" Three words I can sum up everything I've learned about life: it goes on. " Robert Frost

Tuesday, March 26, 2013

Dalam Tubuh yang Sama

Ada hari yang terlalui dalam muram, seolah sekeliling menjadi ilusi abu-abu yang semakin lama kian pekat. Mengaburkan segala objek yang mampu ditangkap indera penglihat. Dia berjalan semakin terseret seolah luka yang dipanggulnya semakin membusuk menciptakan berat yang tak lagi mampu dipikulnya seorang diri. Mungkin saja waktu mengajarkan perih yang teramat dalam, jika bagi mereka waktu menyembuhkan, baginya waktu hanya memperdalam lubang luka yang disimpannya. Tak lagi ada ruang sembunyi dalam harinya yang semakin statis dalam arakan awan abu yang memayungi.

Menangis pun tak lagi melegakan, air mata pun enggan merambati pipinya yang semakin kusam. Hatinya terkuak semakin lebar menampakkan borok yang semakin tak manusiawi. Bukan, bukan borok hati yang mendengki, hanya borok yang tercipta akibat luka yang terakumulasi.

Konstruksi bahagia baginya kini hanya imajinasi ciptaan manusia yang terluka. Baginya semua manusia itu terluka hanya mencoba mencipta bahagia agar tak terlihat menyedihkan. Mereka semua manusia ingkar. Baginya hanya luka yang bertahan lama, abadi dalam setiap langkah yang ditempuh manusia.

Entah dia atau mereka yang ingkar atas luka dan bahagia. Jika luka dan bahagia dapat hidup berdampingan dalam waktu yang tak terbatas, maka dia dan mereka terpisah ruang yang tak berjarak. Hidup dalam kebersamaan namun saling mengingkari.

Dia dan mereka bergejolak dalam tubuh yang sama. Milik seorang perempuan yang hidup dalam kenangannya. - NDN

No comments:

Post a Comment