" Three words I can sum up everything I've learned about life: it goes on. " Robert Frost

Tuesday, February 5, 2013

Kenapa Senja?

Dalam obrolan ringan yang iseng di suatu sore menjelang malam hari, gue dan seorang teman membicarakan fenomena alam yang mungkin sedang sangat fenomenal. Senja. Kenapa gue bisa bilang fenomenal? Karena entah kalian sadari atau nggak, si senja ini sedang sering-seringnya dijadikan inspirasi, ide atau bahan tulisan yang digemari di mana-mana oleh banyak orang.

Kembali ke topik. Akhirnya kita membicarakan apa alasan dibalik kami memilih senja sebagai hal yang menarik. Dengan sebuah pertanyaan awal "Kenapa Senja?" Saat itu alasan yang gue utarakan adalah

"Karena senja itu awal dan akhir dari semua yang berjalan di dunia. Menjadi akhir bagi siapa saja yang sudah beraktivitas sejak pagi hari, maka ketika senja menjemput mereka satu per satu melepas rekatan aktivitas tersebut dan beristirahat menjemput malam yang santai. Sebaliknya bagi sebagian orang, senja menjadi titik bahwa sesaat lagi semua aktivitas yang hendak mereka lakukan akan segera dimulai. Ketika malam perlahan menjadi pekat, satu per satu mulai membiarkan diri mereka menjadi terkekang oleh aktivitas rutin. Berkebalikan tapi seolah menjadi titik awal dan akhir, layaknya alpha dan omega."

Sementara seseorang yang menjadi lawan bicara gue kali itu menjawab alasannya .. (kira-kira begini)

"Nggak sampai sejauh itu sih. Cuma lebih kepada moment atau saat terlihat jelasnya pertukaran waktu. Dari terang menjadi gelap. Seperti malam menjadi pagi, senja itu tanda pagi usai, malam menjemput."

Setelah membaca kedua alasan itu, gue baru menyadari, secara garis besar, kedua alasan itu sama aja. Bahwa senja itu menjadi penanda akan ada sesuatu yang berakhir yang mana ketika sebuah akhir menjemput, awal baru akan menanti diujung pintu pergantian. Bahwa senja adalah saat pergantian itu mengambil alih memberi ruang beristirahat bagi sebuah sisi dan membiarkan sisi lain mengambil perannya. Sehingga segala apapun yang bergerak pada hari akan tetap seimbang dan berjalan sebagaimana mestinya.

Sesederhana itu, keseimbangan itu berjalan dan terlihat jelas pada bagaimana alam mengajarkan dengan ringan. Mungkin tidak pernah teramati dengan seksama, berlalu begitu saja, tapi menyimpan maknanya sendiri.

Tulisan ini bisa salah, bisa benar. Tidak pernah ada pendapat yang seratus persen serupa. Hanya ada yang mirip tapi tak pernah menjadi sama yang identik. Tulisan ini dibuat kala senja di Selasa, 5 Februari 2013 sedang merah keunguan. Sempurna, anggun, dan menenangkan. Lalu "Kenapa Senja" bagi kalian? :D

No comments:

Post a Comment