" Three words I can sum up everything I've learned about life: it goes on. " Robert Frost

Wednesday, February 22, 2012

Nothing Last Forever

Pernah denger dong petikan lirik lagu ini :

"It is so easy to see. Dysfunction between you and me.
We must free up these tired soul, before the sadness get us both.
I tried and tried to let you know, I love you but I'm letting go.
It may not last but I don't know, just don't know."

Familiar?

Atau mungkin lebih merasa dekat dengan lirik bagian yang ini :

"Everyday with every word whispered. We get more far away.
The distance between us makes it so hard to stay.
But nothing last forever but be honest,babe
It hurts but it may be the only way."

Iyaa.. itu kutipan lirik dari lagu Maroon 5 - Nothing Last Forever

Percaya gak bahwa semua yang ada di dunia ini gak akan pernah abadi? Paling gak satu kalimat dari lagu itu memberikan kesadaran bahwa semua yang kita miliki itu adalah ke-sementara-an.

Siapapun mungkin punya intrepretasi serta persepsinya sendiri atas lirik yang tercipta di lagu ini. Mungkin most of all bilang ini buat pacar yang soon berubah menjadi mantan pacar. One of those people adalah gue.

Selain poin ketidakadanya keabadian, gue melihat hal lain dalam lagu ini. Sesuatu apapun itu tidak hanya dalam konteks kekasih, bisa aja dalam hubungan pertemanan, pekerjaan atau passion sekalipun, sesuatu yang sudah terlihat dengan jelas ketidaksesuaian, ketidakcocokan atau apapun itu cara penyebutannya, lebih baik disudahi. Untuk apa mempertahankan sesuatu yang sudah bobrok dalamnya. Jika suatu fondasi yang dibangun perlahan roboh tentu bangunan itu tidak akan mampu bertahan lama. Menyakitkan memang mengakhiri sesuatu, tapi tidak kah kita mampu melihat sisi lain dari sakit yang tercipta? Masa depan yang bisa dapat lebih baik daripada hanya mempertahankan kehancuran yang perlahan tapi pasti menggerogoti setiap ruang yang ada.

Semua yang kita pilih dalam hidup akan membawa kita pada satu titik, bukan bagaimana kita terbawa arus kehidupan, tapi bagaimana kita menentukan langkah untuk terus mengarungi arus kehidupan. Itu poin yang terlihat oleh gue.

Bisa, bukan tidak mungkin kita bertahan dalam keadaan yang kita tau sudah sampai di titik jenuh atau batas maksimal, hanya ada dua kemungkinan atas itu..

Kesabaran dan ketekunan yang akan mengubah itu menjadi awal dan pondasi yang baru demi bangunan yang lebih kuat lagi

Atau

Menunggu hingga setiap titik kehancuran itu meledak dan menghancurkan kita berkeping-keping yang tertinggal hanya penyesalan karena tidak berani mengambil langkah lebih dulu.

Tapi, semua itu pilihan kan? Tidak pernah ada yang salah atau yang benar dalam suatu tindakan yang diambil seseorang bagi hidup yang jelas dia lebih mengetahuinya dari siapapun.

- NDN

PS : menulis posting-an ini dengan iringan "Nothing Last Forever"

1 comment: