" Three words I can sum up everything I've learned about life: it goes on. " Robert Frost

Wednesday, March 13, 2013

Instan Juga Berproses

Ada banyak hal yang bisa kita lakukan dalam setiap harinya. Ada masanya kita ngerasa semua yang kita lalui berjalan sesuai dengan keinginan hati tapi nggak jarang banyak hal yang bersebrangan dengan itu. Maunya sih setiap hari suka yang nyamperin, ninggalin si duka di pojokan. Tapi entah ini benar atau nggak, berkali-kali baca di buku ataupun nonton film, selalu aja kata-katanya ya nggak persis sama seperti apa yang gue tulis ini tapi paling nggak ini intinya "Kita nggak akan mungkin mengerti rasa senang kalau nggak pernah sedih, kita nggak bakal ngerti rasanya bahagia kalau nggak pernah ngerasain luka dan sejenisnya".

Lalu gue bertanya, itukah keseimbangan dalam kehidupan yang kita jalani. Atau itu hanya sebagian penguat perasaan seorang manusia agar dia nggak terus-terusan terpuruk atau apa. Terlalu banyak atau dan pertanyaan yang suka menggelayut tiba-tiba, namun yang pasti di satu sisi ada saatnya gue percaya penuh bahwa kalimat itu sepenuhnya benar.

Gue selalu percaya apa yang terjadi dalam hari-hari gue semuanya penuh pembelajaran. Tapi jelas gue nggak merasakan itu langsung saat itu juga. Pasti berasanya setelah beberapa saat atau bahkan berbulan-bulan setelahnya. Manusia butuh waktu untuk belajar dan mengerti. Makanya gue nggak percaya sama sesuatu yang instan.

Se-instan-instan-nya indomie tetep aja ada proses yang dilalui dan kita nggak bisa menyepelekan salah satu step dari proses yang instan itu kan? Misalnya, lebih instan buat popmie lah ya daripada rebus. Jadi contohnya buat popmie, sekali aja kita sepele ngasih air yang gak bener-bener panas, itu popmie jadi menjijikkan dan pasti kalau nggak terpaksa banget nggak bakal kemakan. Lihat kan? Perkara nyeduhnya pakai air apa aja si instan nggak lagi se-instan itu.

Sama aja kaya hidup. Kesimpulan yang gue ambil dari kalimat familiar yang udah gue sebut di awal tadi adalah kita nggak akan pernah tiba-tiba jadi seneng atau bahagia kalau aja kita nggak ngelewatin berbagai proses untuk jadi seneng dan bahagia itu, yang mungkin aja didalam proses itu terselip si duka dan luka itu. Hal ini juga berlaku kebalikannya.

Apalagi hidup ini selalu seimbang, se-sedih-sedih-nya kita saat ini kalau kita mau ngelaluin semua proses yang tersedia dengan cara yang terbaik gue percaya jalan keluar untuk ketemu pintu seneng dan bahagia itu pasti ada. Nggak ada Tuhan yang nyiptain manusia-Nya untuk terus menerus tersiksa. Cuma gimana si manusia yang merasa selalu ingin instan ini siap ngejalanin proses dan milih proses ter-instan yang mampu dia jalani dengan cara terbaiknya yang bisa ngebuat semua keseimbangan hidup itu bisa dia rasain, agree? :D

No comments:

Post a Comment