuan kisah yang nggak bisa digantikan orang lain bukan karena nantinya lo nggak ketemu mereka dalam sosok yang baru tapi karena setiap mereka punya sesuatu yang nggak dimiliki orang lain. Tidak ada kehilangan yang indah, tapi tidak ada pertemuan yang tidak dijemput perpisahan. Karena seperti segala sesuatu yang berpasangan di dunia ini, mempunyai rasa memiliki harus siap dengan kehilangan. 

 Mereka : Sahabat, teman, kawan.

Suatu Malam di antara Matraman - Sabang.

Mestinya tulisan ini udah gue post dari beberapa minggu yang lalu, tapi gitu deh ya, ada saat-saat nulisnya nggak lancar, jadinya kaya gak ngena. Daripada maksa mending ditahan deh hehhehe. Ini cerita soal jalan-jalan ceritanya bukber bertiga sama Cesita dan Fani. Minggu, 12 Agustus 2012, antara Matraman dan Sabang hahaha.

Rencananya sih udah lama, ngajakinnya juga ramean, tapi kejadiannya mendadak, yang bisa juga cuma kita bertiga. Akhirnya setelah mencar-mencar, gue ketemu Cesi di stasiun Tanah Abang terus kita ngelanjutin jalan ke Matraman naik Kopaja 502. Turun di sebrang Gramed Matraman dan setelah masuk kesana. Dunia sudah berbeda. Cesi seneng-seneng di antara komik dan gue joget-joget di antara novel hahahhaa.

Sampai akhirnya Cesi nggak ketemu komik Hagemaru nya, gue uda megang 3 buku (Perempuan Yang Melukis Wajah, The Coffee Shop Chronicles dan Perkara Mengirim Senja) kita nungguin Fani yang nggak nyampe juga. Sambil nunggu kita ngemper baca Benny and Mice, nyahahaha sempat ditegur satpam kalau baca nggak boleh sambil duduk, tapi satpamnya pergi ya kita duduk lagi. Sampai setengah 5 akhirnya Fani bilang ketemu langsung di Sabang aja. Yasuda, gue dan Cesi jalan ke Sabang tetep naik Kopaja 502. 

Sampai di Sabang kita keliling-keliling mutusin mau buka di mana. Akhirnya kita berhenti di ujungnya Sabang dan mutusin buat beli Roti Cane Kari Kambing yang ujungnya batal karena Kari Kambingnya gak nongol-nongol juga hhahahaha.

Kita beliin Fani Es Kelapa Muda yang dicintainya setengah mati hahaha, gue beli Jus Strawberry dan Cesi dengan Es Jeruk. Karena Fani belum nyampe juga, kita makan duluan. Gue makan Soto Daging dan Cesi Sate Padang. Dua-duanya enak, nggak mengecewakan deh. 

Akhirnya yang dinanti tiba, setelah ngobrol-ngobrol kita mutusin buat nyoba coffee shop di ujung jalan Sabang, sempet bingung antara "Kopi & Srikaya" atau "Kopitiam Oey". Ujungnya kita mutusin buat Kopitiam Oey karena tempatnya yang keliatan udah unik dari luar. Tapi someday kita juga pengen yoba "Kopi&Srikaya" soalnya dia mini-mini tenang gitu. 

Sampai di sana gue mesen Kopi susu indotjina panas, Cesi : Hot Mint Tea dan Fani : Risol Mayo sama gue lupa dia mesen minum apa (maap). Menunya unik, dekorasi ruangannya retro keren, tempatnya nyaman, makanannya enak, terutama minumannya enak banget, penyajian minumannya juga keren menggoda (saringan teh sama kopinya langsung dihidangkan di meja, dan gelasnya gelas jaman dulu gitu). Sebenernya pengen mesen banyak dari menunya. tapi sayangnya abis buka puasa sih jadi masih kenyang. 

After all, it was a great night with wonderful chit chat and superb meals. Ini ada beberapa foto yang diambil sama kita bertiga tapi jelas kebanyakan di ambil Cesi, soalnya kamera punya dia hahahhaa.

Ini menunya

Kopi Susu Indotjina Panas

Dekorasi Ruangan

Hot Mint Tea

Foto Menu di Dindingnya

Kaca Depan

Here we are

Depannya Kopitiam Oey

Bertiga lagi..