" Three words I can sum up everything I've learned about life: it goes on. " Robert Frost

Wednesday, January 23, 2013

Sebuah Kisah Cinta Segitiga : Dilema

Sebuah buku menggugah gue untuk sedikit menuliskannya. Kalian boleh menebak mengapa atau mungkin setelah membacanya ada yang memahami mengapa. Yang pasti ketika gue tergugah, itu karena gue tertarik dan suka. Gue lupa apa istilahnya ini, yang pasti ini merupakan sepenggal cerita di bagian belakang sebuah novel berjudul Dilema. Silahkan dibaca :

Estrella : Ini bukan kisah cinta segitiga seperti yang kau pikirkan
Kira : Cinta hanya punya ruang untuk dua orang bukan tiga
Adri : Tuhan tak pernah membiarkan kita kesepian 
Suatu ketika, aku ingin menceritakan kisah panjang tentang kami. Tentang tiga manusia yang jatuh cinta, cemburu, patah hati, tertawa, sakit dan kehilangan. 
TENTANG TIGA MANUSIA YANG MENGHARAPKAN HAL PALING UTOPIS : SELALU BERSAMA TANPA ADA YANG TERLUKA 
Ini kisah tentang kami bertiga yang saling bersitatap sekaligus memunggungi
Dan ini bukan kisah cinta segitiga seperti yang dia pikirkan, tetapi bisa saja seperti yang kau duga.

Gue sendiri, belum baca isinya, entah bagaimana kisah didalamnya. Paling tidak buku ini seolah menawarkan sesuatu. :)

Tuesday, January 22, 2013

Rangkaian Tenang

Kalau kamu biarkan aku merangkai tenang
Dari jejeran abjad yang tersusun acak
Menciptakan barisan makna yang tak ingin ku bagi dengan siapa saja
Membiarkan kalian membacanya, mencoba menerka-nerka apa dibalik itu

Aku tak urung berlari, memutar arah
Hanya untuk sekadar mencari helaan nafas yang ringan
Sesak ini sudah terlalu lama mengukung
Membuat muak, ingin melayang mencipta guratan di tepi awan yang bergelayut

Kata siapa aku tak seharusnya berandai
Jika hanya itu nyata yang dapat ku rasa meski khayal menepuk pundak
Biar ini terus bergerak
Aku tak peduli kata mereka atau kalian

Lalu apa kamu bagi aku menjadi semakin buram
Tak terjamah meski sudah ku gali lebih dalam
Semakin dekat semakin hancur makna yang ada
Maka biar aku merangkai tenang

Thursday, January 17, 2013

It's Daylight and The World

Mari sedikit berkomentar. Setiap denger lagu pasti kalian punya opini masing-masing entah karena liriknya atau penyanyinya. Nah beberapa bulan yang lalu gue pernah nulis di blog soal Daylight Project. Kalau nggak sempet baca silahkan diklik tulisannya.

Nah setelah selesai, video itu seperti apa yang gue bayangkan, sungguh memberi ruang bagi siapa saja untuk berpartisipasi dan menuangkan perasaannya. Menjadi medium yang mendekatkan semua orang dari seluruh dunia. Dan Maroon 5 berhasil melalui lagu Daylight ini.

Lalu baru-baru ini gue melihat sebuah video klip Daylight lagi yang mana Maroon 5 bekerja sama dengan Playing Music For Change Project. Lagi lagi sebuah videoklip yang menyenangkan dan seolah membawa semangat persatuan dengan menyatukan berbagai orang dan membawanya menjadi sebuah keindahan.

Entah apa yang kalian pikirkan saat mendengar lirik dan lagu Daylight, tapi buat gue apa yang ingin disampaikan Maroon 5 melalui lagu ini adalah berani menjadi diri sendiri, persatuan dan kesamarataan bagi siapa saja di muka bumi telah tercapai dan sampai di seluruh dunia. Maroon 5 tidak hanya menciptakan sebuah lagu yang fenomenal, dibicarakan dan digandrungi di seluruh dunia tapi berhasil membawa makna positif lagunya. Buat gue Daylight ini lebih dari sekadar lagu.

Silahkan di lihat ini video klip official Daylightnya :


Dan yang ini Maroon 5 - Daylight (Playing Music for Change) :




Ayo Menari Bersama KISS

Banyak hal yang bisa kita buat, mungkin nantinya punya arti buat seseorang atau sesuatu. Tapi yang lebih penting sejauh apa kita ingin melakukan itu dan segimana kita mencintai apa yang kita lakukan. Menurut gue, apapun itu yang lo lakukan karena lo tertarik, karena lo menikmati setiap prosesnya dan karena lo mencintai jadi bagian dari hal itu, semua pasti akan menghasilkan sesuatu yang luar biasa.

Gue yakin, di luar sana masih banyak orang yang begitu ingin dan tertarik mempelajari kebudayaan Indonesia. Sebegitu banyak kebudayaan yang ada di Indonesia, sebanyak itu jugalah bentuk dari media kebudayaan yang dapat kita pelajari. Melihat dari apa yang rutin gue ikutin sejak kecil, gue selalu memilih nari sebagai alat untuk memahami lebih apa itu Indonesia. 

Tarian tradisional, tidak pernah menjadi medium yang sederhana. Setiap gerakan, setiap hentakan dan harmonisasi dengan musiknya membawa pesan dan kisah tersendiri. Ketika belajar nari, kita gak akan menjadi hanya sekadar penari. Percaya deh, itu yang buat nagih dan pengen lagi pengen lagi. 

Awalnya gue ikut nari cuma karena seneng, siapa yang bisa nyangka gue berhasil ke Eropa karena nari. Itu yang gue bilang ketika apa yang lo cintai membawakan sesuatu yang tidak pernah lo bayangkan sebelumnya. Udah nari sambil jalan-jalan dan nilai lebihnya bahwa gue dan teman-teman gue berhasil menjadi agen kebudayaan, membawa nama Indonesia dan memperkenalkannya kepada dunia. 

Nah kebetulan beberapa temen gue punya niat yang super buat ngebentuk sebuah komunitas untuk terus membudayakan tarian dan musik Indonesia biar kita semua yang menyukai, tertarik, dan mencintai tari dan musik bisa bareng-bareng belajar dan terus nambah kemampuan kita. Namanya KISS (Kultura Indonesia Star Society). Percaya deh, gabung sama kita itu menyenangkan! Pengalaman akan terus bertambah, kenangan terus siap dirajut, nama Indonesia siap terus dikibarkan :D

Penasaran sama apa sih KISS itu, apa makna dibalik namanya dan apa aja yang biasa kita lakukan bareng-bareng silahkan cek ini : WELCOME!


Atau silahkan follow twitternya : @KulturaINA ! (silahkan langsung di klik)

Kami semua menunggu partisipasi dan kehadiran kalian. Pssst, mau ada trial session loh tanggal 21 dan 25 Januari 2013 ini di Studio Nari-Nari Kemang, biayanya 50rb buat dua sesi. Mau nanya-nanya bisa mention ke @KulturaINA atau email ke : kulturaina@yahoo.com atau ke Steffi : 08159700402 / Risty : 0818161726 ! Ditunggu :D

PS : Ada selipan wajah gue di video dengan baju Betawi dan Dayak hihihi


Balada Amukan Si Hujan

Beberapa hari ini Jakarta dan sekitarnya diguyur hujan yang cukup deras. Enak sih, gue pribadi selalu menikmati saat-saat hujan ngeguyur deras, berlindung dibawah atap, masuk kedalam selimut, itu udah paling nyaman.Tapi disatu sisi, ketika gue ngeliat keluar dan Jakarta tiba-tiba tergenang, gue baru ngeh ada dampak besar lain yang harus ditanggung Jakarta. Gue gak tertarik buat ikut ngomentarin masalah drainase kota yang buruk, masalah sampah yang numpuk, ini salah pemerintah atau salah rakyat, atau hal-hal seperti itu. Bukannya banjir ini udah menimbulkan kesusahan dan gak perlu ditambah dengan banyak komentar yang tidak memberikan dampak signifikan aktif yang muncul dimana-mana yang jelas bukannya bantu malah buat yang ngeliat jadi makin susah otaknya. (in my opinion)

Gue cuma terenyuh saat ngeliat abang-abang sebuah franchise makanan lagi pake jas hujan dan kuyup banget saat ngelewatin genangan air di jl raya serpong beberapa jam yang lalu. Jalanan gak macet, cuma hujan lagi deres-deresnya dan genangan air cukup mengganggu buat dilewatin motor sih. Kenyataan itu buat gue agak nyeess gitu, gimana ya, disaat orang lain memilih buat didalam rumahnya ngerasa terlindungi, si mas-mas itu nggak punya pilihan lain dan belum lagi batasan waktu yang dibuat oleh si tempat dia kerja ngebuat dia gak punya waktu untuk sekadar berteduh atau jalan pelan-pelan. Padahal sepengen apa si pemesan berteduh nyaman dirumahnya, pasti si mas juga pengennya gitu. Tapi hidup selalu memilih dan berisiko kan?

Tau kok banyak pekerjaan lain yang mungkin sesulit yang dilakukan si mas itu, tapi karena tadi dia yang gue liat ya gue ngeliat masalah si hujan yang terus menerus ini dari sisi dia. Belum lagi ada kejadian lain lagi tadi pas gue di Metromini 70. ada ibu-ibu disebelah gue yang ngajak ngobrol, ya ngomongin ujan sih tapi disaat semua orang lain mengutuki hujan dan banjir, pasangan paling banyak dibicarakan beberapa hari ini, si ibu malah bilang "saya tetep bersyukur sih neng, memang banjir, saya basah kuyup mulu kalo kemana-mana, tapi udah lama banget kita kepanasan, kering, hujan tetep bawa rezeki apapun caranya, saya percaya." nyah! Gue tercengang. Ibu ini ngeliat sisi lain dari si hujan yang sempat gue ragukan akibat sulitnya gue tadi mau ke kampus dari Jakarta sana.

Kejadian lain di metromini, tadi nggak ada keneknya, si abang supir sendirian. Jadi di tengah jalan dia minggir, berenti, terus nagih-nagihin ongkos. Nah! yang buat gue berfikir adalah seyakin itu dong dia sama orang-orang yang naik turun dalam jarak dekat kan secara metromini itu gak bisa diawasi naik turunnya. Tadi ada mbak-mbak yang turun mereka rame2 ngumpulin ongkos terus dianter kedepan ke supirnya, tapi ada juga abang-abang yang naik dengan gampangnya turun tapi nggak bayar, gue yakin banget karena dari dia naik setelah gue dan turun sebelum gue dia persis ada didepan gue. Jadi, semua hanya tinggal hati nurani dan kesadaran kita kan?

Gue mungkin bukan orang yang bertemu sapa langsung sama si banjir, gue juga mungkin gak akan pernah bisa ngerasain apa yang dirasain orang-orang yang sekarang sedang ditengah banjir seberusaha apapun gue untuk mencoba memahami perasaan mereka, cuma gue gak pernah mengutuki hujan seperti gue gak suka panas. Bukan berarti gue gak mensyukuri matahari, tapi hujan selalu punya cara buat "menyelimuti". Lagi lagi ini untuk gue dan jelas gak bisa gue sama ratakan ke banyak orang.

Mungkin selimut hangat, atap dan lantai rumah yang masih kering, gak pantas dibandingi sama apapun itu yang orang lain dibelahan kota ini yang merasakan banjir dan harus berkorban basah-basahan demi kepentingan orang lain. Gue pengen hujan kali ini gak lagi "ngamuk", membiarkan matahari ngebantu semua warga yang lagi susah karena "amukan" air, supaya bisa surut, biar semua aktivitas bisa kembali berjalan seperti biasa lagi. Semoga hujan yang ramah seperti biasanya akan mampir lagi tapi tidak dalam waktu dekat atau paling gak sampe semua jadi normal. Tunggu semua pulih biar semua bisa lancar lagi. Tapi apapun itu, hidup harus terus berjalankan, kita toh tetep harus sabar walaupun mungkin terjebak banjir berjam-jam, jalanan macet, baju basah kuyup atau antrian kendaraan umum yang membludak karena berantakannya jadwal. Cukup percaya lah, semua ini akan berakhir dan akan selalu ada hikmah dari setiap kejadian (jika kata-kata retoris ini bisa sedikit melegakan hati yang membaca). Kita akan segera "pulih" bareng-bareng :')

Wednesday, January 16, 2013

Lalu Ku Beri Nama Ini Pilihan

Aku lari lalu sembunyi, memilih disakiti untuk terus dapat merasa. Tidak berani keluar apalagi berlari. Meninggalkan semua tidak pernah menjadi mudah, apalagi berharap akan ada yang memahami. Jika ini pilihan yang aku ambil, maka aku telah mengubur diri dalam kubangan luka, siap menari bersama perih dan merangkai waktu bersama duka. Tidak ada yang meminta aku memilih ini, tidak pula ada yang mengajarkan untuk menjadi sebodoh ini. Tapi aku pun tidak kuasa untuk berkata tidak dan berlalu. Sakit ini sudah terlalu dalam, apalagi luka ini. Tidak ada yang mampu mengobati bukan karena penyakit ini mematikan. Hanya saja aku yang memilih untuk hidup bersamanya. 

Halo Kamu..

Halo kamu..
Sudah lama sekali rasanya aku lelah menyimpan rasa yang terus menggedor ingin tersampaikan ini
Tapi tetap saja aku masih merasa tidak pantas untuk terang-terangan merangkai kata
Menyampaikan susunan kata dalam abjad yang tersampaikan kepada kamu

Tapi hati ini egois
Ingin sesegera mungkin memenangkan rasa, membiarkannya bebas
Tapi logika ini masih cukup kuat untuk bertahan
Dia tak ingin aku lupa keadaan kita, tak ingin aku salah mengambil langkah, hingga nantinya kamu berlalu

Aku mempertahankan ini tidak saja hanya karena aku meragu
Bukan meragu atas kamu
Hanya bimbang atas kebenaran rasa yang ku namakan sebagai milik ku ini
Aku hanya tak ingin gegabah, lalu ternyata menjerumuskan kita

Pada sisi lainnya, aku hanya tak ingin saat ini direnggut oleh ketergesaan
Hingga aku nantinya menjadi sisi yang merasa, kamu menjadi si biasa saja
Berujung luka yang tak kunjung usai tanpa jaminan batasan waktu

Sisi lainnya begini, lalu sisi lainnya begitu
Lelah bertarung dalam banyak sisi
Memperjuangkan yang seolah nyata namun tak juga berbentuk

Halo kamu..
Tidak ada yang perlu dirisaukan
Ini hanya coretan kegundahan yang menumpuk
Itu saja.. Silahkan dilupakan lalu dihapus, jangan terlalu dianggap serius.

Salah Siapa Ini?

Sensitivitas?

Hahaha entah  gue yang terlalu naif atau terlalu menyederhanakan perdebatan panjang di sebuah stasiun televisi swasta, tapi buat gue, masalah yang diangkat dalam perdebatan tadi memang bersumber dari satu kata itu. Ibarat dalam suatu pertandingan sepak bola ya kata itu lah man of the match nya. Kalau dalam sebuah karya seni ya dia point of interestnya.

Kenapa? Bukannya isu SARA? (udah mulai ngerti kali ya ini perdebatan tentang apa dan siapa)

Ya memang tentang isu SARA tapi tetep aja, jika mau diliat dengan kepala yang lebih dingin dan hati yang lebih tenang, pasti kita bisa ngeliat bahwa si kata yang gue munculin di awal tadi adalah sebab musababnya. Bukan gue ingin ikut-ikutan menyederhanakan hal ini, sikap gue dalam melihat kasus ini tetap tidak setuju dengan apapun hal yang berbau SARA dijadikan obrolan ringan apalagi dianggap tidak penting. Gue nggak setuju sama apapun itu yang bisa aja ngerusak pluralisme. Gak sok, sumpah, ini tulus. 

Coba, kalau lagi santai, liat deh, mestinya ini masalah nggak perlu jadi sebesar ini. Malah menurut gue setelah masalah ini menjadi sebesar ini, ini juga yang ngebuat SARA jadi kebawa-bawa dan semakin banyak orang yang tersinggung. 

Kesalahan fatal yang gue liat adalah minimnya kesadaran si "orang" ini untuk mengakui bahwa apa yang sempat dia lontarkan (apapun motif dibaliknya) suatu hal yang salah. Membuat gerah beberapa pihak. Cukup mengakui dan tidak perlu membesar-besarkan masalah. Tidak malah balik menyerang pihak lain dan menunjukkan sikap yang kekanak-kanakan. Itu saja cukup mungkin.

Apalagi sebagai orang yang cukup memiliki nama besar dan memudahkan dirinya untuk menjadi sorotan publik, seseorang seperti itu sudah sepantasnya lebih memperhatikan segala ucapan dan tindak tanduknya di ruang publik. Ada etika yang harus dijaga. Apa yang "orang" itu tunjukkan, membuat nilai dirinya semakin rendah dimata publik. Tidak sesuai dengan statusnya sebagai intelektual. Tindakan yang menurut gue sembrono ini semakin fatal karena dibarengi dengan reaksi dia terhadap perkembangan kasus ini. Jika saja dia lebih bisa tenang dan kalem, gue yakin paling gak, gak semakin banyak orang yang ikut-ikutan kesel sama dia. 

Buat gue, ya cukup se-simpel ini, sebagai seseorang yang bisa dibilang dipandang oleh orang banyak, sudah sepantasnya siapapun itu menjaga sikap. Selain itu, kita juga dalam menanggapi suatu kasus jangan sampai terlalu mudah terbawa arus dan melibatkan terlalu banyak subjektivitas. Sekali-kali ngeliat dari sudut pandang lain, nurunin sedikit rasa sensitivitas kita, daaan kalau kata anak jurnal jangan lupa cover both side. Biar Indonesia lebih adem lah, banyak banget udah masalah di negeri ini, jangan sampai kita makin susah aja gara-gara hal yang mestinya bisa kita minimalisir kaya gini kan? Dari semua pihak harus barengan dewasanya nih.

Yah, lagi lagi ini cuma pandangan sederhana. Gue bukan pengamat politik, bukan pula yang paham hukum, hanya sekadar memberi tanggapan. 

Bagian Memahami Diri Sendiri

Kata orang-orang, bisa bersama dan menghabiskan banyak waktu dengan seseorang yang amat mengerti kita adalah suatu rezeki yang patut kita syukuri keadaannya. Lalu ketika aku bisa bersama kamu, menghabiskan waktu dengan canda tawa, namun di satu sisi aku mengorbankan sisa perasaan ku yang lain, yang mungkin telah aku titipkan kepada orang lain, akan aku beri nama apa rasa ini? Masih patutkah aku bersyukur?

Entah lah, mungkin akan ku beri tahu kini posisi ku berada ditengah jalan, persimpangan yang besar, untuk memilih jalan mana yang akan ku tempuh, aku dilanda bimbang yang besar. Kamu dan dia berada dalam posisi yang akan selalu menjadi prioritas utama ku. Hingga aku disadarkan oleh suatu kenyataan bahwa tidak ada prioritas dalam jumlah dua. Prioritas, peringkat pertama, teratas, tidak pantas dibagi apalagi ditempati oleh dua hal yang berbeda. Jika itu terjadi, jelas tidak pantas rasanya masih menyematkan predikat prioritas atasnya lagi.

Kemudian, aku kembali tertegun, sejauh apa aku ingin melangkah benar, membayangkan seandainya aku punya keberanian dan kesempatan untuk memilih. Ralat, mungkin bukan kesempatan, tapi lebih pantas diganti kesiapan. Siap dan berani menghadapi kenyataan bahwa, kalian tidak mungkin aku satukan, tidak mungkin selamanya kalian bisa terus aku selamatkan dan ku jadikan prioritas. Hingga aku terpaku pada kesadaran baru, kapan aku siap dan berani?

Pertanyaan bertemu dengan pertanyaan lain. Tidak menyisakan kesempatan kepada jawaban untuk singgah. Bukan salah kalian, bukan juga salah waktu, hanya aku dan kebimbangan ku yang pantas menjadi penyebab dan yang harusnya bertanggung jawab atas keadaan ini. 

Saatnya nanti aku memang akan memilih, toh dari sejak lama aku paham bahwa hidup akan terus menemukan kita dengan pilihan. Bahwa pilihan ada agar kita, si manusia, yang menjalani hidup tidak selamanya bertarung tanpa perlawanan. Lalu ketika pilihan sudah dijatuhkan, maka risiko akan menguntit dibelakangnya. Semua layaknya lingkaran setan yang tidak akan pernah berujung. Kenyataan pahit? Entahlah, pahit mungkin bagi sebagian orang seperti aku yang tak siap dan tak berani memilih. Lagi lagi, hidup selalu membawamu pada persimpangan. Tenang, aku tidak akan berlalu ke mana-mana, hanya sedang mempersiapkan pilihan itu lebih lama, mengulur waktu selagi masih mampu.

Hey, bukannya aku manusia biasa? Sebisa mungkin pasti aku mengulur, semampu mungkin aku akan tetap memenangkan egois diri, membiarkan ketamakan merajai, tidak ingin dipersalahkan akan sesuatu ya, jika harga diri ini ingin sedikit mendengar, bahwa kenyataan telah membawaku kepada si pesakitan yang membuat kesalahan. Lagi lagi aku manusia biasa, dipenuhi egoisme. Untuk apa mengaku salah jika masih mampu bersembunyi?

Lalu aku terdiam, siapa penghuni hati dan logika yang sedang bertarung ini? Saling menyalahkan, tidak ingin mengalah dan merasa paling benar. Atau hanya aku dan diriku yang mampu memahami? Biarlah, aku sedang menikmatinya. Ku anggap sebagai suatu bagian menjadi lebih memahami diri sendiri.

Monday, January 7, 2013

Mungkin Cuma Hal Kecil

Dapet ide pas ngeliat sesuatu yang tadinya ada di suatu tempat cukup lama tapi kemudian hilang gitu aja. Entah itu cuma gue atau mungkin orang lain punya perasaan yang sama juga soal hal-hal kecil sentimentil sejenis. Cuma ternyata setelah gue telisik lebih dalam, gue punya keanehan, menganggap sesuatu sekecil apapun itu punya arti lebih yang sayangnya nggak semua orang yang gue harapin bisa ngerasain hal yang sama juga.

Oke, sebenernya ini cuma coretan-coretan kecil. Bahwa kadang sesuatu yang kecil, mungkin bagi sebagian orang nggak punya arti apa-apa, bisa aja means a lot buat orang yang lainnya lagi. Jadi, ini juga bisa buat gue ngaca dan mulai memahami serta mikirin perasaan orang lain juga. Mungkin selama hampir 22 tahun hidup gue pernah ngeremehin hal-hal kecil, mungkin gue lupa buat orang lain hal itu punya arti.

Hidup ini kadang nyeret kita ke dalam arusnya yang kenceng banget, bahkan ngebuat kita lupa buat nyari pegangan sebentar, lihat kanan-kiri, ngukur udah sejauh apa kita keseret, udah berapa banyak hal-hal yang kita lalui. Selama keseret pasti kita nggak ngeh sama hal-hal kecil, dimana-mana yang orang inget pasti hal-hal besar yang punya pengaruh atau dampak gede. Tapi kita, orang-orang itu, lupa, kalau aja mau sedikit narik nafas dan nggak terus ngebiarin arus ngebawa kita, pasti ada hal-hal indah dari sesuatu yang kecil yang ke-skip pas perjalanan kita tadi.

Bukannya sesuatu yang besar itu muncul dari sesuatu yang kecil dulu? Kita juga nggak langsung gede kan? Semua butuh proses, dalam proses itu semua pasti dimulai dari langkah atau hal kecil. Just a little remind :D Well, I keep some tiny little things around me, just to remember me, there're something behind those things !

Sunday, January 6, 2013

Hello 2013

Tahun baru, mestinya sih sebelum tahun ini bergulir, gue layaknya manusia biasa menutup tahun dengan resolusi. Yang sayangnya, sampe se-umur begini, gue belum pernah mencoba membuat sebuah resolusi pun. Gue bukan orang yang spontan, bukan juga yang well-organized. Gue mungkin ada ditengah-tengahnya, tapi juga bukan dengan kadar yang seimbang. Ada kala yang satu mendominasi yang lainnya.

Buat gue, setiap awal tahun yang baru, gue punya keinginan kuat dalam hati, kalau tahun ini yang akan gue jalani, akan jauh lebih baik dari tahun sebelumnya, biasa banget ya? Ya abis gimana, buat gue, hidup itu terlalu banyak kejutan, kadang yang gue minta nggak pernah dikasi, tapi yang gue gak pernah pikirin tiba-tiba aja dapet dan itu rasanya menyenangkan.

Apa yang mau gue keluhkan dari 2012? Coba dirunut, kuliah jalan adem ayem, nilai masih menyenangkan, uang jajan ya cukup cukup lebih kurang lah namanya mahasiswa naik turun sesuai tingkat kehedonan, apalagi, cinta? ya tetep gitu-gitu aja, dibilang move on ya nggak juga, dibilang nggak move on yang nggak juga, stabil lah. Banyakan seneng atau sedih? Fair enough, ada kalanya gue ngerasa terpuruk, sisi lain gue ngerasa beruntung banget. Apa yang lengket banget diingatan? Maroon 5 2nd concert maybe, nari lagi setelah sekian lama nggak, pertama kali nyobain jadi penata tarian di sebuah pentas teater, I still have a great Prodigy, semakin banyak main-main dari bus ke bus demi ngerjain tugas liputan, udah bahkan gue nggak bisa nginget lagi. Terlalu banyak yang menyenangkan sepertinya, kan kata orang-orang sesuatu yang menyenangkan lebih mudah dilupakan daripada sesuatu yang menyakitkan.

Apa yang nggak pernah berubah, yang tiap tahun masih terus gue titipin di dalam doa?

- Pengennya lebih rajin sholat
- Terus kuliah yang bener, nunjukkin ke Papa kalau apa yang dikorbankan akan ada hasilnya
- Hidup tenang adem ayem nggak punya musuh
- Sekeluarga di lindungi Allah
- Tetep harus bisa ke Italy (nggak mau tau)
- Pengennya tulisan-tulisan yang terus bertambah ini tidak hanya menjadi hiasan draft-draft di laptop tapi bisa   "numpang" di toko buku
- Be a better person every single time

Klise ya? Tapi ya gimana, hidup aja udah rumit, kalau minta yang muluk-muluk banget ntar makin susah. Mendingan gini-gini aja, seneng itu sesederhana sejauh apa kita mau bersyukur kan. Jadi, mending lebih banyak bersyukur biar hidup tetap terus indah. :D Sedikit terlambat mungkin, but better late than never kan? HAPPY NEW YEAR 2013 EVERYONE!!

Thursday, January 3, 2013

SELAMAT TANGGAL 3

Kadang ketika kaki terlalu lelah untuk terus menapak mencipta jejak
Bahu memilih bersandar lalu membiarkan rasa meledak tak terbendung
Mengikis luka yang tak kunjung sembuh, membasuh peluh yang tak henti menetes
Sebuah sandaran hangat terbuka lebar layaknya pintu rumah yang tak pernah berubah

Hari demi hari tak menawarkan ampun atas segala yang bergulir
Tidak pernah bertanya apa kaki ini masih mampu menopang
Atau kepala ini sanggup menampung
Dia berjalan tak kenal henti apalagi mampu dihentikan

Saat itu, sesosok raga yang berjiwa butuh sosok raga berjiwa lain yang berjalan beriringan
Katakan aku naif, tapi aku diajarkan untuk tidak percaya istilah sahabat
Lalu biar ku namakan ini sebagai sebuah pertemanan yang terlalu baik
Sesosok raga berjiwa yang paham dan mengenal betul bagaimana menjadikan hari yang kejam mampu terlewati




HAI YANWARDHANA!
SELAMAT MENJADI 22.

Jangan pernah bertanya pada hati apa yang menanti di depan
Atau bimbang akan langkah yang hendak dijejak
Jangan juga ragu atas apa yang mampu kau cipta di hari esok
Atau goyah akan apa yang kau miliki hari ini

Layaknya jutaan manusia yang beragam dan menjadi berbeda dengan apa yang dimilikinya
Begitu juga apa yang kau miliki utuh dalam raga yang berjiwa atas nama Emir Yanwardhana




Selamat tanggal 3..
Apa yang biasa orang lain mampu lakukan ketika kau bertemu lagi dengan tanggal yang sama ketika kau pertama kali bersentuhan langsung dengan dunia selain menitipkan doa, ya kan?

Lalu kini biarkan aku menjadi orang biasa yang turut menitipkan doa, doa yang sedikit berbeda..
- Ketika kau percaya seberapa besar langkah yang bisa kau jejak, maka tak perlu ragu sebesar itu pula aku percaya kau akan bisa
- Ketika kau sedang lelah atau muak dengan hari yang terus menua hingga menjengkelkan layaknya nenek-nenek cerewet, aku siap berbagi tawa dan keanehan yang membuat semua terasa lebih baik
- Ketika dunia semakin sibuk dan tak seorang pun sempat untuk menyapa lalu menanyakan keadaanmu, percayalah, aku selalu ada disana.

Lalu sedikit doa yang lazim..
- Semoga hujan deras akan selalu menghampirimu kala tak seorang pun mampu memberikan ketenangan yang diciptanya
- Semoga senja yang katamu mencipta tenang akan terus membuatnya menjadi sosok yang tenang dan tidak berubah malah semakin tenang seiring bertambahnya hari mu di dunia.
- Di sini sebagai seorang teman yang entah cukup baik atau tidak, aku tidak akan pernah berhenti yakin bahwa kau akan menjadi sesosok yang membanggakan suatu hari nanti.
- Doa yang terbaik, dukungan yang tidak berhenti, serta jalan yang terus beriringan semoga akan terus menjadi milik kita di kedepannya.
- Semoga setiap pertemuan dengan tanggal 3 akan terus menjadikanmu sosok yang jauh lebih baik dari sebelumnya.
- Semoga baris demi baris kata yang tersusun ini mampu melengkapi kebahagianmu hari ini.




SELAMAT ULANG TAHUN EMIR YANWARDHANA!